Saat-Saat Tersiksa: Potret Kriminalitas Amerika Paling Gelap

 

 
Saat-Saat Tersiksa
(Charlie Parker #14)
John Connolly
Gramedia Pustaka Utama, 608 hal
iPusnas
 

Sinopsis


Menjelang hari-hari terakhirnya Jerome Burnel menceritakan pada detektif Charlie Parker bahwa dirinya telah mengalami serangan brutal dari sesama napi ketika di penjara dulu. Salah satu napi itu bernama Harpur Griffin yang rupanya bertindak demikian karena adanya tekanan dari suatu komunitas manusia yang aneh dan kejam.

Komunitas yang disebut Celah itu berdiam di tengah wilayah Plassey County dan rupanya memiliki aktivitas yang menakutkan. Selain menebar teror dan intimidasi bagi warga sekitarnya, mereka kerap memberlakukan aturan-aturan yang melanggar hukum seperti menculik gadis-gadis muda, membunuh orang yang tidak disukai, menjadi pembunuh bayaran, menyerobot tanah warga lain, dsb.

Ketika seorang warganya hilang misterius di hutan tempat Celah berada, Sheriff Plassey County bernama Ed Henkel segera mengerahkan anak buahnya untuk mencari si warga itu, Perry Lutter. Meskipun harus berhadapan dengan pimpinan Celah yang bernama Oberon dan Henkel membencinya, pencarian besar-besaran itu mampu membuat Cassander, wakil Oberon kebakaran jenggot dan berbalik menyerang Sheriff.

Charlie Parker akhirnya mampu mengungkap kaitan antara penculikan Burnel, misteri rumah kayu yang berdiri di wilayah Celah, hilangnya dua wanita muda serta roh sang Raja Mati yang bersemayam dalam wujud tengkorak lengkap dengan kerangka dan diduga mampu melindungi komunitas nyeleneh itu dari jeratan hukum.
 
 

Ulasan

 
Duh, baca novel ini seakan menyaksikan secara nyata kejadian yang berlangsung di tengah masyarakat dan diputar ulang dalam bentuk sebuah film horor penuh ketegangan. Seru dan bikin deg-degan. 
 
Sebelumnya saya sudah membaca beberapa novel karya John Connolly, dan yang paling bikin terkesan ceritanya kali ini adalah novel Saat-Saat Tersiksa (Time of Torment). Pengarang yang brilian dalam mengaduk-aduk emosi. Sebentar senang, sebentar panik, sesaat merasa lega, sesudahnya kembali panik. Seru.
 
Bagaimana tidak, penggambaran sebuah cerita yang begitu detail dengan banyak tokoh yang cukup kuat karakternya dan kebanyakan mengerikan itu langsung membius. Serta tentu saja bikin penasaran akan seperti apakah sepak terjang detektif Charlie Parker kali ini dalam mengungkap kekejaman sebuah komunitas manusia yang eksklusif, menutup diri, misterius namun selalu bertindak kejam ini.

Setelah membaca novel-novelnya, salah satu ciri khas dari pengarang ini yakni selalu ingin memberikan cerita yang lebih detail tentang latar belakang tokohnya benar-benar diterapkan lagi ke dalam novel ini. Entah tokoh yang harus mati mengenaskan, tokoh yang tak berkaitan sama sekali dengan benang merah cerita atau pun tokoh yang menjadi bengis pada akhirnya. Seluruhnya punya kisah tersendiri.
 

Merinding


Adegan penculikan anak yang muncul di awal-awal bab ini rupanya hanya sebagai selingan dan pemanasan saja sebelum kisah yang sesungguhnya dimulai. Dibagi dalam 5 bab yang terpecah menjadi 95 sub bab cerita, menjadikan novel ini sangat tebal, penuh kejahatan dan berbobot namun ajaibnya, tidak terasa melelahkan saat dibaca. 

Semakin mendekati halaman-halaman terakhir, cerita kian menukik dan menegangkan sehingga terkadang saya justru memperlambat baca agar keseruan itu tak langsung habis seketika. Apalagi bila menyaksikan tokoh-tokoh jahat ini hancur satu persatu akibat kesalahannya sendiri. Semakin puas dan katarsis itu muncul.

Alur cerita yang paralel cukup baik memberikan dampak dan berhasil membuat pembaca seperti saya terperangah dengan segala instrumen kejahatan yang ditampilkan seperti misalnya penculikan wanita muda bernama Paige yang diperkosa lalu hamil dan anaknya dijual paksa atau penderitaan Burnel yang digambarkan disiksa di sebuah ruang bawah tanah, diborgol dan dihabisi. Seluruhnya tentu membuat merinding dan membuat ciut nyali.
 
Meskipun ini sekadar cerita dalam novel tak bisa dipungkiri ada perasaan ngeri akibat beberapa tindakan brutal yang diwakili oleh Oberon dan Cassander terhadap sesama manusia. Meskipun sifatnya fiksi namun benak kita sudah dipenuhi oleh gambaran bahwa segala kengerian itu nyata.
 
Novel ini sangat lengkap menyajikan tokoh-tokoh jahat, licik, bengis dan raja tega. Orang-orang yang berperan sebagai pengacara busuk, ketua komunitas yang bengis, putra mahkota yang wewenangnya berlebihan sampai para istri komunitas yang bertindak sangat kasar berkumpul ramai di sini.

Bergidik

 
Lalu di mana detektif Charlie berperan? Kali ini ia hanya sesekali muncul untuk menginvestigasi beberapa orang yang dicurigai. Tak ketinggalan duo pembunuh bayaran Angel dan Louis yang aksinya sangat membuat saya merasa mengalami katarsis sekali lagi saat mereka merobohkan musuh.
 
Tak hanya itu, unsur yang menjadi ciri khas pengarang adalah dimunculkannya roh-roh orang mati dengan nama sang Raja Mati yang diwujudkan ke dalam kerangka dengan tulang belulang berasal dari para korban yang dihabisi oleh penghuni komunitas Celah itu. Cukup membuat bergidik bukan?
 

...tulang-tulang sang Raja Mati tidak serasi. Sang Raja Mati bukan satu tetapi banyak, makhluk yang tercipta dari korban-korban Celah, setiap korban menyumbangkan tulang untuk penciptaannya, setiap kematian menambah kekuatannya. Hal.580

 
Sesaat saya merasa tidak sedang membaca buku namun menonton film dengan gambaran dan alur cerita horor suspense dan ngeri abis. Betapa sangat Amerika sekali adegannya lengkap dengan potret kriminalitas yang paling gelap yang nyatanya memang ada serta kebetulan berlatar di negeri Paman Sam ini. 

Siksaan demi siksaan yang ditunjukkan oleh pengarang nampak membuat pembaca ikut berempati dan greretan untuk membalas namun pada akhirnya tim Charlie Parker mampu menuntaskan dengan baik. Roh dari Raja mati di luar dugaan mampu ditundukkan hanya oleh permainan dari putri sang detektif sendiri. Katarsis lagi deh.

Pada akhirnya kisah yang dipaparkan tak melulu soal kejahatan. Kemunculan pahlawan yang ditampilkan guna menuntaskan siksaaan-siksaan kejahatan -salah satunya berkat naluri tajam dari sheriff Ed Henkel- juga sangat mendongkrak adrenalin dalam membaca. Keren banget aksinya.



Saat-Saat Tersiksa: Potret Kriminalitas Amerika Paling Gelap Saat-Saat Tersiksa: Potret Kriminalitas Amerika Paling Gelap Reviewed by Erna Maryo on Maret 10, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.