Sang Raja: Melihat Jatuh Bangunnya Seorang Raja Rokok

 

 
Sang Raja
Iksaka Banu
Kepustakaan Populer Gramedia, 383 hal
iPusnas
 

Sinopsis


Tak pernah terbayangkan dalam hati priyayi muda bernama Wirosoeseno bahwa ia akan bekerja di sebuah pabrik rokok paling termashur pada zamannya, NV Nitisemito. Awal bekerja yang mengesankan ditandai dengan gebrakan priyayi ini di bidang promosi rokok klobot hingga menaikkan kariernya dan bertemu dengan sahabatnya, seorang belanda totok bernama Filipus Rechterhand yang kebetulan juga diterima bekerja sebagai asisten Tuan Poolman di pabrik rokok itu.

Kepopuleran pabrik rokok cap Bal Tiga ini sangat fenomenal karena mampu menyuplai jenis rokok paling top dengan citarasa yang sangat paten dan akrab bagi penduduk pribumi di Jawa pada masa itu. Selain mampu memberi pekerjaan untuk ribuan buruhnya, Nitisemito juga telah berinovasi dan berkreasi agar rokok kretek ini lebih luas lagi dikenal.

Era keemasan pabrik rokok ini sayangnya harus redup ketika serdaduJepang merajalela dan menangkapi para petingginya.. Banyak yang mengungsi, banyak pula yang telantar. Bahkan Filipus harus meringkuk dan berpindah-pindah penjara selama kependudukan Jepang, berpisah dengan istrinya yang pribumi dan anaknya.

Ulasan


Novel yang memadukan fiksi dengan sejarah rasanya masih terbilang sedikit dan ketika muncul novel berjudul Sang Raja yang mengambil latar belakang tentang perkembangan pabrik rokok, rasanya seperti diajak berjalan ke lorong waktu yang panjang dengan segala drama dan situasinya yang bernuansa masa lalu.

Saya menikmati sekali cerita ini, terutama karena berkaitan dengan sejarah bangsa dan ada pekerjaan bernama riset yang harus dilekatkan guna menambah dan menguatkan cerita. Tak pernah terbayangkan bahwa di Indonesia ini pernah berdiri sebuah pabrik rokok pribumi di tanah Kudus dan sangat terkenal pada masanya.

Penceritaan lewat orang ketiga yakni Wirosoeseno dan Filip menjadi daya tarik tersendiri dalam mengupas sepak terjang seorang pelopor penghasil rokok kretek terbesar, Nitisemito hingga akhir hayatnya pada 1953. Pengarang mampu mencampurbaurkan antara imajinasi, fakta yang nyata dan juga sejarah panjang kehadiran pabrik rokok tersebut dengan sangat baik secara detail dan apa adanya.

Meskipun yang disorot adalah pabrik rokok dengan Pak Niti-Sang Raja, tak bisa dipungkiri cerita personal tentang diri masing-masing yang terlibat semisal Pak Karmain yang adalah menantu Pak Niti, rekan kerja yang angkuh bernama Marwoto, atau kehidupan pribadi Filip sendiri, justru menjadikan kisah ini sesungguhnya lebih menarik. Intrik-intrik kantor, tipu muslihat, pergeseran jabatan, dan penangkapan karyawan adalah sebagian cerita yang membuat Sang Raja menjadi lebih memikat.
 

"Ada yang haus kekuasaan di sini. Ada tukang fitnah. Ada kasak-kusuk. Ada komplotan besar," lanjut Pak Karmain. "Kita sedang dipecah-belah. Hati-hatilah memilih teman dan membagi informasi". Hal 244.


Membaca kisah ini serasa dibawa kembali ke masa Indonesia pra hingga pasca Kemerdekaan namun dengan situasi yang rawan direbut kembali oleh penjajah. Orang Belanda yang bekerja dan memilih tinggal di Indonesia mungkin hanya segelintir saja namun meskipun sedikit, keberpihakannya terhadap Republik cukup mengagumkan, seperti yang digambarkan melalui sosok Filip dan Tuan Poolman yang memilih loyal bekerja di bawah perintah Pak Niti di pabrik rokok cap Bal Tiga, ketimbang kembali ke Belanda.
 
Kepiawaian Pak Niti mungkin tidak terlalu kentara diulas. Sebaliknya justru pabrik rokok yang menghidupi buruh dan mampu melewati masa sulit, mulai dari langkanya cengkeh hingga pendudukan Jepang yang menyengsarakan makin menaikkan citra dan bukti bahwa pabrik rokok ini tetap berdiri kokoh dan setia memproduksi rokok kretek yang dinikmati oleh penggemarnya, para bumiputra.


 

Sang Raja: Melihat Jatuh Bangunnya Seorang Raja Rokok Sang Raja: Melihat Jatuh Bangunnya Seorang Raja Rokok Reviewed by Erna Maryo on Juni 12, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.