Rich People Problems (Crazy Rich Asians #3)
Masalah Orang Kaya
Kevin Kwan
Cindy Kristanto (Alih Bahasa)
Gramedia Pustaka Utama, 480 hal
Gramedia, Melawai
Sinopsis:
Nicholas Young bergegas pulang ke Tyersall Park ketika mendengar neneknya, Su Yi sakit keras. Meskipun dihinggapi rasa sedikit enggan karena teringat neneknya pernah mempermalukan istrinya Rachel, akhirnya Nicholas hadir juga di sana berkat dorongan dari sang istri.
Tak hanya Nicholas, seluruh kerabat Shang dan Young juga berbondong-bondong mendatangi sang nenek. Walaupun menghadapi berbagai hambatan untuk menjenguk neneknya, akhirnya Nick berhasil membuat dirinya yang pertama ditatap Su Yi saat nenek kuat ini membuka kelopak matanya di suatu pagi.
Jika Nick lebih mementingkan kualitas pertemuannya dengan neneknya, tidak demikian halnya dengan kerabat lainnya. Diam-diam mereka memiliki tujuan lain. Mulai dari bibi, paman, bahkan sepupunya yang bernama Eddie sebetulnya lebih tertarik menanti kabar pembagian warisan besar yakni Tyersall Park sendiri ketimbang menjenguk si nenek.
Di saat yang lainnya sibuk mengatur strategi akan warisan yang didapat, Astrid Leong justru pergi ke tempat lain. Liku-liku perjalanan cinta Astrid dengan pacar lamanya Charlie yang awalnya selalu terhambat oleh berbagai gangguan kini kian matang dan hampir mendekati titik yang membahagiakan.
Lalu ada pula Kitty Pong yang ingin sekali merebut bahkan dengan berbagai upaya ingin menancapkan kukunya ke jenjang pamor yang lebih terkenal dibandingkan dengan putri tirinya, Collete Bing. Ambisinya makin menjadi-jadi saat mendengar Tyersal Park akan jatuh ke tangan Collete hingga ia memutuskan untuk melakukan segala cara yang akhirnya mempertemukannya dengan Nick dan Tyersall Park.
Ulasan:
Jika membaca judul novel yang diterjemahkan dengan Masalah Orang Kaya ini, maka sudah tergambar dalam benak bahwa isi kisahnya tentu tentang orang kaya dengan berbagai tetek bengek masalah. Ternyata tak hanya kaum miskin saja yang memiliki persoalan, orang kaya yang nota bene dilimpahi oleh berbagai fasilitas dan kemudahan dalam hidup rupanya juga memiliki kesulitan yang kendati terdengar sepele namun menjadi sebuah persoalan besar.
Di novel jilid ketiga ini pengarang lebih mengungkap masalah hati dan perasaan yang tertinggal menjelang Su Yi sang penguasa Tyersall Park mangkat. Anak, cucu, menantu bersatu padu menemani sang nenek yang semakin menurun kesehatannya. Tak lupa intrik, ketamakan dan ketulusan yang membuat haru hadir pula dan mampu membuat cerita ini makin solid dalam alurnya. Para tokohnya tetap memikat, menarik dan tentu saja mengundang tawa. Seperti biasa Kevin selalu jago dalam membeberkan tingkah polah orang-orang kaya dengan segala atribut dan hal remeh temeh khas orang kaya.
Pengarang pun tak ketinggalan menyelipkan kelucuan-kelucuan yang ditimbulkan oleh Eddie yang berusaha menarik simpati khalayak dengan menyanyi saat upacara penghormatan Su Yi. Beberapa tokoh yang di novel terdahulunya hanya disebut-sebut namanya kini muncul seluruhnya dan diperkenalkan ke pembaca.
(Baca: Crazy Rich Asians (Kaya Tujuh Turunan)
Dalam novel ini juga diungkapkan untuk pertama kalinya masa lalu dan sepak terjang seorang Su Yi. Terkesan dipaksakan untuk masuk ke dalam plot cerita namun herannya cerita tentang Su Yi ini menarik dan menjadi semacam centre of attention bahwa Tyersall Park adalah sebuah situs yang maha penting dan harus dipertahankan.
Saya suka saat petualangan Su Yi diceritakan secara kilas balik. Ada semacam romansa masa lalu yang manis dan membuat kita teringat kisah-kisah masa pendudukan Jepang di wilayah Asia Tenggara. Saat Su Yi bermain di taman Tyersall dan tanpa sengaja menemukan bunker rahasia, bagian itu menjadi hal yang membangkitkan imajinasi pembaca. Itu saja sudah membuat kita mengucapkan "Wah!" karena terbayang lorong-lorong panjang berliku di bawah tanah yang saling terhubung salah satunya ke kawasan Tyersall Park atau Kebun Raya. Bahkan pertemuannya dengan James menjadi pemuas rasa ingin tahu pembaca yang sesungguhnya bertanya-tanya siapakah perempuan ini? Mengapa Su Yi bisa memiliki kawasan mahal di Singapura? Dan bagaimana masa lalunya?
Meskipun plot utamanya adalah tentang masalah perebutan lahan mahal, sesungguhnya ada sub plot yang mencuri perhatian. Plot pertama tentang masa depan Tyersall Park, plot kedua tentang pencarian diri Astrid akan hidupnya yang serba diatur, lalu plot ketiga tentang Kitty Pong.
Plot tentang Nick dan Rachel justru agak tersingkir akibat masalah-masalah lain. Dan ini agak mengecewakan. Pengarang tidak memberi ruang yang lebih dalam bagi kedua insan yang sedang bahagia-bahagianya mmembina rumah tangga ini. Terlebih Rachel kurang dieksplor lebih jauh selain hanya sebagai istri yang baik lalu tiba-tiba menjadi naik pitam ketika Eleanor mengungkit bayi yang belum lahir dari rahimnya.
"Eleanor, INI BUKAN TENTANGMU! Nick dan aku akan
punya anak ketika kami mau dan siap!" Rachel balas berteriak. (hal. 437)
(Baca: China Rich Girlfriend ( Kekasih Kaya Raya)
Teknik penggambaran situasi yang dibagi per bab dalam empat bagian cerita memudahkan kita untuk menandai betapa orang-orang kaya New York, Singapura, Hongkong, Shanghai, Malaysia ataupun India telah saling terhubung menjadi satu semesta yang seolah tergenggam dalam satu kekuasaan.
Akhir kata, novel ini cukup memberi wawasan bahwa kekayaan adalah bagaimana kita bisa mengelolanya agar tak menjadi sesuatu yang terbuang sia-sia. Dengan pemikiran sedikit jauh ke depan dan dana yang telah tersedia, sebuah lahan bisa dijadikan situs yang berguna untuk anak cucu puluhan bahkan ratusan tahun kemudian.
Novel yang menarik, menghibur, membangun imajinasi tentang kekayaan yang memikat dan gaya penyampaian yang sangat ringan serta tidak neko-neko.
Tidak ada komentar: