Merasakan Hilangnya Ingatan yang Akut dalam Polisi Kenangan

 

 
Polisi Kenangan (The Memory Police)
Yoko Ogawa
Ingliana-Penerjemah
Gramedia Pustaka Utama, 292 hal
iPusnas
 

 Sinopsis



Sejak diceritakan almarhumah ibunya bila kedatangan Polisi Kenangan yang selalu merampas segala bentuk atau benda yang menimbulkan kenangan itu membawa kegelisahan, ia mulai berhati-hati dalam menyimpan benda-benda kenangan di rumahnya. 
 
Setelah orangtuanya tiada, ia mempertahankan hidup dengan menulis novel. Bakat menulisnya rupanya mampu membuatnya berpikir jernih. Saat sang editor novelnya yang bernama R ingin menghilang dari tangkapan Polisi Kenangan, ia tak ragu lagi untuk membantunya menyediakan kamar di rumahnya untuk dipakai sebagai tempat persembunyian si editor.

Sepak terjangnya dalam membantu sang editor tidak dilakukan sendiri. Dalam kesehariannya ia dibantu oleh Pak tua, teman almarhum ayahnya yang tanpa pamrih selalu mengusahakan apa pun demi suksesnya persembunyian sang editor.

Hari demi hari berganti, situasi pulau tempat tinggal perempuan itu makin hening dan kosong. Seluruh aspek benda yang berpeluang mengingatkan pada kenangan mulai dari bunga, topi, burung hingga bangkai kapal mulai lenyap. Bahkan orang-orang yang memiliki daya ingat kuat mulai ditangkapi oleh Polisi Kenangan termasuk kenalan almarhum ayahnya, Profesor Inui dan Editor yang ia sembunyikan di salah satu kamar di rumahnya.
 

Ulasan

 
Sudah lama saya penasaran dengan novel ini, sosok seperti apakah Polisi Kenangan itu? Peran apakah yang diembannya? Apa dan siapa sajakah yang ditangkap oleh Polisi Kenangan? Berbagai pertanyaan menggelayuti dan setelah membaca karya Yoko Ogawa yang lain yang berjudul Asrama saya merasa harus mengejar novel yang satu ini. Kali ini tema yang diangkat sangat sederhana namun menimbulkan perenungan yang cukup memantik kesadaran kita akan kenangan.

Apa jadinya bila manusia hidup tanpa kenangan dan memori masa lalu? Bayangkan manusia yang dilepas paksa seluruh ingatannya yang telah melekat sejak mampu mengingat. Akan seperti apakah mereka itu? Dan setelah kenangan itu dihilangkan maka, yang muncul tak lain hanyalah manusia yang bergerak seperti zombie dan tak boleh lagi menoleh ke belakang.

Menurut saya ide cerita ini brilian sekali karena siapa pun tak akan pernah mengira dalam benak bahwa kenangan itu akan dipaksa lepas oleh aparatur searogan Polisi kenangan. Apa lagi ditambah dengan tugas mereka untuk melenyapkan benda-benda pengingat yang tentu saja memiliki daya lekat pada ingatan yang lebih besar.

Kehadiran Polisi Kenangan juga membuat jalan cerita semakin runyam sekaligus seru karena alih-alih menyimpan benda-benda kenangan milik penduduk pulau tersebut, mereka justru membakarnya dan melenyapkannya habis-habisan. Sesuatu yang menakutkan dan tak mungkin terjadi namun bisa saja di suatu masa atau tempat, peristiwa semacam ini muncul selayaknya wabah Covid 19.
 
Sosok novelis perempuan yang berjuang untuk menyembunyikan sang editor juga mampu membuat cerita ini begitu manusiawi dan berjalan dengan wajar. Meskipun hanya ada tiga tokoh saja, cerita ini mengalir dan memberi wawasan akan pentingnya sebuah pengharapan dan kehadiran orang lain.

Sang editor R, yang meringkuk sepanjang hari di kamar novelis digambarkan sebagai sosok yang tenang namun memiliki tingkat kewarasan yang lebih tinggi dibandingkan sang novelis. Berkat dirinya yang mampu mengingat hal-hal kecil di masa lalu, Editor ini justru menjadi penerang kala novelis itu mulai putus asa.

Penggambaran tentang makna kehilangan rupanya tak sekadar hanya tentang hilangnya kenangan dan ingatan, namun oleh pengarangnya kehilangan itu meluas dan merambah ke segala aspek bahkan hingga ke anggota tubuh.

Aku penasaran apa lagi yang akan menghilang selanjutnya. Telinga? Tenggorokan? Alis? kaki dan tangan yang lain? Atau mungkin tulang punggungku? Lalu, apa lagi yang terisa? Atau tidak ada lagi yang tersisa? Kurasa itulah yang akan terjadi, keseluruhan diriku akan hilang. Hal. 276


Novel ini tipis saja namun memiliki dampak dan efek yang besar usai membacanya. Di balik larik-larik kata yang sederhana tercermin kemampuan dan gagasan si pengarang untuk menyimpan kenangan paling manis dalam sebuah tempat yang istimewa. Sebagai suatu ingatan yang menyimpan kenangan, sekecil apa pun agaknya itu menjadi sangat berharga dalam perjalanan kehidupan manusia selanjutnya.





Merasakan Hilangnya Ingatan yang Akut dalam Polisi Kenangan Merasakan Hilangnya Ingatan yang Akut dalam Polisi Kenangan Reviewed by Erna Maryo on Juni 05, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.