Dirty Little Secret
AliaZalea
Gramedia Pustaka Utama, 334 hal
Kompas-Gramedia Book Fair-JCC
Sinopsis:
Kisah dua anak manusia yang mencinta saat masih menjalani studi di negeri Paman Sam dan karena hubungan terlalu jauh, Jana akhirnya hamil. Ben, yang masih memiliki rencana hidup demi masa depannya meminta Jana agar menggugurkan kandungannya. Namun Jana menolak dan memutuskan untuk pergi jauh-jauh dari kehidupan Ben. Cerita melompat tujuh tahun kemudian dengan Ben yang telah sukses sebagai konsultan serta Jana yang berkarier di perusahaan Papanya. Waktu telah mengatur pertemuan mereka dalam sebuah acara penggalangan dana. Beberapa kali pertemuan akhirnya Ben mengetahui bahwa dirinya adalah seorang ayah dari dua putra kembar bernama Raka dan Erga.
Ulasan:
Lagi-lagi Alia menyodorkan kisah yang bernuansa love-hate relationship yang kelihatannya telah menjadi tema yang terus diusung oleh pengarangnya. Mungkin inilah penggambaran bahwa cinta tak harus semudah itu diterima. Ada tawar menawar tertentu yang jadi pertimbangan. Satu sisi ingin menyambung kembali benang yang putus satu sisi lagi ada keengganan untuk berlanjut karena khawatir oleh bayang-bayang masa lalu. Kemasannya sederhana dengan plot yang tak rumit. Ditambah tokoh-tokoh yang berada di seputar antara Ben dan Jana. Namun jujur saja, kali ini saya tak menemukan greget saat membacanya. Tak ada rasa yang membuat saya ikut terlibat secara emosi seperti saat membaca The Devil in Black Jeans. Pendeknya dari sisi penokohan, saya tak menemukan apa yang disebut pertalian rasa. Seperti ada yang kurang dan eksekusi akhir yang terlalu gampang meskipun hampir seluruh novelnya bisa ditebak.
Anyway, sebagai sebuah kisah tentang keluarga yang ditambah dengan kehadiran anak, pengarang sepertinya ingin merambah ke tahap yang lebih tinggi. Namun menurut saya ini justru kekurangannya. Dalam hal masih disibukkan oleh perasaan yang tak bisa dikompromikan, pengarang menjejalkan dengan anak-anak, seakan anak adalah pelengkap saja demi bergulirnya kisah sehingga plot agak kurang mumpuni.
Tidak ada komentar: