Permainan Hantu-Hantu
(Charlie Parker #15)
John Connolly
Gramedia Pustaka Utama, 600 hal
iPusnas
Sinopsis
Agen FBI Edgar Ross menugaskan detektif Charlie Parker untuk melakukan penyelidikan di kota Providence tempat seorang detektif lainnya yang bernama Jaycob Eklund terakhir terlihat dan kini telah menghilang secara misterius. Eklund nyaris berhasil mengungkap kaitan antara orang-orang yang lenyap dan terbunuh dengan kemunculan hantu-hantu yang disaksikan para korban. Namun mengapa ia juga ikut menghilang?
Dalam penyelidikannya Parker seperti menemui jalan buntu karena terhambat oleh beberapa tautan arsip yang misterius dan daftar kontak di ponsel Eklund yang minim informasi. Ia kerap harus berpindah-pindah tempat demi mengejar dan mengungkap misteri hilangnya Eklund.
Lewat penuturan Milena sang mantan istri, terungkap bahwa Eklund tertarik dengan hal-hal paranormal dan hantu-hantu. Di masa lalu ada sekumpulan hantu yang disebut dengan Persaudaraan dan sangat kompak dalam menakut-nakuti manusia. Selain itu ada pula roh-roh pemakan bangkai yang menamakan diri sebagai Manusia Hampa. Mereka adalah dua kubu hantu yang berseberangan dan memiliki kemampuan mengadu domba pikiran manusia. Eklund menelusuri asal-usul dan hubungannya dengan manusia yang mengendalikannya.
Mengetahui keberadaannya terancam oleh sepak terjang Eklund yang makin mendekati titik terang kasus orang hilang, pasangan suami istri Kirk dan Sally yang telah lama dilindungi hantu Persaudaraan langsung berencana menculik dan membunuh detektif Eklund, penjual mebel sekaligus cenayang bernama Tobey Thayer, dan Lydia Orzel.
Dengan kemampuannya sebagai detektif dan dibantu oleh dua orang koleganya yakni pasangan Angel dan Louis, mereka berhasil mengungkap kasus yang sedikit rumit ini.
Ulasan
Agak terlambat sepertinya saya mengetahui novel ini. Seperti biasa hal yang bikin terpikat adalah karena menatap sampul bukunya yang menurut saya keren. Desain sampul dan warnanya sangat menggugah minat untuk segera kepingin tahu cerita apa sebenarnya dibalik judul Permainan Hantu-Hantu itu.
Di awal cerita saya jelas kebingungan dengan peran hantu, roh, serta hal-hal yang berbau tidak kasatmata, janggal, dan aneh. Ditambah dengan kehadiran hantu Persaudaran yang membayangi sebuah keluarga yang tinggal di tepi hutan.
Pria itu berputar pada kaki kanan sehingga sisi kanannya sekarang menghadap Alex, kemudian maju selangkah dan lenyap, tanpa meninggalkan tanda apa pun bahwa dirinya pernah berada di sana. Hal-55
Cerita ini meskipun memusatkan perhatiannya pada pencarian detektif yang hilang misterius, namun tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan hantu-hantu itulah yang menyebabkan novel ini menarik sekaligus ngeri dalam arti, setiap babnya selalu menyimpan kejutan horor yang tidak disangka-sangka.
Bahkan pengarang melukiskan situasi di mana hantu mulai merayap dan membayangi korbannya dengan sangat realistis sekaligus menakutkan. Mungkin jika divisualisasikan ke dalam fim mirip adegan Dementor yang membayangi Harry Potter, 'kali. Saking menjiwai tulisannya, pembaca mungkin ada yang merasa ngeri atau ikut hanyut dalam suasana.
Novel ini cukup tebal seakan semua aspek dikemukakan dan pembaca harus mengetahui asal mulanya suatu sebab akibat yang terjadi di sebuah wilayah antara Portland dan Vermont sebagai latar ceritanya. Meskipun tokohnya sedikit, namun alurnya sangat berliku-liku dan padat.
Memancarkan karisma
Di pertengahan cerita saya baru bisa menangkap alur, gaya dan maksud cerita ini. Terima kasih banget untuk penerjemahannya yang baik sehingga jalan ceritanya akhirnya mampu diikuti dengan seru.
Kalau membaca gaya penulisan John Connolly ini seolah-olah kita sedang dituntun untuk mengenal seluk beluk wilayah atau tempat khususnya di pedalaman Amerika karena ia rajin sekali untuk mengungkap berbagai hal, fakta atau kejadian sampai sedetail-detailnya sehingga menjadikan kasus atau plot utama itu seakan terabaikan.
Kendati bercerita tentang hal lain yang terkesan tak ada kaitannya, novel Connolly mampu memberikan berbagai informasi penunjang suatu alur cerita, semisal latar dan lokasi cerita. Meskipun tokoh sentralnya seorang detektif yang mirip kucing karena memiliki 9 nyawa. Karakter yang disandang seorang Charlie Parker mampu memancarkan karisma dan kesan yang berwibawa.
Saya baru membaca satu novel ini dan kesan yang muncul adalah pengarang ini rupanya memiliki gaya yang lebih mengejutkan dalam mengeksekusi cerita. Tembak menembak, penyiksaan terhadap korban, intimidasi dan penyimpangan hubungan agak membuat terkaget-kaget namun sesungguhnya menarik.
Pada akhirnya saya bisa menikmati cara bercerita yang disampaikan oleh
pengarang dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hal yang unik dari
novel ini adalah pemaparan soal hantu, dunia tidak kasatmata, dunia roh,
orang mati, kepercayaan, dan religi yang dibenturkan dengan sepak
terjang manusia. Terkesan tidak nyambung namun pengarang mampu
menyandingkan dunia fana dan roh dengan sangat baik.
Bahkan bagi saya membaca novelnya seperti sedang menyaksikan sebuah kisah yang disuguhkan layaknya dalam sebuah film seri Amerika saja.
Tidak ada komentar: