Rapijali 1
Dee Lestari
Penerbit Bentang, 368 hal
Gramedia Gancit
Sinopsis
Berjumpa dengan teman-teman barunya di SMA Pradipa Bangsa, sempat membuat hati Ping ciut. Untuk hal yang tidak berhubungan dengan musik kali ini, Ping menyerah. Ia tak tahu cara berkenalan yang asyik, tak tahu harus bersikap bagaimana saat bertemu dengan teman sebangkunya yang bernama Inggil. Namun kepiawaiannya dalam bermusik dan berkreasi nada akhirnya mampu membuat namanya terkenal dan memiliki geng yakni band Rapijali.
Padahal sebelumnya ia hanyalah seorang cucu yang sekadar membantu melengkapi grup band kakeknya yang seorang penyanyi bersuara bagus di sebuah desa bernama Cijulang. Ping hanyalah gadis biasa yang bersahabat dengan Oding seorang peselancar setempat.
Kematian Yuda Alexander-sang kakek tersayangnya, menyisakan tanda tanya besar di hati Ping karena masa depannya terpaksa berakhir di rumah Guntur serta bersekolah di gedung yang sama dengan putra Guntur Putra Sasmita, Ardi.
Persahabatannya dengan anggota grup band Rapijali membungahkan kesadaran bahwa ternyata masih ada sejumput kasih dari teman-temannya sesama musisi. Meskipun Ping tetap belum tahu apa-apa perkara dirinya yang harus menetap di rumah Pak Guntur dan mengapa ia harus meninggalkan Cijulang.
Ulasan
Lama tak ada kisah baru dari pengarang Dee Lestari akhirnya di pertengahan tahun 2021 ini muncul juga karyanya yang lebih segar dan ringan. Berbeda dari novel sebelumnya yang serius, berat dan tebal, kisah bertajuk Rapijali ini ringan karena menceritakan sepak terjang seorang musisi remaja yang nasibnya terombang-ambing di tengah pusaran politik, musik, keluarga dan asal usul yang belum jelas.
Seperti yang sudah-sudah, novel Dee selalu memberikan nafas dan ilmu baru dalam menunjang suatu cerita yang diangkat. Dalam Aroma Karsa kita akan diajak menjelajahi dunia aroma yang belum pernah kita rasakan. Nah, dalam Rapijali, berbagai teknik dan istilah musik, mulai dari ketukan nada hingga aransemen unik menjadi bahasan dan dialog yang mengisi setiap bab dan menjadi menu yang wajib kita baca sampai akhir.
Di korus habis interlude, musik dibikin drastis sepi...pad saya masuk pelan, bareng bas Buto dan hi-hat Rakai. Lodeh nyanyi direm, pas nembak ke B jangan teriak. hal 244
Sebuah cerita yang ringan dan klise. Namun apa-apa yang menunjang sebuah cerita meskipun klise tetap haruslah berasal dari pemikiran, pendalaman, dan ide atau gagasan besarnya. Untuk itu dilakukan berbagai riset, kunjungan ke tempat yang menjadi latar cerita serta bagaimana karakter-karakter itu terbentuk dan saling berinteraksi.
Sebagai pengarang yang sudah menghasilkan banyak novel keren, Dee pastilah sudah menjalani berbagai tahap sehingga menghasilkan sebuah Rapijali. Dan itu mengesankan.
Aman-aman saja
Membacanya selalu ada rasa yang baru dalam arti kali ini musik menjadi pijakan utama yang diolah. Terkesan aman-aman saja dan belum ada intrik yang tajam. Bagaimana alur cerita bisa mengalir lancar dengan tokoh-tokoh yang tenang dan bersahabat serta sedikit karakter antagonis merupakan jaminan dari seorang pengarang yang telah berpengalaman mengolah cerita. Hingga di pertengahan novel ini dibaca, sebagian pembaca barangkali sudah menebak akan ke mana arah kisah Ping ini.
Ping yang besar dan hidup di Cijulang lalu tiba-tiba terdampar di rumah mewah milik pak Guntur seakan menjadi cerita klasik tentang remaja yang tak berdaya namun memiliki talenta besar di bidang musik. Sudah banyak yang mengangkat cerita yang mirip-mirip seperti ini. Jadi apa yang menarik dan istimewa dari Rapijali?
Sebagai sebuah kisah remaja, isinya sungguh menghibur dan mampu membuat dunia anak muda menjadi indah karena yang ada di pikiran mereka barulah tentang mencari pengakuan diri lewat musik dan kenyamanan hidup belaka bersama teman-teman seusia. Bagaimana serunya ikut lomba dan mampu menciptakan aransemen lagu yang tepat adalah sebagian tantangan yang kudu dijalani. Bukankah remaja selalu mencari tantangan?
Ada jilid kedua
Musik menjadi satu-satunya pelepasan dari rasa penat dan di tangan Dee cerita tentang musik akhirnya menjadi sebuah kisah menarik lengkap dengan istilah nada dasar dan kunci G-nya.Tak pelak novel ini telah menjadi ajang penyebutan berbagai jargon musik yang terdengar asing di pembaca awam. Apalagi ini baru novel jilid satu, mungkin di jilid dua kita akan menemukan lebih banyak lagi nada-nada yang bertebaran dengan olah vokal dan dominannya alat musik yang kembali ke bridge.
Oh ya saya baru tahu kalau ternyata novel ini akan berlanjut ke jilid ke-2 lalu ke-3. Ah pantas kiranya mengapa serasa nanggung sekali jalan ceritanya jilid satu ini. Tapi di atas semuanya novel dan alurnya menarik dan cukup menghibur celotehannya. Seluruh tokoh diceritakan berasal dari latar yang berbeda-beda sehingga cukup kaya untuk mengundang banyak konflik. Mungkin nanti di jilid selanjutnya akan terlihat bagaimana sisi-sisi dari Rakai, Ping, Jemi, Andre, Lodeh, Inggil terkupas seluruhnya.
Tidak ada komentar: