Beta testing (Job Series #1)
Moseboo,
Elex Media Komputindo, 352 hal
iPusnas
Geronimo, (Job Series #2)
Indah Hanaco
Elex Media Komputindo, 474 hal
iPusnas
Algoritme Rasa (Job Series #3)
Pradnya Paramita
Elex Media Komputindo, 464 hal
iPusnas
Sinopsis
Beta Testing (Job Series #1)
Pertemuan Pangeran Handaru atau biasa dipanggil Pange dengan gadis penjaga perpustakaan bernama Magda rupanya telah menjungkirbalikkan perasaannya. Cowok yang bekerja sebagai Game Tester ini selamanya akan menjadi pribadi yang tidak tegas seandainya tidak berjumpa dengan cewek cuek ini.
Padahal, persoalan Pange tak hanya soal itu. Hubungannya dengan gadis lain yang bernama Mika juga menambah ruwet pikirannya karena kelanjutan hubungan yang lebih serius dan amat dinanti Mika dari mulut cowok itu seakan tak kunjung keluar. Mika menginginkan kepastian.
Bersama Magda Pange merasa nyaman dan justru memiliki keberanian untuk keluar dari cangkang rapuh serta menjadi cowok yang lebih berdedikasi baik terhadap pekerjaannya di divisi Game Developer maupun hubungannya dengan Magda itu sendiri. Namun urusan yang membelit antara Pange, Mika dan Magda ternyata tidak semudah menguji permainan dalam setiap Game yang ia kerjakan.
Geronimo (Job Series #2)
Pertemuan antara Maxwell dengan Tara seakan sudah ditakdirkan. Ketika mendapati kekasih Maxwell berselingkuh di depan mata kepalanya sendiri, tak lama kemudian Tara hadir menjanjikan masa depan yang lebih berwarna-warni sekaligus menyembuhkan patah hati Maxwell.
Maxwell sangat menyayangi Tara dan ingin menjadikan Tara sebagai pelabuhan hatinya yang terakhir. Namun cobaan demi cobaan selalu saja merintangi perjalanan kisah kasih keduanya. Karier Maxwell sebagai arkeolog sungguh dipertaruhkan manakala konflik yang muncul susul menyusul itu menghunjam dan nyaris menghancurkan perasaan cowok itu yang telanjur mencintai Tara dengan sepenuh hati.
Algoritme Rasa ( Job Series #3)
Sebagai seorang Backend Developer cewek satu-satunya di kantor, Junia Padma cukup kebal dengan berbagai godaan dan julukan yang diberikan dari teman-temannya yang sebagian besar kaum adam ini. Manakala ia berjumpa dengan cowok arsitek sekaligus klien untuk pembuatan website nya, hati dan pikiran Junia menjadi porak-poranda dan kehilangan kata.
Perjanjian yang dibuat antara si klien yang bernama Bhisma dengan dirinya justru bukanlah tentang pekerjaan website yang harus segera diselesaikan sesuai tenggat waktu. Namun justru sungguh receh yakni menerima tawaran Bhisma untuk menjadi pacarnya dan membuat cemburu mantan kekasih cowok itu yang bernama Sandra.
Awalnya Juni merasa ringan saja menjalankan perannya tanpa menyadari bahwa makin lama berdekatan dengan cowok ini dirinya makin berdebar tak karuan. Segala rumus coding yang kerap ia terapkan untuk pembuatan website sepertinya tak cukup mampu mengusir bayangan Bhisma yang menarik sekaligus meresahkan ini.
Ketika Juni sampai pada titik tak lagi bisa menghadirkan anti virus di dalam komponen asmaranya, di saat itulah ia harus mengambil keputusan. Cinta atau pergi selamanya. Virus bernama Bhisma harus enyah jauh darinya.
Ulasan
Entah mengapa sewaktu rilis novel-novel ini, saya kurang mendengar gaungnya apalagi mengetahui tampang sampul bukunya. Apakah karena bukan dirilis dari penerbit buku terbesar atau memang tidak tertangkap oleh radar penglihatan saya, gak paham juga.
Setelah dibuat penasaran dengan judul yang diembel-embeli dengan Job Series, akhirnya dapat juga gilirannya untuk melahap ketiga novel asyik ini. Asyik? Iya, alur ketiganya sangat menggoda, meliuk-liuk, tarik ulur, bikin gemas namun tidak lebay. Bahkan dialog yang mengalir dari masing-masing novel ini membuat saya sering tersenyum kecil.
Konsep novel dengan lebih memperbanyak bahasan pekerjaan atau profesi yang dijalani sang tokoh rupanya cukup memberi kesan yang alih-alih ruwet namun justru telah memberi warna jalan cerita yang memikat dan tidak membosankan.
Cerita dengan porsi pekerjaan yang terlalu banyak ditonjolkan kadang bisa membuat pembaca merasa malas mengikutinya apalagi bila diikuti dengan jargon atau istilah rumit. Dalam novel Job Series ini, pekerjaan yang dikaitkan dengan tokohnya memang seakan menjadi nafas kedua dari sebuah kisah utama.
Berbagai profesi
Benang merahnya tetaplah perjalanan asmara dan menjadi bagian cerita yang dimaksimalkan. Adapun pekerjaan sang tokoh tetap ditonjolkan namun dengan sketsa yang lebih halus di sana sini sehingga tidak mengganggu cerita terlalu jauh.
Hasilnya luar biasa, pembaca justru menyukai kolaborasi kisah antara asmara dengan jenis pekerjaan yang ditekuni sang tokoh. Bahkan profesi unik yang disandang keenam tokoh ini malah terdengar seksi di ketiga novel ini.
Ada berbagai profesi seperti Game Tester, Pustakawati, Arkeolog, Wedding Organizer, programmer dan arsitek yang menjadi mata pencarian kaum milenial yang coba diangkat lewat novel #Job Series.
Cobalah mulai dengan membaca Beta Testing yang kalau dilihat dari judulnya sepertinya membuat dahi kita berkerut karena terdengar asing bukan? Namun dengan bagusnya pengarang mampu membuat istilah dan dinamika pekerjaan sebagai Game Tester itu terlihat santai dan tidak rumit.
Alurnya sungguh bikin gemas dan dengan kelihaiannya pengarang mampu membuat pembaca menikmati kisah percintaan antara Pange dengan kedua wanita yang disayanginya -Sandra dan Magda- dan bertanya-tanya siapa yang beruntung mendampingi cowok itu pada akhirnya.
Agar tidak terlampau serius, pengarang juga menyelipkan beberapa kelucuan diantaranya diwakili oleh tokoh bos Pange yang bule dan diceritakan sedang belajar bahasa Indonesia sedikit-sedikit itu. Setiap ucapannya cukup membuat saya tertawa.
Beta Testing menurut saya sangat menarik dan sangat mencuri perhatian karena tokoh utamanya bukan perempuan. Dia seorang laki-laki yang bekerja di sebuah Game Developer dan bertugas menguji hasil game aplikasi yang akan dirilis ke publik. Seru kan? Pokoknya Job Series #1 ini sangat memikat kisahnya karena diambil dari sudut pandang seorang cowok yang gundah akan kisah asmaranya dan pekerjaannya.
Bagi pria ada ribuan alasan yang buat dia takut buat berkomitmen, tapi enggak butuh banyak alasan saat kami siap buat jalin komitmen dengan satu perempuan, cukup karena siap dan perempuan itu memang yang dipilih, that's it. Hal. 319
Dua novel sisanya menurut saya sama menariknya karena menyangkut asmara yang lebih menggebu-gebu namun diselesaikan dengan cara yang manis khas anak muda. Dalam Geronimo, selipan tentang pekerjaan Maxwell sebagai arkeolog sebenarnya menarik namun karena porsinya terlalu banyak, kesannya jadi membosankan.
Dari ketiga novel # Job Series, saya merasa terkesan dengan kisahnya Juni. Ada banyak alasan salah satunya karena alur ceritanya yang menggemaskan, tarik ulur dan konflik yang dibangun antara Juni dengan Bhisma yang begitu hidup dan natural sehingga cukup sukses mengobrak-abrik perasaan pembaca. Jangan lupakan pula sudut-sudut kota Jogja yang mereka kunjungi dan mampu membuat saya ingin juga mendatangi kedai kopi kota itu. Dan dalam Algoritme Rasa ini, menurut saya riset ceritanya keren banget.
Si pengarang sangat pintar menyelipkan beberapa persoalan yang memantik emosi sekaligus meredakannya dalam satu adegan yang manis. Sesaat meradang namun kemudian kelegaan datang. Susah senangnya Juni dalam bekerja sangat relate dengan kehidupan wanita bekerja di masa kini. Cerdas namun kebingungan ketika ada cinta menyapanya.
***
Membaca ketiga novel tersebut dijamin membuat perasaan dan pengalaman membaca kita menjadi makin penuh. Ada debar rindu, gejolak amarah, patah hati, kekonyolan khas dari para rekan kerja, emosi yang tersulut baik yang ringan ataupun berat semuanya tercampur di dalamnya. Oh ya membacanya tak perlu harus berurutan, karena satu sama lain adalah kisah tersendiri.
Tokoh favorit saya tetap Juni namun tak menampik bahwa seluruh tokoh dari ketiga novel ini yang muncul adalah juga karakter yang unik dan memikat. Semuanya berproses untuk menjadi lebih dewasa dan matang tentunya.
Di sisi lain pembaca sendiri pada akhirnya bisa lebih mengetahui dan memahami apa saja dibalik dapur sebuah pekerjaan yang rata-rata masih asing dan terkesan eksklusif itu. Keren deh pokoknya.
Tidak ada komentar: