Seri Novel Lama: The Shoemaker's Wife



The Shoemaker's Wife
Adriana Trigiani
HarperCollins Publisher, NY, 475 p
Big Bad Wolf, ICE-BSD


Sinopsis:


Enza Ravanelli gadis yang dibesarkan di kaki pegunungan Alpen bertemu untuk yang pertama kalinya dengan seorang pemuda tegap dan tampan bernama Ciro Lazzari yang tinggal sejak kecil di sebuah biara San Nicola bersama para biarawati.

Karena ada insiden di biara, Ciro terpaksa pergi ke Amerika untuk magang sebagai pembuat sepatu di toko milik keluarga Zanetti  di wilayah bernama Little Italy sedangkan Enza mengarungi samudera bersama ayahnya, Marco -juga ke Amerika-  demi mendapatkan sejumlah uang untuk memperbaiki rumah mereka di Italia. Sayang, perjalanan jauh telah membuat kesehatan Enza terganggu dan terpaksa harus tinggal di Amerika entah sampai kapan.

Seiring berjalannya waktu, Ciro telah tumbuh menjadi seorang pembuat sepatu terkenal di Amerika. sementara Enza setelah lama menjadi buruh pabrik pakaian wanita terbesar Meta Walker di Hoboken, akhirnya diterima sebagai penjahit kostum di Gedung Opera Metropolitan dan bertemu dengan penyanyi tenor opera termahsyur pada zamannya, Enrico Caruso.

Setelah Ciro menjalani wajib militer Amerika, ia bertemu kembali dengan Enza yang hampir saja akan menikah dengan Vito Blazek. Rasa suka yang dulu diam-diam bersemayam di hati masing-masing akhirnya bersemi kembali. Ciro dan Enza pun menikah. Mereka memulai hidup baru di kota Chisholm, Minnesota dengan profesi Ciro yang tetap membuat dan menjual aneka sepatu, sementara Enza dengan keluwesannya juga ikut membantu menjual sepatu khusus wanita.

Kehidupan begitu manis dan indah hingga akhirnya Ciro mendapati kenyataan bahwa dirinya tak bisa hidup lebih lama lagi akibat kanker yang diderita di tulang belakangnya. Untuk mensyukuri berkat yang telah ia jalani di sepanjang hidupnya dan atas dorongan Enza sang istri, ia kembali ke Italia menengok masa lalu dan mengunjungi kerabat serta orang-orang yang penting bagi hidupnya, terutama pertemuan  ibunya yang ternyata masih hidup.


Ulasan:

Cerita yang diketengahkan di sini sebenarnya tak hanya menyoroti si istri pembuat sepatu namun juga beberapa tokoh lain yang menjadi penyokong kedua manusia ini bersatu dalam menjalani hidup jauh di tempat kelahirannya, Italia. Jika membaca novelnya, kesan yang timbul cerita ini seperti kisah khas yang sering ditayangkan di FTV, film, atau sinetron. Namun dengan kombinasi dan tuturan semangat yang lebih menyala dan rinci menjadikan The Shoemaker's Wife menjadi lebih istimewa dalam pengantaran antar sub judulnya.

Tiga Bagian

Kisah terbagi dalam 3 bagian; The Italian Alps yang menceritakan kisah masa kanak-kanak hingga remaja saat keduanya tinggal di desa di kaki pegunungan Alpen.  Di bagian ini lebih sering dikisahkan tentang momen yang sulit tapi menyenangkan. Ciro yang ditinggal pergi ibunya dan dititipkan dalam biara menjalani kerasnya hidup sebagai remaja. Sementara Enza sebagai putri sulung keluarga Ravanelli telah menanggung beban lebih dini untuk meringankan masalah keuangan di keluarganya.

Bagian kedua, Manhattan, menceritakan masa-masa pencarian diri sebagai orang dewasa yang ingin menikmati dunia dan kehidupan serta adanya kewajiban-kewajiban yang harus dijalani. Ciro yang harus menempuh wajib militer, sementara Enza yang harus menghasilkan uang demi pembangunan rumah di Italia, telah menyisakan rasa gamang akan dirinya yang tak bisa kembali ke tanah kelahirannya.

Bagian ketiga, Minnesota, di sinilah peran sebenarnya dari seorang istri yang harus terus menjaga perasaan sang suami ketika telah divonis hidupnya tak lama lagi. Manakala semuanya diterima dengan pasrah meskipun pedih, pada akhirnya semuanya akan berakhir baik-baik saja.

Si pembuat Sepatu

Bercerita tentang istri pembuat sepatu tak bisa dilepaskan dengan sepak terjang si empunya sendiri, sang pembuat sepatu alias Ciro. Kalau kita tanyakan di masa sekarang ini apa istimewanya menjadi seorang pembuat sepatu? Jawabannya mungkin terkesan normatif  karena semua pekerjaan adalah penting dan dibutuhkan.

Dengan latar masa-masa tahun 1900-an, peran seorang pembuat sepatu sangat vital terutama di masa perang di mana sangat dibutuhkan sepatu bot dalam jumlah yang sangat banyak dan berjenis-jenis, di samping belum begitu banyak orang yang berprofesi sebagai pembuat sepatu. Pekerjaan jenis ini pun tidak gampang rupanya dijalani.

"...he made boots like I make scrambled eggs...he'd be measuring and pinning pattern paper on a sleeve of leather, sewing, polishing and buffing. It was as if it was nothing. But it was hard work." p. 446
Pengarang cukup detail menceritakan liku-liku menjadi seorang pembuat sepatu. Mulai dari magang di toko sepatu hingga bekerja sama dengan menggaet rekan kerja  untuk membuka toko sepatu sendiri.

Imigran Italia

Novel ini sarat dengan aspek sosiologinya. Semangat kekeluargaan yang ada dalam diri orang Italia muncul di sana sini dalam wujud masak memasak dan makan bersama antar tetangga atau teman secara bergantian. Pergaulan antar ras dengan latar kebangsaan berbeda dikisahkan sangat  akrab, Meskipun ceritanya terkesan biasa, datar dan kurang meletup, ada pesan  yang sangat penting diketengahkan yakni tentang kerja keras, harapan, kehilangan dan keberanian untuk terus maju bagi  sosok pendatang yang membanjiri Land of Dream, Amerika. Latar peristiwa ini adalah masa menghadapi perang sekitar 1900-an, dikaitkan dengan kondisi Ciro yang menjadi imigran Italia. Ia bersedia ikut wajib militer agar bisa diterima sebagai warga negara Amerika, demi kehidupan yang lebih baik.

"What Ciro needed to do was simple, make a good living to take care of his wife and their future children". p.327

Enza yang seorang gadis biasa saja namun gigih dalam mencari penghasilan akhirnya mampu meraih kehidupan yang lebih baik, yakni menjadi penjahit kostum paling penting dalam setiap pementasan opera. Mengingat awalnya adalah seorang buruh pekerja pabrik pakaian yang sering menerima pelecehan verbal, maka menjadi penjahit adalah jawaban segala jerih payah sekaligus lompatan hidup yang harus dilakoni dengan keras agar bisa bertahan.




Harapan adalah kata kunci dalam menjalani hidup. Selama harapan masih hidup, segalanya menjadi mungkin. Menjadi perempuan yang tegar, tidak mudah menyerah, tidak  patah semangat adalah modal menaklukkan keadaan.

"I have hope, Laura." " Yeah. Hope is wonderful thing. It has no memory. It fills you with possibility. Whatever your imagination can conjure, hope will design and deliver." p. 321

Ambisi dari seluruh tokoh dalam meningkatkan kesejahteraan hidup di daratan Amerika adalah jenjang berikutnya yang harus tetap dinyalakan. Ciro yang piawai dalam membuat sepatu akhirnya menemui hasratnya. Dan sebagai istri pembuat sepatu, dukungan, motivasi dan cinta adalah pemberian cuma-cuma untuk sang suami.


Sejarah Keluarga

Terlepas dari alur kisahnya yang runtut tanpa ada gesekan, sesungguhnya cerita ini diantarkan dengan  indah dan manis karena dituturkan dengan bahasa dan kata yang kaya akan detail, lokasi yang menawan dan deskripsi yang nyata. Sejarah dari sebuah keluarga Italia cukup terwakili dari beberapa tokoh baik yang telah tinggal di jalan Mulberry atau wilayah Chisholm.

Kendati bukan merupakan cerita sejarah, namun tak dipungkiri cerita ini diangkat dari kisah kakek dan nenek buyut si pengarang sendiri saat mendarat pertama kali di kota New York, pada 1912. Dan kesuksesan itu cukup menginspirasi bagi siapa saja yang ingin sekali menginjakkan kakinya di daratan Amerika.

Sebagai novel, kisahnya sangat menginspirasi dan memotivasi pembaca agar terus menyalakan harapan dalam meraih impian, tidak patah semangat dan tetap menjalani hidup di manapun kaki berpijak, meskipun jauh dari keluarga. Benang merahnya adalah sikap dan keberanian yang luar biasa dari seorang perantau Italia.

Seri Novel Lama: The Shoemaker's Wife Seri Novel Lama: The Shoemaker's Wife Reviewed by Erna Maryo on Juli 25, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.