Kembali Bebas
Sasa Ahadiah
Gramedia Pustaka Utama, 256 hal
iPusnas
Sinopsis
Tata dan Ibra adalah pasangan yang serasi dilihat dari anggapan luar. Namun siapa sangka Tata mengajukan cerai justru setelah melepas putra bungsu mereka ke jenjang pernikahan. Ibra yang merasa tidak ada masalah besar merasa terkejut dengan keputusan Tata.
Tata memang sudah memutuskan lama dan memikirkan masak-masak semua risiko yang harus ditanggung apabila perceraian ini bakal terjadi. Sementara Ibra yang syok justru selalu menyangkal dan meyakinkan diri bahwa selama ini pernikahan mereka baik-baik saja tanpa menyadari rasio kesalahan terlalu banyak ada di dirinya.
Selama setahun sebelum gugatan perceraian itu dilayangkan, Tata keluar dari rumah, mengontrak tempat lain dan bebas mengekspresikan keinginan hatinya yang lama terpendam selama berumahtangga dengan Ibra. Bila Tata merasa bebas, tidak demikian dengan Ibra yang masih asyik berkutat mencari pembenaran diri dengan terus bermain game online bersama sahabat-sahabatnya.
Ibra akhirnya sadar Tata menggugat waktu yang telah terbuang sia-sia akibat hobi game onlinenya yang keterlaluan. Selama 28 tahun pernikahan perhatiannya hanya tertuju antara game online, sahabat dan dirinya sendiri tanpa memikirkan apa yang diinginkan sang istri sesungguhnya.
Ulasan
Tak banyak novel yang temanya adalah kehidupan rumah tangga sedetail ini. Kalau pun ada, mungkin hanya diangkat secara sekilas dan sambil lalu saja. Kehidupan keluarga memang selalu menarik untuk diulik karena dalam kondisi diam dan adem ayem saja pasti ada sandungan dan riak kecil yang mampu menyulut api keributan.
Dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, kerap kali yang menjadi objek cerita selalu anak entah remaja, dewasa, atau usia yang produktif. Jarang yang dibicarakan tentang relasi orangtua apalagi yang telah mendekati usia paruh baya.
Kembali Bebas sangat memberi wawasan bagi kita yang masih awam akan dunia rumah tangga yang absurd. Membacanya memberi pemahaman baru bahwa menyatukan persepsi tentang hobi dan kesenangan pasangan sangatlah rumit dan memakan waktu yang sangat panjang.
Saya menikmati sekali cerita ini. Walaupun tipis untuk ukuran novel pada umumnya, namun isinya sangat menampar kenyamanan dan sangat emosional bagi yang mengalaminya.
Ia harap hubungannya dan Ibra lebih kuat daripada ini. Lebih gigih, lebih bahagia. Namun, Tata benar-benar tak sanggup hidup bersama laki-laki tanpa merasa "ada". Perempuan yang dulu selalu merasa tak kasatmata itu kini akhirnya terlihat setelah ia dan pujaan hatinya membentang jarak. Hal 147
Drama rumah tangga yang tumben-tumbenan tidak
diwarnai pertengkaran dan justru berakhir dengan perjanjian yang damai.
Suka dengan ide ceritanya dan cara mengemasnya sehingga menjadi begitu
menarik menjadikan kisah Tata dan Ibra mengalir menghasilkan pemahaman
akan arti berkomunikasi dan ruang yang diinginkan oleh Tata sejak awal
menikah.
Dialog yang muncul pun tidak memojokkan namun memberi kesan terdalam bagi keduanya bahwa pernikahan itu bukan dinikmati satu orang saja. Riak-riak persoalan rumah tangga mulai dari yang remeh-Ibra yang pecandu game hingga Tata yang jenuh membuat novel ini hidup dan realistis.
Pendekatan psikologinya kental banget di novel ini.
Dialog yang muncul pun tidak memojokkan namun memberi kesan terdalam bagi keduanya bahwa pernikahan itu bukan dinikmati satu orang saja. Riak-riak persoalan rumah tangga mulai dari yang remeh-Ibra yang pecandu game hingga Tata yang jenuh membuat novel ini hidup dan realistis.
Pendekatan psikologinya kental banget di novel ini.
Beberapa kali saya membaca novel jebolan dari GWP, hasilnya selalu tidak mengecewakan. Tema yang diangkat selalu tidak pasaran dan mampu membidik celah tema sepele untuk diangkat salah satunya Kembali Bebas ini.
Dari novel sederhana ini akhirnya ada penulis yang bisa mengangkat keluh kesah istri yang 'tak terlihat' selama bertahun-tahun dari pasangannya. Rasanya saya mulai jadi fans penulisnya nih.
Tidak ada komentar: