Sampul buku adalah objek penunjang paling krusial dari seluruh rangkaian sebuah buku dalam menarik minat pembaca. Padanya yang hanya serupa selembar kertas tebal itu terdapat tugas berat berupa pesan rahasia dari kisah yang ingin disampaikan. Padanya pula terdapat daya tarik dan menjadi representasi langsung dari sebuah isi buku yang akan melekat erat hingga bertahun-tahun kemudian.
Namun sampul buku bisa pula hanya mengejawantahkan sebuah kesan dan hanya menarik mata dalam sepersekian detik saja. Hanya dalam satu kata yang terucap yakni menarik maka sampul buku pun telah tunai dalam menjalankan tugasnya.
Melihat sampul novel yang saya baca sepanjang tahun 2021, ternyata banyak juga yang ketertarikan pertama untuk membaca buku adalah hanya karena melihat sampul bukunya yang menarik.
Inilah salah satunya.
1.Pusaran Amuk
Novelnya sendiri sudah lama terbit sejak 2016 namun saya baru membacanya lima tahun kemudian. Sebuah rentang waktu yang sangat lama dan semestinya novel ini sudah berganti model sampul. Namun entah mengapa sampulnya yang terkesan berwarna-warni ceria macam gulali ini tetap dipertahankan hingga kini.
Sampul yang menarik dan membangkitkan penasaran karena warna merah yang dominan seakan menyiratkan sesuatu yang dahsyat.
2. Perjamuan Khong Guan
Bukan pecinta puisi namun mendapati sampulnya yang eye catching sungguh membuat rasa penasaran dan mendorong saya untuk mencicipi biskuit di dalamnya. Renyah dan mantap cita rasa yang ditawarkan pengarangnya. Sebuah konsep yang brilian dalam memainkan otak dan mata secara berbarengan.
Otak akan mengingatnya sebagai produk biskuit ternama, sementara mata akan terpaku pada warna merah yang sangat dominan. Sampulnya sangat memikat begitu pula isi larik-larik puisinya. Sebuah paket yang menawan dan tak mengecewakan.
3. Kekasih Musim Gugur
Novel karya Laksmi Pamuntjak sejak dulu selalu memiliki daya tarik. Sampul bukunya cukup memberi imajinasi tersendiri bagi yang memandangnya. Dibuat sederhana dengan warna kuning pucat sebagai dasarnya dengan siluet-siluet hitam yang mewakili tokoh ibu dan anak semakin menegaskan adanya konflik tajam di dalamnya.
Halaman sampul ini mampu membuat siapa pun yang telah membacanya mengamini betapa rumit dan kompleks permasalahan yang dituturkan oleh kedua tokohnya.
4. Efek Jera
Sama dengan di novel sebelum-sebelumnya, cerita tentang intrik dan konspirasi selalu disuguhkan dengan sampul yang sederhana namun berefek dahsyat. Warna-warna yang dimainkan selalu monokrom dengan satu dua objek pelengkap sebagai penguat cerita.
Justru sampul yang minimalis seperti ini pembaca menjadi sedikit bertanya-tanya apa dan bagaimana ceritanya? Padahal dengan menampilkan sampul yang terkesan biasa, saya malah jadi penasaran karena terus terang gambar sampulnya menarik.
5. Rapijali : Mencari
Sampulnya cukup menyita perhatian akibat dominasi warna biru Azure dan kuning Golden Rod yang semarak sehingga kita agak mengabaikan deretan gambar di bawahnya yang berupa bilah-bilah piano. Selain sebagai bilah piano, bisa pula diasosiasikan juga sebagai potongan bagian dari kehidupan tokohnya. Menarik dan sangat meremaja kalau saya bilang. Cukup eye catching dan sepadan dengan alur kisah di dalamnya.
***
Tak bisa dipungkiri selain cerita, sampul buku yang menarik mata tentunya menjadi pertimbangan bagi saya sendiri dalam membeli buku. Ada rasa penasaran berkenaan dengan gambar sampul dan ceritanya. Meskipun tidak semuanya, namun sejauh ini novel yang saya baca selalu berhubungan erat dengan kondisi dan daya tarik sampulnya.
Tidak ada komentar: