Proyek Maut
Eddie Sindunata
Gramedia Pustaka Utama, 339 hal
Paper Clip, Gandaria City
Sinopsis
Peristiwa pembunuhan yang menimpa sejumlah para pengusaha papan atas atau konglomerat ibukota yang tergabung dalam Proyek Mega Subway cukup menggegerkan dan memaksa pihak kepolisian untuk segera mencari pelakunya. Adalah Komisaris Hardi Setiawan yang dibebankan untuk mengejar sekaligus menangkap hidup-hidup pembunuh berdarah dingin yang ditengarai terdiri dari dua orang dan sangat ahli dalam menembak jitu ini.
Saat berada dalam situasi yang sangat krusial, masalah lain muncul mengacaukan pikiran
Komisaris Hardi Setiawan. Evi, putrinya diculik oleh pria tak dikenal yang jelas-jelas menantang pengamanan polisi di sekitar sekolah.
Dua kasus dengan masalah yang sama-sama penting ini cukup membuat hati dan konsentrasi Komisaris Hardi terpecah. Situasi genting dan harus berpacu dengan waktu cukup membuat Hardi harus memfokuskan salah satu. Terlebih mata-mata di tubuh timnya seringkali menggagalkan usahanya dalam menangkap pelaku.
Namun berkat kesigapan serta koordinasi antar tim, keduanya dapat diatasi meskipun Hardi harus rela menuruti kemauan sang pelaku yang ternyata memiliki dendam lama.
Ulasan:
Hhmm...sudah lama sekali rasanya tidak membaca novel kriminal yang khas Indonesia. Khas di sini maksudnya adalah segala hal yang berkenaan dan dekat dengan lingkungan kita sehari-hari mulai dari plot, latar cerita baik berupa tempat, jalanan, sekolah, kafe, gedung perkantoran hingga nama-nama tokoh cerita yang benar-benar orang Indonesia. Nama-nama seperti Kafe Srikandi, Ajun Komisaris Polisi Anton Alamsyah, Bareskrim Polda, tim Sabhara, Gubernur Wiyono, Jalan Kramat Raya, perempatan Kelapa Gading dll semuanya menyiratkan hal-hal yang dekat dan akrab dengan telinga kita khususnya warga ibukota.
Membaca novel ini serasa mengingatkan kembali akan novel detektif masa lalu dengan tokoh polisi sebagai pengemban tugasnya. Saya sangat bersemangat sekali menelusuri kata-demi kata karena tak terasa kian lama alur ceritanya kian menukik dan mampu membuat deg-degan sampai adegan akhir.
Padahal, kisah sejenis ini sudah cukup banyak dituangkan oleh penulis lain namun kali ini saya merasa novel ini punya kelebihan dilihat dari masa, ketokohannya dan istilah. Pertama, cerita tentang pembunuhan para konglomerat memang bukan hal yang mengada-ada. Di dunia nyata memang sudah ada kasus pembunuhan seorang pengusaha yang dibunuh oleh pembunuh bayaran. Jadi kisah dalam Proyek Maut ini memang seakan terinspirasi dari kisah nyata meskipun sepenuhnya ini fiksi.
Kedua, tokoh-tokohnya baik dari pihak kepolisian atau pelaku kejahatannya seakan sudah menjadi hal yang akrab bagi kita yang sering memantau perkembangan berita kriminal khususnya kasus penculikan anak-anak.
Ketiga, mengenai istilah, kita semua pasti sudah akrab dengan nama kepangkatan dalam tubuh kepolisian seperti Ajun Komisaris atau Pemprov di lingkungan birokrasi. Istilah ini sangat kekinian -sesuai dengan masanya di zaman sekarang dan terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang tinggal di DKI.
Ditilik dari ceritanya saya bisa bilang ini adalah novel yang bagus karena dikemas sangat taktis dan tidak bertele-tele, Novel ini juga tak luput dari kekurangan. Ada memang hal yang membuat kita bertanya-tanya misalnya saat Hardi merasa di tim nya ada mata-mata, mengapa setelah mengetahuinya ia tidak segera mencari tahu.Poin ini barangkali dimaksudkan sebagai kejutan guna menambah letupan cerita agar kian seru.
Teknik alur cerita yang bersifat linier seperti dalam novel ini mungkin untuk memudahkan dalam mengatur jalan cerita dan juga agar kesinambungan cerita tidak terlalu membingungkan.
Manakala kita disuguhkan kisah yang berganti dan berpindah-pindah, di mana sesaat adegan di kantor gubernur, sesaat kemudian adegan di sekolah Evi, menurut saya alur yang dibuat seperti ini agak berisiko karena selain bertujuan untuk mengaduk-aduk perasaan pembaca dan rasa penasaran, di sisi lain ini akan mengundang keengganan untuk meneruskan membaca karena telanjur 'lelah' berpindah adegan.
Namun secara keseluruhan cerita ini menarik dan membawa kesan tersendiri karena jujur saja kisah kriminal seperti ini sangat sedikit diangkat ke dalam novel kalau tidak bisa dikatakan langka. Dan Proyek Maut telah memberi kesegaran akan hausnya kisah-kisah tentang detektif, reserse, serta kriminal ala Indonesia. Setelah menamatkan novel ini, saya justru lebih ingin mencari lagi novel yang sejenis ini. Adakah?
Tidak ada komentar: