Larasati: Aktris Panggung di Kancah Revolusi

 

 
 
Larasati
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara, 180  hal
Toga Mas YK

Sinopsis
 
Sebagai seniwati yang tenar, Larasati sangat dikagumi oleh para lelaki yang memujanya. Terlebih tak hanya sebagai aktris panggung tapi juga pelayanan yang mengesankan terhadap mereka entah kaum pribumi atau orang asing yang menginginkan tubuhnya. 
 
Kepergiannya dari Jogja ke ibukota Jakarta selain untuk bertemu dengan sang ibu juga adanya harapan akan kehidupan yang lebih baik. Namun apa daya Larasati atau Ara harus hidup kelaparan dan terjerat sebagai simpanan Jusman lelaki Arab yang sekadar menyukai fisiknya saja dan terombang-ambing dalam yel-yel revolusi yang terus terdengar di sekitarnya.

Ara akhirnya bisa berjumpa dengan sang ibu setelah mengalami berbagai benturan di tengah revolusi yang tak tentu arah.
 

Ulasan
 
 
Satu lagi cerita yang penuh dengan semangat revolusi dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang diperkenalkan oleh penulis kebanggaan bangsa Indonesia, Pramoedya Ananta Toer (PAT), yakni Larasati. Kisahnya sederhana namun memberi dampak yang signifikan bagi perjuangan bangsa Indonesia pasca Kemerdekaan pada kurun waktu antara 1945-1950. Novel ini tipis dan gampang dicerna sehingga tak akan memakan waktu lama untuk segera diselesaikan.

Ciri dari karya-karya novel PAT adalah selalu memberikan detail perjuangan yang kita tahu memang selalu menjadi penanda dan kekhasan paling menonjol dari proses kreatif seorang Pramoedya. Bangsa Indonesia dilukiskan dengan begitu bergairah setelah merdeka tapi di sisi lain masih gagap dan tertatih-tatih.
 
Indonesia saat itu masih belum tahu bagaimana untuk mengisi apalagi mempertahankan kemerdekaan yang masih bayi itu sehingga begitu ada celah dan lengah, tentara Nica akhirnya bisa dengan leluasa hadir mengobrak-abrik tatanan yang baru dibangun.
 
PAT nampaknya mampu mengembangkan dan menceritakan situasi yang harus dihadapi bangsa sehingga pembaca dapat membayangkan kondisi yang begitu semrawut, tidak jelas, dan banyaknya oportunis yang mabuk kemenangan. 
 

Perempuan tegar

 
Lewat kacamata seorang perempuan biasa yang berprofesi sebagai aktris panggung, kita bisa menengarai bahwa Indonesia masih belum sadar apalagi siap ketika mengetahui bahwa Belanda tetap mengincar dan kembali ingin menguasai Indonesia.
 
Dalam novel yang tipis ini PAT mampu menyisipkan berbagai persoalan bangsa yang kelihatannya berat sekaligus memaksa. Memaksa kita untuk merenungkan bahwa setiap perjuangan memang selalu membutuhkan pengorbanan besar.
 
Dibandingkan dengan Gadis Pantai yang juga mengupas tentang perempuan tegar, Larasati lebih ke arah retorika perjuangan. Banyak yang berkoar-koar namun belum menunjukkan hasil karena perjuangan memang membutuhkan proses.
 

Kedua novel ini memang mengangkat situasi Indonesia dari sudut pandang perempuan yang tidak memiliki kekuatan apa-apa selain kemauan dan semangat besar. Cuma bedanya, Larasati atau Ara lebih terampil dan sangat menyadari keadaan yang tengah berlangsung. 
 

"Apa yang ditakuti, bu? Kita semua hidup terus-menerus dalam ketakutan. Apa kalian biasanya ketakutan? Tidak ada. Kalau Revolusi menang, tidak seorang pun perlu takut lagi. Mari berangkat!" h. 93

 
Ara yang hanya bermodalkan semangat saja mampu berjuang melalui jalurnya sendiri, menelusupkan dirinya untuk menjadi seorang revolusioner sejati demi Republik yang ia cintai. Narasi yang disampaikan cukup membuat kita tahu bahwa bertahan pun cukup sulit khususnya bagi rakyat kecil.
 
Dalam setiap tulisannya PAT menyoroti bahwa ketimpangan antara kaum atas dan bawah itu memang ada. Sisi lain dari gebyar revolusi itu memang ada. Seorang aktris saja mengeluh kelaparan, apalagi rakyat jelata. Kunjungannya ke sebuah penjara adalah pukulan yang sangat telak bagi hidup Ara yang sebelumnya gemerlap.

Pada akhirnya Revolusi itu memang harus diakhiri melalui meja perundingan dan perlahan tapi pasti semua orang mulai lupa...

Larasati: Aktris Panggung di Kancah Revolusi Larasati: Aktris Panggung di Kancah Revolusi Reviewed by Erna Maryo on Desember 16, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.