Dua Menantu
V. Lestari
Gramedia Pustaka Utama, 554 hal
Indo Book Fair-Istora
Jalan cerita:
Aditya Warman terbaring koma di rumah sakit. Selama koma, rohnya berjalan-jalan dan bertemu dengan roh lain bernama Simon yang juga sama-sama pasien koma di rumah sakit itu. Mereka berdua saling bertukar cerita. Simon, seorang pemilik perusahaan farmasi merasa dirinya koma akibat ulah kedua menantunya. Ia menduga kedua menantunya meracuni dan akan menguasai perusahaan yang didirikannya apalagi setelah mendengar percakapan mereka tentang racun itu. Simon meminta tolong Aditya seandainya ia tak tertolong maka Aditya harus menyampaikan pesan kepada istrinya bahwa keluarga dalam keadaan bahaya.
Selang tak berapa lama, dengan bantuan Siska -suster yang merawatnya- Aditya selamat dari koma dan berusaha menolong keluarga Simon. Simon sendiri akhirnya meninggal dan kepemimpinan perusahaan diambil alih oleh istrinya, Ratna.
Keluarga Simon memiliki dua putri yang tidak begitu cantik. Eva yang bersuamikan Dadang dan Evi dengan suaminya Kurnia bahu membahu menjadikan perusahaan farmasi serta apotek tetap maju. Siapa sangka ternyata kedua menantu ini hanya bersandiwara menikahi kedua putri kaya. Kurnia dan Dadang hanya mengincar kekayaan dan perusahaan. Segala cara dilakukan agar tercapai tujuan hingga senjata makan tuan akhirnya menyudahi segala nafsu keserakahan.
Dalam novel ini kesan yang tertangkap adalah alur yang mirip sinetron namun dengan akhir yang tidak terduga. Apabila pembaca sabar mengikutinya pasti takkan mengira bahwa pengarang menyudahinya dengan cara demikian. Terdiri dari dua alur cerita. Alur pertama tentang permasalahan Aditya yang setelah terbaring koma justru menghadapi masa orientasi kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Ada masa-masanya Aditya diceritakan dengan porsi besar seputar teman kerja, bosnya, persahabatannya dengan Siska dan perseteruannya dengan Frans rekan kerja yang diduga menyabot proyek kerjanya. Lalu alur yang kedua tentang kehidupan keluarga Ratna dimana ulah kedua menantunya kian lama kian mengkhawatirkan. Kita akan disodori berbagai skenario yang dibuat Kurnia agar kekayaan dan kepemimpinan pabrik cepat jatuh ke tangannya.
Kali ini V. Lestari berhasil membangun ketegangan yang bertahan hingga akhir. Rasa penasaran terus larut ditingkah oleh keluguan kedua putri yang tak tahu menahu sikap suami masing-masing. Pembaca seakan terlibat manakala Aditya pun berkepentingan untuk menyampaikan pesan bahwa ada penyamun di keluarga itu. Namun Aditya cs pun dibuat pengarang hanya sampai pada batas itu saja tak lebih. Ini agak mengecewakan sebenarnya.
Akhir kata, novel ini menarik dan menegangkan.
Tidak ada komentar: