Efek Jera
Tsugaeda
One Peach Media, 344 hal
Toko daring (Tokopedia)
Sinopsis
Dio yang hanya seorang pemuda biasa tiba-tiba saja ditawari oleh Om Jon, seorang pensiunan intelijen Angkatan Darat untuk ikut menyelidiki suatu kejahatan yang sangat meresahkan orang banyak terutama yang menimpa para pengguna suatu maskapai penerbangan nasional.
Maskapai penerbangan yang bernama Penida Airways ini selain sangat lihai dalam mempraktikkan cara-cara kotor dalam memperoleh keuntungan juga pintar memanipulasi pihak-pihak di atasnya, tak heran karena selain didukung oleh backing yang kuat dari para pejabat yang telah disuap oleh sang direktur, perusahaan ini juga dikelilingi tukang pukul yang solid. Kasus terbarunya adalah adanya korban yang bunuh diri di kamar kosnya yang ternyata adalah seorang pramugara Penida Airways,.
Dio sadar penyelidikan yang hanya dianggapnya main-main ini mulai menampakkan keseramannya apalagi saat mendapati wartawati yang mengulas berita kematian sang pramugara itu menghilang tanpa jejak.
Langkah besar Dio adalah mengejar bayang-bayang wartawati ini hingga ke negara Korea meskipun para tukang pukul Penida Airways juga ikut membuntutinya sekaligus membuat perhitungan dengan Dio.
Ulasan
Butuh satu tahun setelah penerbitannya yang terakhir untuk membaca novel ini. Meskipun begitu, membaca novel karya Tsugaeda seolah tak lekang oleh waktu bagi saya. Tak ada kata terlambat karena ide yang disampaikan adalah isu yang krusial, selalu ada dan memang sering terjadi pada bangsa ini.
Dari novel yang pertama yang berjudul Sudut Mati, saya merasa ada korelasinya dengan novel Efek Jera. Apalagi isi kisahnya lugas dan menukik hingga ke ujung cerita. Penyelesaian yang mampu membuat terperangah karena akhirnya saya menemukan pengarang yang mampu menceritakan kebobrokan sebuah institusi atau perusahaan dengan gamblang.
Dalam novelnya kali ini, Tsugaeda lebih menceritakan sisik melik investigasi dan cenderung untuk tidak terlalu mengumbar aksi atau penyelesaian yang frontal. Dalam dua novel sebelumnya, pengarang selalu menyuguhkan aksi yang membuat deg-degan. Entah apa istilahnya, pokoknya pembaca seperti saya selalu ikut-ikutan deg-degan jika sampai di bagian yang menegangkan. Dan itu menjadi candu hingga sekarang.
Di sini tokoh yang menonjol hanya tiga orang. Selain Dio ada Om Jon dan bagi yang sudah pernah membaca novel Rencana Besar, pasti tak asing dengan Pak Makarim. Ketiganya bahu membahu membongkar borok-borok Penida Airways.
Bagi saya yang telah telanjur suka dengan ide dan gaya tulisan Tsugaeda, Efek Jera tetap memikat meskipun konflik dan aksinya kurang seru. Saya tidak akan membandingkan, namun tetap saja ada ekspektasi yang berlebih di pikiran saya akan kisah ini.
Ada yang kurang
Aksi yang bikin deg-degan dan berdarah-darah misalnya, sama sekali tak ada dan alurnya menurut saya lambat tidak seperti pada novel sebelumnya. Mungkin karena Efek Jera adalah novel investigasi sehingga kali ini pembaca hanya diajak dan diperkenalkan langkah-langkah dalam mencari jejak. Unsur thrillernya seakan menguap digantikan oleh teori dan metode ala Sherlock Holmes.
Namun menurut saya, metode riset yang dijalankan Dio cukup membuka wawasan. Apakah Efek Jera merupakan novel awal dari serangkaian novel berikutnya? Entahlah. Sampai akhir cerita tetap saja saya merasa ada yang kurang. Petualangan yang membawa Dio ke sana kemari, dari Semarang hingga Korea setidaknya memberi gambaran jelas apa itu investigasi dan bagaimana menyikapinya.
Terkesan misterius
Mungkin pengarang masih menyimpan beberapa plot lain yang lebih detail dan akan diungkapkannya pada novel berikutnya. Mungkin lho ya. Pada dasarnya novelnya cukup menarik sebagai bacaan alternatif bertema thriller dan kita akan dibuat terkagum-kagum oleh gaya misterius Om Jon dan Pak Makarim yang sukses dalam Rencana Besar serta mampu memecahkan sekaligus membereskan maskapai nakal sampai ke akar-akarnya ke ranah hukum.
Oh ya, saking seriusnya yang dibahas antara mereka bertiga, saya baru sadar mengapa pengarang kurang menggali karakter Dinta? Banyak memang nuansa misteriusnya. Terkesan pengarang menyembunyikan sesuatu sehingga pembaca dan Dio hanya tahu beres saja.
Tidak ada komentar: