If I Met You First
Thessalivia
Gramedia Pustaka Utama, 312 hal
iPusnas
Sinopsis
Ketika Riana mencintai seseorang yang ternyata sahabat setia sekaligus rekan di kantornya sendiri, semesta terasa mendukung namun sekaligus menjatuhkannya ke lubang dengan sangat menyakitkan. Ardi yang dikaguminya ternyata sudah bertunangan dengan teman Riana juga, Vanka.
Riana yang selalu gagal dalam percintaan merasa terpuruk dan tak memiliki gairah lagi untuk menjalin hubungan. Hingga akhirnya, saat berada di Hong Kong, tiba-tiba saja ia mendapat kesempatan untuk membalikkan nasibnya. Ia menemukan mesin ding dong di sebuah kedai mie yang mampu mengabulkan apa pun permintaan yang dicetuskannya. Ia ingin Ardi mencintai dirinya sebelum lelaki itu bertemu dengan Vanka.
Namun seiring berjalannya waktu akhirnya Riana menyadari satu hal, semua yang ia curi tak mungkin ia paksa untuk memilih sesuai keinginannya.
Ulasan
Kalau bukan karena menatap sampulnya yang berwarna-warni dengan huruf neon itu mungkin saya takkan tertarik membacanya karena selain judulnya yang berbau romansa, urusan asmara pasti gak akan jauh-jauh dari drama percintaan yang begitu-begitu saja.
Ternyata setelah saya membacanya, ceritanya tidak dibilang sederhana karena tokohnya yang bernama Riana cukup berhasil membuat saya gregetan saking kesalnya dengan pemikiran dia yang dangkal.
Dari awal hingga ke pertengahan cerita, kisah
tentang Riana yang terlalu mengasihani diri demi mendapatkan cinta Ardi
cukup bikin gemas karena terlihat betapa rapuh dan rendahnya rasa
percaya diri serta menghargai diri bagi gadis itu.
Alurnya lumayan oke dengan eksekusi yang memang sudah seharusnya dilakukan seperti itu. Bahwa takdir itu tidak bisa diutak-atik bagaimanapun caranya. Kendati kita berusaha sekuat tenaga untuk memperdaya takdir, ketentuan yang telah digariskan tetaplah jadi pemenangnya.
Saya suka dengan sikap Riana yang perlahan menemukan kesadaran bahwa Ardi yang dicintainya tak mungkin ia paksa untuk mencintai dirinya sementara lelaki itu sudah lebih dulu menjatuhkan hatinya pada wanita lain. Rekayasa apa pun pada dasarnya takkan mampu mengubah ketetapan.
Mungkin sekarang kamu tidak menyadarinya, tapi seiring berjalannya waktu kamu akan mengerti alasan Tuhan yang membuat kamu menjalani semuanya (hal 292).
Di sini Riana yang mencuri hati Ardi harus berbesar hati untuk menyaksikan kebahagiaan sahabatnya bersama wanita pilihannya. Berat namun rasa penghargaan diri itu akhirnya muncul di waktu yang sangat tepat. Pengarangnya berhasil membuat sebagian pembaca termasuk saya sebal dengan Riana namun lama kelamaan mendukung upaya yang dilakukan gadis itu.
Sihir mesin
dingdong yang ditemui di Hongkong bukan satu-satunya yang mampu
membalikkan rasa rendah diri Rania. Magic itu memang ada dan kalau bukan
karena tekad dan niat kuat untuk memperbaiki dari rasa rendah diri itu,
tentu Riana takkan mampu menghadiri pernikahan Ardi. Keajaiban dan rasa
persahabatan saling bersinergi. Novel yang berhasil memberi pengaruh
bahwa self-esteem itu sangat penting.
Tidak ada komentar: