Misteri Kematian Emilia
V. Lestari
Gramedia Pustaka Utama, 552 hal
Gramedia, Plaza Semanggi
Hanya seminggu saja saya menyelesaikan bacaan ini. Sebenarnya saya bukan penggemar misteri tapi kalau sudah membaca novel karya V Lestari, rasa penasaran akan tokoh pelakunya sangat mendorong kita untuk membacanya sampai habis. meskipun kadang kita sudah bisa menebak atau meleset sama sekali pelaku kejahatannya, jalinan ceritanya sekali lagi mampu membuat pembacanya tunduk untuk terus ikut menyusuri plotnya. Kadang harus berbelok ke sini, lalu ke sana, kemudian kembali lagi ke awal. Untuk tokoh, V Lestari cukup hemat dalam mengenalkannya. Hanya tokoh yang benar-benar penting dan berkaitan saja yang sering disebut.
Jalan Cerita
Kematian Emilia di suatu pagi yang cerah sangat menggemparkan warga perumahan Kemuning Wangi terutama Wulan tetangganya dan Yuliana si tukang yoghurt keliling. Mereka berdua memergoki jenazah Emilia untuk alasan dan dengan waktu yang berbeda. Sebagai tetangga dekat Wulan memiliki amanat untuk menengok Emilia yang menurut kabar suaminya, Nikolas sedang sakit dan tidur di sofa. Sementara Yuliana yang awalnya hanya ingin menawarkan yoghurt malah menjadi saksi penting yang terus dimintai keterangan seputar kejadian oleh Pandu, seorang reserse yang kebetulan kakak almarhumah.
Kisah semakin bergulir untuk mengetahui siapa pelaku pembunuhan jika dibunuh atau apa motifnya jika bunuh diri. Ada tokoh lain seperti Romi Saputra. Ia pacar gelap korban yang juga ingin mengetahui perihal kematian Emilia yang tiba-tiba. Adapula tokoh Rani, ia putri Wulan yang bersahabat dengan Yuliana. Kesemuanya saling berhubungan karena didorong oleh isu terbaru bahwa ternyata sesaat menjelang Emilia meregang nyawa dan Yuliana mengintip rumah dari jendela, ia merasa ditonjok dari depan. Dan peristiwa ini dianggap sebagai arwah yang menyerempet Yuliana sehingga tak heran ia seakan disusupi roh Emilia. Gadis ini seakan merasa mengenal tokoh lain meski baru pertama kali berkenalan. Ia seakan telah kenal lama dengan Nikolas, Romi, ataupun Pandu. Akhir cerita, ternyata si pembunuh telah menganggap enteng peran orang tua sehingga menuntun Pandu untuk menangkapnya beserta bukti yang tak disangka-sangka.
Seperti yang saya ungkapkan di awal, kisah ini khas V Lestari, tak perlu rumit karena bila kita jeli kita mampu menebak siapa pelakunya. Kekuatan ceritanya terletak pada cara mengulur waktu dengan situasi berbeda sehingga tak terasa kita akan terus membacanya sampai habis dan dengan sendirinya tabir akan terkuak begitu saja. Ciri lainnya adalah V Lestari selalu mengikut sertakan hantu atau medium untuk memperlancar plot dan mengkomunikasikan keinginan korban.
Seperti yang saya ungkapkan di awal, kisah ini khas V Lestari, tak perlu rumit karena bila kita jeli kita mampu menebak siapa pelakunya. Kekuatan ceritanya terletak pada cara mengulur waktu dengan situasi berbeda sehingga tak terasa kita akan terus membacanya sampai habis dan dengan sendirinya tabir akan terkuak begitu saja. Ciri lainnya adalah V Lestari selalu mengikut sertakan hantu atau medium untuk memperlancar plot dan mengkomunikasikan keinginan korban.
Tidak ada komentar: