Safe Haven



Grand Central Publishing, 340 pages




 Sinopsis:


 When a mysterious young woman named Katie appears in the small North Carolina town of Southport, her sudden arrival raises questions about her past. Beautiful yet self-effacing, Katie seems determined to avoid forming personal ties until a series of events draws her into two reluctant relationships: one with Alex, a widowed store owner with a kind heart and two young children; and another with her plainspoken single neighbor, Jo. Despite her reservations, Katie slowly begins to let down her guard, putting down roots in the close-knit community and becoming increasingly attached to Alex and his family.

But even as Katie begins to fall in love, she struggles with the dark secret that still haunts and terrifies her, a past that set her on a fearful, shattering journey across the country, to the sheltered oasis of Southport. With Jo’s empathic and stubborn support, Katie eventually realizes that she must choose between a life of transient safety and one of riskier rewards and that in the darkest hour, love is the only true safe haven. (Goodreads)


Ulasan:

Agak menyimpang sedikit dari biasanya, khusus postingan ini saya hanya ingin mengomentari filmnya yang baru saja saya tonton semalam. Jujur, saya baru tahu kalau film ini diangkat dari novel Nicholas Sparks pengarang yang sebagian besar novel romantisnya diangkat ke layar lebar. Saya penikmat karya film yang diangkat dari pengarang ini mulai dari A Walk to Remember, Message in a Bottle, Nights in Rodanthe, The Last Song, The Lucky One, dan yang terakhir, Safe Haven. Beberapa kali saya membaca novelnya seperti Dear John, atau A Walk to Remember namun karena telanjur menonton filmnya dahulu, maka apa yang tertinggal di pikiran usai menonton dan apabila dibandingkan dengan membaca novelnya, maka akan terlihat perbedaan sudut pandangnya. Yang jelas, saya suka jalan cerita, tema, benang merah, ide yang dituangkan  oleh pengarang ke dalam film. Ada keberpihakan pada wanita dan upaya bangkit dari kegagalan. 

Setelah menonton, saya malah ingin membaca bukunya tapi setahu saya belum ada penerbit yang merilis novel ini. Well, never mind, mungkin kurang bernilai jual barangkali. Menurut saya justru hal yang menarik adalah filmnya, karena ada Josh Duhamel-nya (what correlation?) Dan pemeran wanitanya yang lumayan wajahnya (Julianne Hough).


Keduanya seperti benar-benar memiliki chemistry pada pandangan pertama  dan saling melengkapi.

Pertanyaannya, adakah penerbit yang menjual buku ini khusus di Jakarta?


Safe Haven Safe Haven Reviewed by Erna Maryo on September 15, 2013 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.