Enam buku kembali. Ya, apa mau dikata saya hanya bisa memilih enam buku saja sebagai yang terbaik. Tidak lima apalagi sepuluh buku. Enam itu pas. Baiklah, tahun ini saya benar-benar paceklik bacaan.
Selain memang tidak meluangkan waktu secara khusus untuk membaca genre selain yang saya sukai, juga karena saya sedang dilanda bosan oleh tema yang sedang berseliweran. Alhasil keenam buku yang saya pilih ini benar-benar mewakili perasaan saya yang kadang bosan kadang semangat sekali dalam membaca.
Yuuk mari...
1.Malaikat Kegelapan oleh Tilly Bagshawe
Buku hasil terjemahan ini secara alur kisah sangatlah mempesona. Tak hanya karena kepiawaian pengarangnya saja tapi terjemahan yang bagus cukup memberi andil untuk memberikan poin bahwa novel bergenre drama kriminal ini sungguh sayang dilewatkan. Dan kalau kita telusuri kisahnya akan ada semacam clue atau petunjuk yang mengarah ke pelakunya.
Ini semacam permainan pikiran yang tentu saja merangsang kita pembacanya untuk mencari-cari dan menebak siapa gerangan yang paling bersalah dan harus menanggung akibatnya. Menarik dan seru sekali.
2. Di balik Kegelapan oleh Tilly Bagshawe
Mungkin karena terpikat oleh karangan Tilly Bagshawe, mungkin juga karena kangen dengan karya besar Shidney Sheldon, saya akhirnya memburu dan membaca novel Tilly satu lagi.
Serupa dengan pilihan yang pertama, alur kisahnya memukau dan mampu membuat saya terus mengikuti kisahnya. Bukan semata karena nama besar Sheldon saja tapi karena dalam novel ini tokoh yang diulas dan menjadi kuat selalu wanita. Dan biasanya tokoh wanita yang digambarkan hanya dua; kalau tidak gagah dan pemberani atau malah naif sekali dengan akhir cerita yang tak disangka-sangka.
3.Pasung Jiwa oleh Okky Madasari
Bila kita sesekali menoleh dari novel fiksi yang murni, ternyata ada banyak novel fiksi lain yang memiliki muatan humanis. Novel ini menyuarakan realita dan kepedihan namun tidak mengurangi kesan bahwa novel ini menarik baik sebagai tema dan penyampaian pesan. Ada sesuatu yang harus diperjuangkan serta direnungkan setelah membaca ini.
4. The Silkworm oleh Robert Galbraith
Kenapa ya, Robert Galbraith selalu menulis cerita yang benar-benar dahsyat? Bahkan dengan membaca sinopsisnya saja kita semakin penasaran dibuatnya. Tak diragukan lagi olahan tangan dingin pengaranglah yang membuat novel ini begitu menarik. Gaya penceritaan Rowling adalah daya tarik utama yang masih diharapkan setelah era Harry Potter berakhir. Dan untuk jenis kriminal dengan latar dunia penulis, Rowling masih terbaik dalam menuangkan gagasan dan alur.
5.Gelombang oleh Dee
Buku ini sarat dengan berbagai pemikiran dan perlu menoleh ke belakang untuk mengingat kembali rentetan kejadian masa lalu dari novel terdahulu pula. Apa yang ditawarkan oleh Dee adalah pengembangan pikiran dan wisata imajinasi melalui mimpi. Karakter yang begitu kuat juga menjadi andalan. Novel ini menarik.
6.Segenggam Daun di Tepi La Seine oleh Wuwun Wiati
Ini novel amore debutan baru yang layak dilirik bagi mereka yang menyukai hal-hal romantis dengan latar Perancis. Novel yang ringan dan sederhana namun berbobot dalam isi. Pengarangnya memang masih terbilang baru dalam menelurkan novel bergenre roman bahkan bisa dibilang baru terdengar di tahun ini. Tapi saat membaca saya merasa pengarang cukup mahir dalam mempermainkan emosi dan mampu mengatur jeda demi menciptakan 'Peak'-nya.
Kelebihan lainnya adalah pengarang tinggal di Perancis dan tahu seluk beluk wilayah serta karakter orang Perancis.
Nah, itulah buku yang saya anggap benar-benar terbaik, dipandang dari sudut kisah, alur, latar, tokoh dan akhir ceritanya. Masih ada beberapa yang juga menarik namun keenam buku inilah yang memang membuat saya hanyut dalam kisah.
Tidak ada komentar: