Sirkus Pohon, Jenakanya Warga Tanjong Lantai



Sirkus Pohon
Andrea Hirata
Bentang Pustaka, 424 hal
Gramedia, Gandaria City



Sinopsis

Adalah pria pengangguran bernama Sobri yang sangat senang bukan main saat diterima sebagai badut dalam rombongan sirkus keliling pimpinan Ibu Bos. Sobri sangat mencintai Dinda dan berusaha keras ingin menyembuhkan sakit 'jiwa' yang diderita perempuan ini.

Sementara itu teman kecil Sobri yang bernama Taripol juga ikut direkrut dalam rombongan sirkus ini. Sayang, kegairahan sirkus ini hanya seumur jagung akibat urusan hutang dengan Gastori. Untuk sementara waktu anggota rombongan mencari penghidupan lain untuk menyambung hidup.

Selain kehidupan Sobri dan Taripol, ada Tara dan Tegar yang sama-sama mencari cinta monyetnya yang hilang saat keduanya pertama kali berjumpa di Pengadilan Agama semasa kecil.

Kehidupan akhirnya menemukan takdirnya. Masing-masing menemukan bahwa harapan terwujud juga dalam satu putaran masa.

Ulasan

Lama sekali karya Andrea Hirata ini dinantikan. Saat mengetahui ada novel terbarunya yang dirilis, saya hanya merasa apakah kisahnya tetap begitu-begitu saja atau ada peningkatan? Karena, jujur saja melihat sampul bukunya yang ramai oleh atribut rombongan sirkus saya merasa jangan-jangan novel ini berisi hal yang sangat ringan dan tak terlalu 'nendang'.



Ternyata oh ternyata, novel ini sangat menakjubkan, di atas rata-rata kalau saya bilang. Bolehlah saya sematkan bahwa novel ini merupakan prestasi tertinggi bagi pengarangnya untuk mampu membuat pembacanya terus terbahak-bahak, tersenyum kecut, terkikik geli dan terguncang perut. Ini mungkin opini pribadi saya yang suka sekali dengan alur cerita yang dibumbui komedi satir ini.

Bila pengarang mampu membangun suasana dan menciptakan kondisi yang sangat mendekati kenyataan plus komedi di tengah-tengahnya, saya rasa itu sudah klop untuk menyatakan bahwa novel ini mempesona. Sebab, sangat sulit untuk mendatangkan kelucuan apalagi bila sehati dengan pembacanya dalam hal ini saya sendiri.

Saya menjadi ikut larut dalam perdebatan yang lucu di stasiun radio, di depan pohon delima, atau saat Taripol menggagalkan uang 30 juta untuk diberikan pada Sobri. Kelebihan dari novel ini adalah ide yang unik: sirkus dan delima. Saya jarang membaca novel yang mengangkat soal sirkus dan pohon delima. Keduanya bisa seiring sejalan dan menjalin alur cerita hingga ke kehidupan warganya yang lucu dan bikin gemas itu.

Bisa dibilang kaum Adamlah yang membuat warna dan kelucuan di sana-sini. Sementara kaum wanita yang diwakili Azizah cukup sebagai pemeran pembantu wanita terbaik saja. Namun sebenarnya peran perempuan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia memiliki potensi yang mengundang tawa pula rupanya.

Bahasan yang menggelitik adalah logat Melayu yang sangat enak diikuti dan kerap memancing senyum. Bahkan umpatan-umpatan yang muncul pun jadi terdengar konyol. Alih-alih tabu justru menggelikan membacanya.

Di level ini Andrea adalah seorang master yang piawai dalam membalut cerita hingga membuat segalanya berjalan hidup dan tetap lucu. Cerdas dan jenaka. Oh sungguh lucu sekali bila diangkat ke layar lebar (Kapankah itu?)

Cuma, apakah aktor aktrisnya mampu memindahkan karakter itu dengan baik?

 Sepertinya lama sekali saya baru menemukan bahwa novel inilah yang selama ini saya cari-cari. Kocak dan alur cerita yang tidak mengada-ada dan tak dibuat-buat. Penampilan yang apa adanya dan kadang mengesalkan serta menjurus ke kehebohan seakan menjadi bumbu yang menyenangkan di setiap adegan.

Semoga pengarangnya membuat sekuelnya.
Sirkus Pohon, Jenakanya Warga Tanjong Lantai Sirkus Pohon, Jenakanya Warga Tanjong Lantai Reviewed by Erna Maryo on Januari 08, 2018 Rating: 5

2 komentar:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    BalasHapus
  2. Yaaa sebuah cerita yang apik, unik dan menarik, dan aku selalu jatuh Cinta dengan karya-karya andrea hirata

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.