Perang Opium dan Republik Naga yang Menghebohkan

 

 
Perang Opium ( Novel 1)
Republik Naga ( Novel 2)
R.F. Kuang 
Gramedia Pustaka Utama, 568 hal (1) dan 656 hal (2)
iPusnas


 
Sinopsis
 
Sebagai anak yatim piatu akibat korban perang, Fang Runnin atau biasa dipanggil dengan Rin telah siap dengan berbagai kendala yang akan ia hadapi ketika lolos untuk menjadi murid di akademi militer elite Kekaisaran Nikan.  

Bersama dengan murid-murid lainnya, ia digembleng untuk menjadi prajurit yang mampu bertempur membela kekaisaran. Saat menjadi murid, Rin kerap diremehkan oleh teman-temannya yang secara lahiriah memang berpenampilan cantik rupawan serta berjiwa petarung. 
 
Meskipun selalu merasa rendah diri oleh kondisi tubuhnya yang berkulit lebih gelap, ternyata Rin memiliki kemampuan mendatangkan kekuatan supernatural yakni memanggil dewa api, Phoenix untuk membantunya bertarung. Kemampuan inilah yang membuatnya terkenal sekaligus menjadi dilema bagi dirinya di kemudian hari.

Setelah bertempur dan mendapati komandannya yang bernama Altan tewas, Rin akhirnya diangkat menjadi penggantinya dan memimpin gerombolan Cike. Kelompok yang terdiri dari remaja yang memiliki kemampuan aneh namun berguna saat bertempur.

Saat berjumpa Vaisra -sang panglima Naga, Rin merasakan semangatnya berkobar-kobar untuk membalaskan kematian Altan dengan membunuh Maharani yakni Su Daji. Keinginan untuk menghabisi lawan makin menjadi-jadi kala Rin mampu mengendalikan dewa api yang masih mempengaruhi benaknya. 


Ulasan
 
 
Setelah sekian lama tak pernah membaca cerita tentang pejuang dari kalangan anak muda, akhirnya saya menemukan satu judul novel bergenre Young Adult yang menarik. Meskipun rada tertinggal dari euforia bacaannya -novel ini rilis tahun 2019- namun perkara waktu agaknya bukan menjadi halangan untuk dapat mengikuti keseruannya.

Saya menemukan novel ini secara tidak sengaja dan sempat bertanya-tanya mengapa novel terjemahan ini terkesan sepi-sepi saja tidak seperti The Hunger Games atau Divergent yang dengan cepat difilmkan dan meledak saat itu. Meskipun sangat dipuji-puji oleh pembaca luar negeri, sebenarnya apa istimewanya kedua novel karya R F  Kuang ini? 
 
Novel yang saya maksud adalah Perang Opium dan Republik Naga. Novel dengan latar sejarah di masa perebutan wilayah dan ego para pemimpin Tiongkok yang terus ingin berkuasa secara absolut.

Perang Opium


Bila hanya membaca sekilas judulnya dan menatap sampul depan, ceritanya pasti sekadar tentang anak muda yang harus terjun ke dalam kancah peperangan. Seperti kata pepatah, jangan menilai buku hanya dari sampulnya karena ternyata sebuah peperangan dahsyat berikut keterlibatan seorang pejuang remajanya, justru menjadikan daya tarik cerita yang lebih besar dan kompleks.
 
Walaupun mungkin ada sebagian yang merasa bahwa kedua novel ini hanya berisi peperangan, namun tak bisa dipungkiri bahwa unsur drama dan emosi serta sengkarut perebutan wilayah nyatanya menjadi titik dan daya tarik paling panas sekaligus paling mengaduk emosi. Dan sebenarnya yang paling mencuri perhatian adalah sepak terjang gadis yang mampu mengobarkan bara api dari tubuhnya bila sedang kerasukan dewa api.

Tanpa rasa takut


Di novel pertama yakni Perang Opium, kita akan diperkenalkan sosok-sosok remaja yang nantinya bakal mengisi kancah pertempuran yang akan berlangsung hingga di novel kedua, Republik Naga. Bagian menarik dari perjalanan mencari jati diri dari seorang gadis bernama Rin ini adalah pada saat ia sedang menimba ilmu di akademi Sinegard, di mana dia menerima berbagai tantangan dan gemblengan dari para guru serta pandangan meremehkan dari para siswa, terutama Nezha.

Jiwanya yang selalu ingin mencari pengakuan dan juga harapan untuk hidup yang lebih baik bercampur aduk dalam pemikiran Rin yang digambarkan oleh pengarangnya sebagai pribadi yang belum matang namun memiliki ego dan keberanian luar biasa tanpa rasa takut untuk melawan siapa pun.

Di novel ini Rin memang hanya digambarkan sebagai sosok remaja dengan semangat berkobar-kobar saat perang Opium itu terjadi. Kemampuannya dalam bertanding cukup membuat musuh ketakutan. Apalagi setelah mendapati dirinya adalah bagian dari pasukan di bawah komandan Altan yang sangat dikaguminya. 

Dalam novel bagian pertama ini, cerita masih seputar tentang keinginan Rin yang ingin memperdalam ilmu berperangnya di akademi militer serta menggali lebih jauh tentang dewa api bernama Phoenix. Pembaca pasti akan sedikit merasa jenuh saat mendapati hingga di pertengahan buku ini kita belum juga menemukan inti perjuangan Rin.
 
 
sumber:tumblr/spalahmoon

 

Namun alur cerita yang paralel dan sempat bikin bosan ini diganjar oleh pengarangnya dengan aksi dan watak Rin yang ternyata mampu membuat pembaca ikut bersimpati terhadap gadis itu. Rasa kesepian namun juga menyimpan amarah dan dendam seakan menarik kita untuk juga ikut memaklumi berbagai langkah Rin yang keras. 
 
Konflik dengan Altan pun merupakan penggambaran pertama yang disampaikan pengarangnya bahwa Rin memang petarung berani. Perang Opium agaknya menjadi titik awal dari sepak terjang gadis berkulit gelap ini dan di novel ini kita jadi tahu bahwa Rin tak sekadar ingin lepas dari bayang-bayang masa lalu.
 

Republik Naga


Di novel kedua, pengarang sudah mulai lebih banyak memasukkan banyak tokoh lengkap dengan konflik yang muncul bersamaan dan saling menjatuhkan. Bersama gerombolan Cike, Rin mulai melakukan banyak manuver pertempuran hingga akhirnya bertemu dengan panglima Naga, Vaisra.

Sesuai dengan judulnya Republik Naga, cerita banyak berkisar tentang upaya dan manuver peperangan yang dilancarkan Vaisra yang kadang bertolak belakang dengan keinginan Rin. Di sini perkembangan emosi Rin makin menyeruak sehingga kadang ia menjadi salah langkah dalam memimpin gerombolan Cike.
 

Tugasmu sebagai komandan adalah melindungi mereka...mereka bersamamu karena mereka takut. Tapi kau membahayakan mereka dengan setiap keputusan bodoh yang kauambil dan ketidakmampuanmu mengendalikan diri. Hal.42

 
Apabila di novel pertama Rin kerap kesepian dan cenderung dijauhi, maka di novel bagian kedua ini justru sebaliknya. Selain sebagai komandan, kemampuannya dalam mengorganisir peperangan selalu dipuji. Meskipun kadang juga kerap teler akibat pengaruh laudanum atau opium.

Suasana aneh


Novel kedua ini lebih berwarna karena banyak teman seperguruan akademi militer yang kembali bertempur dalam skuadron yang sama. Bahkan pertemuannya dengan Nezha dan Venka kerap membawa ingatan Rin ke dalam suasana yang aneh. Dahulu musuh kini menjadi satu tim untuk melawan Maharani Su Daji. 
 
 Persahabatan khas remaja tumbuh dengan baik meskipun Rin tetap menjadi dirinya sendiri yang keras kepala. Hanya sahabatnya saja yang bernama Kitay yang mampu meredam emosi dan tempat berkeluh kesah. Dan berkat upaya Kitay, Rin akhirnya bisa memiliki semacam sayap yang mampu terbang dan mengalahkan musuh.

Alur ceritanya berjalan cukup rapi dan paralel. Deskripsi perang yang kejam dan digambarkan secara detail aksi-aksi pembantaian atau ekskusinya membuat novel ini digolongkan sebagai cerita yang jauh dari keceriaan remaja pada umumnya. 
 

Terperangah

 
Namun meskipun berdarah-darah dengan pedang yang selalu berdenting, kisah seorang remaja bernama Rin berikut pelbagai permasalahan yang dihadapinya sejujurnya sangat menarik diikuti. Saya cukup suka dengan cara pengarangnya yang mampu mengombang-ambingkan emosi si tokoh. Mulai dari tertekan hingga bahagia karena telah berhasil membunuh musuh. 

Secara keseluruhan novel karya R.F. Kuang ini merupakan representasi cerita tentang peperangan remaja ala Asia. Dan jika sebelumnya kita kagum dengan Hunger Games, kali ini kita dibikin terperangah dengan latar zaman Tiongkok dengan alamnya yang kerap tidak bersahabat.

Kemasan cerita yang baik dan tidak terlalu berbelit serta minim romansa membuat novel ini agak di luar pakem namun justru menimbulkan daya tarik tersendiri. Pokoknya baca sendiri saja deh. Tuntaskan sebelum nantinya novel ketiga dari trilogi ini dirilis.







Perang Opium dan Republik Naga yang Menghebohkan Perang Opium dan Republik Naga yang Menghebohkan Reviewed by Erna Maryo on September 11, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.