Inilah acara tahunan yang rutin digelar, dan rutin pula saya kunjungi. Gak muluk-muluk sih, datang ke sini sebenarnya motivasinya ingin beli buku yang belum pernah dikoleksi dan diskonnya besar. Selain itu, juga ada keinginan membeli buku cerita bergambar untuk keponakan yang sudah mulai bisa membaca ini.
Seperti biasa, pameran ini penuh pengunjung di akhir pekannya. Baru memasuki pintu depannya saja saya sudah berpapasan dengan serombongan anak sekolah yang hendak keluar karena selesai mengisi acara. Wah rame nih, pikir saya.
Stan yang Sedikit Jumlahnya
Pameran kali ini memang lebih banyak didorong untuk berkreasi dan berbicara di muka umum ketimbang memperbanyak stan-stan buku. Dari satu panggung ke panggung lainnya kita bisa saksikan berbagai acara yang diselenggarakan. Saat itu ada peluncuran buku dengan pengarangnya yang perlu menari-nari dahulu dan berlangsung di Hall yang sejuk itu, sementara di sisi luar pameran ada beberapa panggung yang dijejali anak-anak TK s/d SD yang tekun sedang mengikuti acara semcam lomba.
Sejauh pengamatan saya, pameran buku ini masih sama kondisinya dengan tahun lalu.
( Baca: Mendatangi iibf 2016 Jakarta)
Stan-stan unggulan hanya Gramedia dan Mizan sementara yang lainnya tidak terlalu menarik kalau tidak dibilang biasa saja tampilannya. Beberapa tahun silam, saya masih ingat pameran buku sekelas IIBF pasti diikuti oleh banyak penerbit besar dan buku-buku yang dikeluarkan sangat menarik hingga rasanya ingin dibeli semuanya.
Kebalikannya dengan sekarang, saat ini saya perlu berkeliling dua kali hanya ingin memastikan apakah ada penerbit buku yang luput saya datangi stannya? Apakah ada buku favorit yang saya lewati begitu saja? Karena jujur saja, tak ada stan yang baru dan menonjol kali ini.
Penerbit pun ogah-ogahan nampaknya dalam mengikuti pameran ini. Sekadar memenuhi agenda acara tahunan atau apa saya gak tahu. Penerbit besar sekelas Gramedia saja kantung plastiknya berwarna putih thok dan tidak ada tulisan atau logo yang menandakan ini adalah tas pameran. Sebegitu saja keikutsertaan para penerbit ini.
Padahal dulu bangga banget beli buku lalu berhadiah notes, buku atau tas plastiknya berlogo khusus pameran. Mungkin daya beli masyarakat agak berpengaruh saat ini. Kalau dilihat secara keseluruhan, animo pengunjung sangat tinggi. Entah penyebabnya karena waktunya di akhir pekan atau memang mereka pecinta buku.
KPK dan BEKRAF
Stan yang menarik menurut saya justru stan KPK dan Bekraf. Seingat saya tahun lalu KPK sudah berpartisipasi dan kali ini makin eksis. Ditandai dengan dua stannya, satu berada di luar dan satu di dalam, keberadaannya sangat menonjol.
Kali ini stan KPK menarik minat pengunjung dengan pemberian buku cerita sebanyak dua buah (bebas memilih) dengan cara harus mencari 10 sifat baik yang tertera dalam teka-teki. Dan saya berhasil mendapatkan dua buah buku cerita untuk keponakan. Rasanya senang banget.
Dan di bagian Hall, stan KPK memajang semacam banner berisi deretan tokoh. Sepintas saya kira itu foto-foto para pahlawan. Nyatanya foto-foto yang terpajang adalah para koruptor yang berhasil ditangkap KPK. Lengkap dengan data hasil kejahatannya pula. Bravo KPK!
Yang jelas, saya menikmatinya dan beberapa buku bisa saya bawa pulang dengan diskon yang lumayan.
Semoga tahun depan, akan banyak lagi penerbit yang ikut dengan diskon yang menggiurkan, 😉
Tidak ada komentar: