Rapijali 2-Menjadi: Kehidupan Ping yang Sebenarnya






Rapijali 2
Dee Lestari
Penerbit Bentang, 479 hal
Bookfair Senayan

Sinopsis


Setelah berhasil ke babak semifinal, Rapijali langsung dengan mulus melaju ke babak final dalam Ajang Band Idola Indonesia. Untuk menggodok dan menyatukan ide lagu orisinil yang akan dibawakan di babak final, Rapijali sepakat pergi ke Cijulang sekaligus menenangkan pikiran. Bagi Ping sendiri pergi ke Cijulang Batu Karas serasa mengembalikan perasaan dan ingatan masa kecilnya bersama Oding dan kakeknya.

Saat Rapijali telah meraih mimpi sebagai band Idola, justru hati Ping diguncang oleh perasaan terluka ketika mengetahui fakta sebenarnya dari keluarga Guntur. Dengan hati terluka Ping kembali ke Batu Karas dan susah payah menata hatinya kembali dan mulai serius memikirkan masa depan.

Selain sibuk menyiapkan latihan, Ping rupanya juga serius ingin melanjutkan studi ke sekolah musik Universitas Bakti Sancaya dengan mengambil jalur beasiswa. Meskipun diragukan kemampuannya dan nyaris gagal, suatu peristiwa yang berhubungan dengan frekuensi resonan telah membukakan jalan bagi Ping untuk meraih cita-citanya berkarier di bidang musik.

Ulasan


Setelah jeda cukup lama dari sejak pembelian novel jilid pertama, akhirnya saya mampu juga memiliki novelnya yang jilid kedua. Itu pun saya sudah niatkan untuk sungguh-sungguh akan membelinya pada saat ajang pameran buku, entah akan ada potongan harga atau tidak karena cerita tentang Ping itu sulit dilupakan begitu saja dan bikin penasaran.


Di novel kedua ini cerita tentang Ping begitu leluasa diungkap dan menjadi bertambah heboh saja dengan kehidupannya yang seru bersama para sahabatnya di Rapijali. Di novel ini seluruh karakter yang banyak itu satu per satu mulai dibedah baik secara emosi maupun diksi yang mengenainya.

Tokoh-tokoh yang telah disebutkan di novel pertama secara bergantian unjuk gigi dan memberikan keseruan yang berwarna-warni. Ada Guntur yang bersikukuh mempertahankan Ping sebagai anaknya meskipun harus berpisah dengan Sarnita dan anaknya, ada Ardi yang ingin menghancurkan karier bapaknya.

Kamu merebut segalanya. Kamu, dan band bodohmu, bahkan merebut satu-satunya orang yang bisa diajak bicara. Hal 13


 
Ada sikap Oding yang tegas tak ingin berjumpa lagi dengan Ping, ada Rakai yang bimbang dengan perasaannya sendiri, bahkan ada kengototan karakter lain semisal Sarnita, Ibu Ira atau Profesor Dama yang cukup memberi cerita ini lebih bergema. Ibarat suara semuanya bertalu-talu saling menunjukkan tempo, dinamika, nada serta rasa akibat dampak dari keberadaan Ping. 

Emosi tersembul


Pengarang mampu mencampur dan menunda keseruan demi sesuatu yang menakjubkan di adegan akhir. Namun untuk mencapai ke sana, berbagai konflik rupanya terus membayangi kehidupan Ping. Lebih menghunjam pikiran dan lebih nendang dibandingkan cerita di novel pertama.

Momen saat Ping berada di Cijulang bersama band Rapijali, alih-alih menyenangkan dan membawa kenangan indah namun justru membuatnya resah ketika Rakai terlihat dekat dengan Jemi.

Ia marah karena kenangan manis rumahnya menjadi sebelanga susu yang dirusak oleh setitik nila momen Jemi dan Rakai. Hal 194

Atau ketika mendapati dirinya tiba-tiba menjadi sorotan media dan menyadari ada kabar yang sangat dahsyat tengah menimpanya akibat ulah lawan politik Guntur yang cukup membuatnya oleng sesaat dan putus asa.

Ia tidak tahu hendak ke mana. Ia hanya tahu ia tidak bisa lagi di sana. Kelima kawannya kelu melihat pemandangan pilu itu. Hal 257


Berbagai emosi yang tersembul dan tersendat memang nampaknya ingin ditumpahkan ke dalam novel ini. Untunglah ceritanya tidak terlampau jatuh bosan karena pengarang selalu siap dengan amunisi yang mampu membuat pembaca seperti saya tetap membacanya sampai halaman akhir.

Meskipun ceritanya berkisar tentang anak muda, namun penggambarannya sangat dewasa, menghibur dan mampu membuat perasaan pembaca campur aduk, ikut senang, kalut dan hanyut oleh rasa sedih manakala Ping dijatuhkan secara kasar oleh orang-orang yang tidak senang dengannya.

Selain itu, suguhan humor yang ditampilkan lewat celetukan salah satu keluarga Lodeh bernama Nyak Siti cukup membuat saya cengar-cengir karena dialognya yang ceplas-ceplos dan apa adanya, mirip dengan emak-emak di sekitar rumah. 

Asupan jiwa


Rada mirip cerita FTV sih, namun pengarang mampu memberi asupan yang membangkitkan jiwa. Jiwa yang merekah manakala Ping harus menjalani ujian untuk masuk universitas dan untuk momen ini meskipun kita tahu Ping bakalan lolos, namun pengarang sedikit memberi kesulitan melalui Profesor Dama. 

Kontrol tempo kamu bagus, dinamika kamu, pas. Buat mengelabui teman-temanmu bahwa kamu seolah-olah memainkan "Prelude in G Minor', sudah cukup. Tapi, salah besar kalau kamu kira bisa mengelabui saya." Hal 374


Asupan berupa istilah musik yang asing di kuping awam semisal akor, partitur lagu, nada dengan not balok, oktaf rendah atau tinggi dan sebagainya yang mampu memberikan sedikit gambaran bahwa musik memang semenarik itu bila dikulik lebih dalam dan menjadi indah saat dituang ke tulisan.

Menurut saya di bagian Rapijali 2 inilah kualitas penulisan novel yang mengangkat tentang musik itu mendapatkan gongnya. Antara musik dan kisah anak muda mampu diangkat dengan semenarik itu dan anehnya tidak menjemukan. Rasa kesetiakawanan dan persahabatan rasanya masih menjadi kombinasi paling mengharubiru yang membuat saya ikut larut dalam ceritanya.



Rapijali 2-Menjadi: Kehidupan Ping yang Sebenarnya Rapijali 2-Menjadi: Kehidupan Ping yang Sebenarnya Reviewed by Erna Maryo on Januari 28, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.