The Eternal Wonder- Pencarian yang Hakiki
Pearl S. Buck
Gramedia Pustaka Utama, 381 hal
Gramedia, Gandaria City, Jkt
Sinopsis
Randolph 'Rann' Colfax adalah sosok anak muda yang antusias dalam mencari makna hidup. Setiap hal yang tersembunyi selalu mengundang rasa ingin tahu yang besar darinya. Ada kalanya ia mampu memahami setiap aturan yang sudah tertata oleh alam semesta, namun ada pula yang membuatnya gamang dan terus mencari dan mencari.
Sejak kecil Rann adalah pribadi yang unik, bisa juga dibilang aneh. Kala teman lainnya selalu riang bermain dan berkelompok, ia selalu memilih untuk sendirian. Dan ia lebih suka mengamati.
Untunglah ia dibesarkan oleh orangtua yang paham akan kondisi dirinya. Meskipun sang Ayah meninggal cepat, Rann masih mampu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus berkecamuk di dalam pikirannya.
Berbagai pengalaman baru ia reguk mulai dari pertemuannya dengan kakeknya yang tinggal berdua dengan pelayan di apartemen, profesor pembimbingnya Dr. Sharpe, Lady Mary wanita matang yang memberi tumpangan gratis selama berbulan-bulan, berkeliling dunia mulai dari New York, melintasi Samudra Atlantik dengan kapal, kastel tua di pinggiran London, hingga ke Perancis.
Dari keseluruhan itu hatinya hanya tertambat oleh sosok wanita muda, Stephany Kung yang justru memberi arti lebih dalam tentang hidup dan bagaimana mengambil keputusan.
Ulasan
Saya baru pertama kalinya membaca novel karya Pearl S. Buck ini. Sekalinya membaca, saya merasa terpukau oleh isi novel ini. Tak semata unik tapi berisi dalam arti yang lebih luas. Sesuatu yang jarang saya temui dari sekian kali membaca novel selama ini. Seperti ada semacam pengetahuan, biografi, perjalanan dan juga perenungan yang begitu jelasnya hingga saya menduga mungkinkah ini cermin perasaan hati pengarangnya?
Kalau toh bukan bagian dari pengarangnya, betapa mendalamnya dalam menggali isi pikiran seseorang, terutama manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sesuai dengan judulnya, pencarian memang selalu menjadi nama tengah tokoh bernama Rann ini. Arti hakiki sendiri adalah sesuatu yang abstrak.
Awalnya saya penasaran mengapa ada judul novel yang begitu 'serius' dan mirip sebuah buku psikologi atau filsafat? Namun setelah membacanya kekaguman akan isi pikiran adalah salah satu yang mengena di benak saya. Tak hanya dari tutur kata, kalimat demi kalimat seakan mengantar kita tentang pencapaian hidup. Isinya tak membuat jenuh membaca, tidak monoton, tapi juga tidak datar pula.
Meskipun tak ada kejutan, namun loncatan pikiran akan selalu menjadi hal yang menarik saat membacanya. Dan yang tak bisa dilepaskan adalah si tokoh protagonis itu sendiri yang dengan caranya mampu mengatasi setiap hambatan. Kita bisa belajar darinya.
Alur dan latar tak berpengaruh dalam novel ini. Semua hanya merupakan kiasan yang bahwasanya inilah hidup yang panjang, hidup yang harus diisi dan ambil hikmahnya baik atau buruk sekalipun. Manusia memiliki otak yang mampu memilah-milah mana yang penting dan yang perlu disingkirkan.
Namun manusia juga memiliki perasaan, sesuatu yang sudah menjadi bawaan. Saat Rann harus mengakui bahwa ia jatuh cinta setengah mati lalu akhirnya ditolak oleh Stephany, ini adalah momen yang sangat berkesan sekaligus menyedihkan. Sedih mengapa ada pria setampan dan secerdas dia ditolak secara halus? Berkesan karena Rann berhasil menjadi sosok yang lebih dewasa dan mampu menentukan hidupnya, meski kurang beruntung.
Oh ya, Rann juga akhirnya menjadi terkenal sebagai penulis tentang negeri Korea. Hal yang bagi saya makin menjadi absurd namun boleh jadi itu suatu takdir.
Berkaca dari kisah ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa apa pun pasti ada hikmahnya.
Tidak ada komentar: