Tak kalah pentingnya adalah kehadiran bintang tamu dari negeri ginseng, Korea. Seingat saya ini kali kedua kehadiran negeri yang booming dengan drama Koreanya hadir sebagai peserta pameran buku.
Secara keseluruhan pameran kali tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal yang istimewa kali ini adalah lokasinya dan jumlah peserta pameran yang menurut saya menyusut (kalau tak mau dibilang sedikit).
Tahun lalu pesertanya sangat banyak namun lokasinya di Istora. Kali ini pameran bertempat di ruangan yang lebih megah, lebih sejuk dan mandi cahaya namun sayangnya para pesertanya malah berkurang banyak. Hanya penerbit besar saja yang mampu untuk tetap ikut di ajang ini. Itupun menurut saya kurang luas alias standar saja ukurannya.
Sisanya hanya berupa stand yang sempit dan kecil.Menurut saya agak mubazir juga kalau penerbit yang ikut berpartisipasi sedikit sementara ruangannya masih banyak yang kosong.
Sebenarnya dengan keikutsertaan penerbit besar di pameran ini kesannya seakan menjanjikan dikeluarkannya buku-buku baru plus diskon besar. Nyatanya kita akan gigit jari karena justru sebagian yang dijual dan dipamerkan adalah buku atau novel lama yang mungkin ini sekadar untuk cuci gudang saja. Novel seperti Critical Eleven atau Hujan bulan Juni misalnya tak saya temui di sana. Untungnya Ayah karya Andrea Hirata bisa didapatkan di stand penerbitnya, yeay!
It's okay, saya membeli satu novel terbitan lama, satu terbitan baru dan akhirnya malah ikutan berdesak-desakan mencari novel yang lebih murah saja di salah satu stand yang khusus mengobral novel asing. Selebihnya jalan dan melihat-lihat. Mengingat ekonomi yang kurang menggembirakan tak heran jumlah pengunjung agak berimbas di pameran ini. Saya datang di hari Sabtu dan nampaknya kurang banyak yang datang dibanding tahun lalu di hari yang sama.
Entahlah, ini mungkin pengamatan ngasal aja namun pameran ini cukup membuat kita tahu perkembangan buku di tanah air.
![]() |
Stand Malaysia |
![]() |
Buku-buku Korea |
Tidak ada komentar: