The Perfect World of Miwako Sumida: Dunia Kekecewaan Gadis Penuh Misteri

 

 
The Perfect World of Miwako Sumida
Clarissa Goenawan
Gramedia Pustaka Utama, 368 hal
iPusnas 
 

Sinopsis
 

Perkenalan yang tidak disangka-sangka dalam sebuah Goukon atau kencan buta dengan gadis lembut namun misterius bernama Miwako Sumida membuat dunia cowok bernama Ryusei Yanagi begitu berwarna. Selain sama-sama senang mengunjungi toko buku Ikeda, mereka juga sering terlihat bersama-sama di kampus Waseda sampai-sampai semua teman menganggap keduanya berpacaran.

Ketika Miwako ingin bekerja paruh waktu guna menambah uang sakunya, Ryusei mengenalkan gadis ini pada kakaknya bernama Fumi-nee dan langsung mempekerjakannya sebagai asisten pengecat tembok mural. Lambat laun kedekatan ketiganya makin erat karena Fumi-nee benar-benar memperlakukan Miwako dengan baik meskipun sekilas gadis itu penuh dengan aura misteri.
 
Keakraban yang sudah terjalin itu akhirnya koyak saat mendengar kabar Miwako, sang gadis penuh misteri itu memilih untuk mengakhiri hidup ketimbang berbagi cerita dengan Fumi-nee maupun Ryusei soal keresahan hatinya.

Kesedihan dan rasa kehilangan yang mengejutkan ini tak ayal membuat semua teman dan sahabat Miwako tak siap menerimanya. Termasuk Chie Ohno, seorang kawan baru yang terakhir menjadi sahabatnya.


Ulasan
 

Kalau membaca judulnya tentang dunia yang sempurna, kita pasti akan sedikit terkecoh. Dunia yang dikesankan sebagai wadah tempat Miwako merasakan hal-hal yang menyenangkan ternyata hanya sekadar imaji mimpi. Namun apakah dunia sempurna inikah yang dikehendakinya?

Ini kali kedua saya membaca novel karya Clarissa Goenawan dan rupanya tema yang diangkat masih seputar keheningan, kehampaan dan kesedihan yang menggigit. Lagi-lagi tentang upaya mengakhiri hidup yang nampaknya sangat "disukai" untuk diangkat ke dalam tema cerita ini. Tema yang mirip dengan novel pertama yang pernah saya baca dari pengarang yang sama.
 

Cerita terbagi dalam tiga POV, mulai dari Ryusei, Chie hingga Fumi-nee yang seluruhnya menceritakan kesedihan mereka ditinggal Miwako. Masing-masing melarikan rasa kehilangan itu dengan cara-cara yang mampu memberi rasa lega.
 

Mengalami hambatan


Melalui ketiganya potongan cerita mengalir dengan lancar dan misteri gadis bernama Miwako ini perlahan terkuak. Cara penceritaan seperti ini menarik namun di lain pihak pembaca seakan dipaksa untuk berkompromi dengan sudut pandang tokoh masing-masing berikut kekurangan dan kelebihannya.

Pengarang begitu piawai membeberkan fakta-fakta yang disembunyikan oleh si tokoh protagonis. Ceritanya mengalir dengan mulus tanpa kita sadari bahwa sosok Miwako semasa hidupnya sangat berpengaruh bagi perjalanan hidup ketiganya.
 
Saya sangat menikmati Clarissa yang perlahan namun pasti mengupas sisi psikologi atau mental dengan detail. Menjelang paruh terakhir novel tersebut kita akhirnya tahu bagaimana masing-masing tokoh pun mengalami hambatan dalam menjalani hidup sebelumnya.

Senasib dan rapuh


Ryusei yang selalu kebingungan dengan surat-surat Miwako, Chie yang merasa tak dianggap, atau Fumi-nee yang mengalami pelecehan dan bullyan semasa bersekolah dulu, seluruhnya dituturkan berselang-seling diikat oleh perasaan senasib dan rapuh yang dibungkus dalam bingkai kesedihan Miwako.
 
Novel yang nampaknya membuat pembaca seperti saya ikut merasakan kedukaan akibat tragedi anak muda sekaligus keterasingan yang dalam yang diciptakan akibat kedekatan mereka dengan Miwako. Seolah keakraban Miwako justru membuka luka lama yang seharusnya terkubur rapat.

Dari dua kali membaca novel karya Clarissa ini, bisa dikatakan novel ini semakin kuat dalam menorehkan kalimat-kalimat naratifnya. Pembentukan karakter tokoh-tokohnya semakin lugas dan berani menyisipkan kondisi tokohnya -salah satunya yang transgender- itu larut dalam penceritaan.

Terkecoh lagi

 
Fumi-nee sendiri menurut saya adalah tokoh yang paling unik untuk dieksplorasi karena selain perilakunya yang tidak biasa, kaitan unsur mistis dan masa lalunya sangat berpotensi memberi gambaran arwah Miwako yang sebenarnya. Sebegitu pintarnya pengarang mengemas sosok itu, saya pun akhirnya terkecoh lagi ketika sosok yang tinggal menumpang di apartemen Fumi-nee adalah makhluk astral.

Nah, kau pura-pura jadi siapa sekarang, Miwako Sumida? Hal. 335


Ada keheningan sekaligus kelegaan karena mampu melewati segala drama. Ada katarsis yang diam-diam muncul manakala segala beban akhirnya terangkat menyusul pengakuan besar Miwako dan penyebab ia terpaksa bunuh diri. 

Persahabatan, riwayat keluarga, gender dan seksualitas memainkan peran yang sangat penting di setiap narasinya. Sangat menggugah dan menawan.
The Perfect World of Miwako Sumida: Dunia Kekecewaan Gadis Penuh Misteri The Perfect World of Miwako Sumida: Dunia Kekecewaan Gadis Penuh Misteri Reviewed by Erna Maryo on Juli 25, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.