Catching Fire
Suzanne Collins
Hetih Rusli (Alih bahasa)
Gramedia Pustaka Utama, 424 hal
Gramedia, Plaza Semanggi
Ulasan:
Saya baru saja selesai membaca buku kedua dari Trilogi Remaja, Hunger Games yang berjudul Catching Fire. Ceritanya masih menarik dan menimbulkan penasaran di babak-babak akhirnya. Mungkin dibiarkan menggantung agar ada rasa ingin tahu yang besar terhadap akhir petualangan gadis remaja bernama Katniss ini di buku selanjutnya. Jujur, sebelumnya saya tak terlalu antusias dengan kisah remaja ini. Bukan karena isinya yang diperuntukkan bagi usia muda, tapi saya tadinya tidak melihat adanya kekhususan tema yang menarik dari penulisnya. Saya membeli buku harus memiliki alasan tepat mengapa saya harus memiliki buku itu, dan saya belum menemukan alasannya untuk membaca buku ini pada waktu itu.
Hingga terbetik kabar, kisah ini akan difilmkan. Bahkan pada saat filmnya sudah muncul saya masih menganggap bahwa ceritanya pasti soal remaja yang menye-menye dan having fun. Tak ada yang lain. Dalam hal ini saya masih membandingkan antara cerita petualangan dahsyat seorang penyihir yang baru saja usai dengan remaja yang biasa-biasa saja seperti sosok Katniss ini. Dan itu tentu saja berbeda.
Saya akhirnya menonton filmnya dan menyaksikan betapa kisah ini bertema aneh. Suatu permainan yang mempertaruhkan nyawa serta distrik. Wow! Ini di luar perkiraan saya sebelumnya. Apalagi sejak saya membaca buku pertamanya berjudul Hunger Games, saya merasa ini suatu genre kisah petualangan baru. Saling bertempur habis-habisan demi menyelamatkan hidup, saling membunuh demi lolos sebagai pemenang dan saling membantu meski sebenarnya musuh. Apapun itu kisah ini mulai menarik.
Di buku kedua, penulisnya lebih menekankan peperangan batin antara Katniss dengan keluarga, terhadap "sepupu" pura-puranya-Gale, terhadap mentornya, bahkan pada Peeta, partner yang harus ia selamatkan agar tetap hidup. Pendek kata, buku kedua ini menarik karena kita lebih dapat mengenali lebih dekat lagi perasaan batin tiap-tiap tokoh. Namun ditinjau dari action-nya, isinya belum menyiratkan tentang klimaks. Mungkin akan dimunculkan di buku ketiga. Yang pasti keraguan saya akan kisah ini lenyap seiring dengan kian berkembangnya alur cerita. Sebaliknya sekarang ini saya menanti-nanti film lanjutannya
Tidak ada komentar: