Tempat untuk Merayakan Kebersamaan itu Berada di Jalan Bandungan

 

 
Jalan Bandungan
Nh. Dini
Gramedia Pustaka Utama, 466 hal
Paperclip Book store
 
 
Sinopsis

Muryati adalah wanita Jawa yang berpikiran maju tetapi juga tak kuasa melawan kodrat dirinya yang harus patuh untuk menikahi seorang pria beraliran kiri. Ketika mengetahui mantan suaminya di penjara dan akan dibebaskan setelah dibuang dari pulau Buru, berbagai ketakutan dan kecemasan berkecamuk melingkupi diri.

Untunglah sahabat-sahabatnya seperti Siswi, Mur, Ganik dan Sri cukup memberi lengan dan pundak yang kuat untuk membantu memulihkan kondisi Muryati yang terguncang dan telah menjadi orangtua tunggal. Bahkan dengan ketekunannya ia mampu menantang dirinya untuk bersekolah di luar negeri dan berjumpa dengan jodohnya yang kedua.
 
Salah satu sahabatnya yang bernama Ganik bahkan memberikan sebuah rumahnya yang berada di jalan Bandungan untuk dipakai Muryati mewujudkan keinginannya mendirikan sekolah berbasis pendidikan bahasa Inggris.

Kesuksesan dan kejatuhan yang selalu menyertainya membuatnya menyadari bahwa tak ada yang lebih berharga selain keluarga terutama berkat dan doa dari sang ibu, para sahabat serta sebuah rumah di jalan Bandungan sebagai wujudnya.
 

Ulasan
 

Senang sekali bisa membaca salah satu novel Nh. Dini lagi yang tentunya selalu menyuguhkan kisah dengan tokoh protagonis yang membumi. Cerita tentang bagaimana berinteraksi dan beradaptasi lengkap dengan perasaan hati wanita yang menyertainya. 
 
Novel ini terbagi dalam 4 bab. Bab 1 tentang masa kini ketika Muryati yang telah mapan dikejutkan oleh kabar bahwa mantan suaminya akan dibebaskan dari penjara. Bab 2 tentang masa kecil dan remaja, sementara di bab 3 dikisahkan tentang masa-masa menyenangkan bersekolah di Belanda. Terakhir di bab 4 diceritakan soal ketegaran hati tokoh protagonis ini dalam menerima perpisahan sekali lagi.
 
Jalan Bandungan ini sarat dengan dialog diri dan perasaan dari si tokoh utama. Kita dibawa untuk memahami perasaan wanita yang harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami telah lama terlibat dalam gelembung partai komunis dan bagaimana hati seorang istri yang harus beradaptasi dengan situasi tersebut.

Kisah yang cukup sederhana tentang perjuangan dan keinginan wanita yang tak ingin berpangku tangan sewaktu ditinggal suami. Sisi yang ditonjolkan adalah bagaimana wanita itu bangkit dan memberi muka ke hadapan orang-orang yang meremehkannya lalu membalikkan semuanya dengan prestasi.
 

Semakin gamblang bagiku bahwa aku harus menunjukkan kepada orang-orang itu bahwa aku sendirian pun bisa tampil, bahwa kepandaianku diakui sampai aku diundang menambah pengetahuan ke luar negeri h. 200

 
Prestasi yang tentunya terbilang sulit bagi wanita yang selalu memikirkan bagaimana menjalani hidup tanpa ada pemasukan sama sekali. Namun berkat ketekunan, akhirnya bisa membuahkan hasil. Sebuah potret kehidupan yang nyaris mirip dialami oleh beberapa wanita di masa kini namun dalam konteks berbeda.
 

Porsi terbesar


Membaca novel Nh. Dini seperti mengarungi alam pikirannya tentang wanita dan hidupnya sendiri  yang berkorelasi antara rumah, keluarga, pasangan maupun lingkungan. Novelnya selalu menyuguhkan motivasi, rasa syukur serta berkah luar biasa dari para tokoh yang berkontribusi di dalamnya.

Cerita yang dituangkan oleh penulis ini selalu memiliki bobot tersendiri di mana perasaan, pikiran dan tindakan wanita semata-mata dilakukan demi keberlangsungan hidup di keluarganya serta terutama untuk hati yang harus dijaga. 
 
Sosok perempuan tegar selalu menjadi isu klasik yang harus selalu dikedepankan di nyaris sebagian novel Nh. Dini yang pernah saya baca salah satunya Pada Sebuah Kapal di mana sang wanita merasa tertekan dan harus mencari jalan keluar terbaik agar hati dan perasaannya tidak semakin terluka. Masalah rumah tangga menjadi porsi terbesar untuk diungkapkan, dijelajahi, ditelisik mulai dari urusan anak-anak, suami, bahkan menjadi ibu dengan kebutuhan-kebutuhan yang makin banyak harus dipenuhi.
 

Dengan latar waktu pada masa di mana semua orang yang terlibat komunis ini harus dijebloskan dan dibuang ke pulau lain, kita bisa mengira-ngira situasi seperti apa yang harus dihadapi oleh Muryati kala itu. Sosoknya yang tahan banting, mandiri dan tegar agaknya mampu menginspirasi siapa pun yang membaca novel ini.

Nilai persahabatan


Cerita ini mungkin terlalu biasa bagi sebagian orang karena terkesan menceritakan kondisi sehari-hari dalam kehidupan seorang perempuan biasa bernama Muryati. Namun sesungguhnya ada nilai-nilai persahabatan yang sangat mengagumkan yang mampu menjadi tulang punggung kehidupan seorang wanita yang sendirian.  Ia pun tak akan sesukses itu bila tak didukung oleh keluarga dan juga keluarga sahabat-sahabatnya yang tulus membantu meraih kemapanan. 

Diterbitkan pertama kali pada 1989 dan telah mengalami cetak ulang serta ganti penerbit beberapa kali, kisah Jalan Bandungan seakan tak mengenal kata usang. Ceritanya enak, sederhana, mengalir khas Nh. Dini dalam bertutur dan bersikap melawan kegelisahan yang diutarakan melalui kata. Saya selalu suka apabila Nh. Dini mulai menceritakan hal-hal secara detail di novel ini misalnya kota yang dikunjungi di luar negeri atau saat berjalan-jalan di salah satu distrik lampu merah di negeri Belanda.

Singkatnya novel ini tidak membosankan, dibaca berulang-ulang pun tetap meninggalkan kesan yang mendalam bagi pribadi yang terwakili oleh sosok wanita bernama Muryati, sangat membumi. Ciri khas dari penulis ini adalah ketidakberdayaan tidak akan menghalangimu mendapatkan cinta tulus dari manapun. Ketidakberdayaan mampu berbalik menjadi kekuatan untuk bangkit.


Tempat untuk Merayakan Kebersamaan itu Berada di Jalan Bandungan Tempat untuk Merayakan Kebersamaan itu Berada di Jalan Bandungan Reviewed by Erna Maryo on November 05, 2021 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.