Misteri Tiga Sekawan
V Lestari
Gramedia Pustaka Utama, 400 hal
Gramedia, Gandaria City
Sinopsis:
Tiga pasang muda-mudi berniat menghabiskan malam untuk merayakan kelulusan SMA di sebuah rumah milik orang tua Tony. Dan sebagai pengawas para anak muda itu ditunjuklah Dita, tante Tony yang meskipun masih lajang namun cukup mampu untuk mengawasi aktivitas anak-anak muda yang kadang masih bertingkah seenaknya.
Kegembiraan tak berlangsung lama, karena paginya ditemukan mayat Trias yang tertelungkup mengambang di kolam renang. Suasana menjadi gempar dan atas pertimbangan berbagai pihak, akhirnya mereka tidak melaporkan ke polisi.
Namun situasi tak berhenti begitu saja. Berbagai keanehan selalu menyertai dan ini menimbulkan misteri. Apakah Trias mati tenggelam secara tak sengaja ataukah dibunuh? Bagaimana nasib Ratih kekasih Trias yang ternyata telah hamil?
Ulasan:
Sekali lagi tentang karya V Lestari.
Ini adalah novel yang diterbitkan ulang -dengan sampul buku yang lebih dominan warna putih- namun tidak merombak isi apalagi diperbarui. Jadi, jangan harap jalan ceritanya akan lebih meletup, lebih dahsyat atau lebih 'menampar' seperti dalam karya V Lestari yang beredar sekarang-sekarang ini.
Awal membaca ini karena didorong oleh rasa penasaran tentang mengapa si anak play boy dan tampan bernama Trias itu mati. Setelah menelusuri halaman demi halaman, ternyata pengarang tidak benar-benar memfokuskan pada misteri kematian tetapi hal yang ringan dan biasa saja semisal keluarga, perjodohan, atau pertemanan.
Bisa jadi ini menimbulkan kekecewaan akibat espektasi yang tinggi karena terbiasa membaca novel misteri karya pengarang yang sama dan diterbitkan pada era sekarang. Membaca novel daur ulang (bisakah disebut daur ulang?) menimbulkan semacam keanehan karena kondisi dan suasananya benar-benar lain baik secara zaman, kebiasaan, pola pikir anak muda, dan gaya hidupnya.
Berbeda dari karya lainnya, dalam novel ini pengarang justru tidak mengupas unsur misterinya secara mendalam namun lebih ke masalah keluarga yang menurut saya sangat bertele-tele. Apakah memang gambaran seperti itu pada masa lalu atau tidak, yang jelas alur cerita agak lamban dengan tokoh-tokoh yang kurang pas. Bahkan di paruh kedua cerita lebih dipenuhi diskusi tentang siapakah yang akan menikahi Ratih.
Kehadiran para tokoh pun tidak mampu membuat novel ini menjadi lebih bertenaga. Sebaliknya justru makin menambah harapan kosong. Kehadiran Dita sang tante malah tidak membantu untuk lebih membuat cerita ini menukik.
Unsur yang tak pernah ditinggalkan pengarang yakni supranatural juga dimunculkan di sini meskipun dalam porsi yang sedikit dan kurang menonjol. Pembicaraan roh Trias lewat mulut Tony saat dirawat di rumah sakit sebenarnya sudah merupakan awal yang menjanjikan bagi pembaca untuk mengungkap kematian Trias yang misterius ini. Namun, sekali lagi pengarang justru lebih menitik beratkan pada masalah keluarga yang bertele-tele.
Yah, mungkin ini karya V Lestari yang paling membuat saya kecewa karena akhir cerita yang mengambang seakan tak tentu arah pada akhirnya.
Meskipun kali ini ceritanya kurang mantap, saya akan tetap memburu novel karya V Lestari lainnya bila ada yang terbit lagi karena hanya ia satu-satunya pengarang wanita Indonesia yang mampu meramu kisah antara logika, misteri, detektif, bahkan supranatural serta menghasilkan akhir cerita yang mengejutkan.
Tidak ada komentar: