Brianna dan Bottomwise: Kisah Detektif, Musik, Gitar Lusuh dan Sadman

 
Brianna dan Bottomwise - kisah detektif



 
Brianna dan Bottomwise
Andrea Hirata
Bentang Pustaka, 314 hal
Gramedia, Yogyakarta
 

Sinopsis

 
 
Tiba-tiba saja John Musiciante kehilangan gitar kesayangannya saat sedang masuk ke toko untuk membayar bensin dan membeli beberapa barang. Didera kesedihan akan gitarnya yang lenyap itu, dihubungilah Angela Bottomwise, seorang detektif swasta spesialis menemukan barang hilang milik selebriti itu untuk melacak jejak gitar yang bukan main bernilainya bagi John Musiciante.

Sementara itu di Kampung Ketumbi, tinggal seorang pemuda pedagang tauco bernama Sadman, yang sangat terobsesi pada dunia musik. Meskipun bersuara pas-pasan namun tekadnya sangat kuat untuk mendirikan band bersama teman-temannya. 
 
Orkes melayu berhasil diluncurkan dengan iringan alat-alat musik hasil pembelian dari Pasar Maling. Dan salah satu alat musik paling buruk yang pernah dimiliki oleh grup orkes tersebut dan dari segi penampilannya yang lusuh adalah gitar milik John Musiciante.

Dibantu Brianna sebagai asisten, Bottomwise berhasil mengendus perjalanan gitar yang dicuri itu. Tak disangka sang gitar telah mendarat di pulau Sumatera. Kedua detektif itu tak pernah tahu bahwa gitar itu telah berpuluh-puluh kali dimainkan tanpa sadar oleh para pemusik amatir. Petualangan gitar itu sangat luar biasa. Berpindah-pindah pemilik, dipalsukan, diperjualbelikan bahkan diperebutkan secara paksa oleh sesama pemburu gitar dan nyaris hancur. 

Pada akhirnya petualangan gitar Vintage Sunburst 1960 itu berakhir dengan manis ke tangan yang berhak berkat Sadman, sang pimpinan Orkes Melayu Kami Mau Lagi (OMKML) yang dengan heroiknya melakukan tindakan yang mengagumkan sekaligus mengejutkan duo detektif Brianna dan Bottomwise.

Ulasan



Setelah mengamati novel-novel karya Andrea Hirata yang terakhir seperti Orang-orang Biasa, Guru Aini atau Sirkus Pohon, setidaknya membaca Brianna dan Bottomwise tidaklah terlalu mengejutkan lagi. Bahkan mungkin di novel yang terbaru ini, dosis tawa yang sampai terkekeh-kekeh itu jadi semakin meningkat manakala pengarang mempertontonkan kembali drama orang-orang lugu, sok tahu, dengan gaya, pembicaraan serta anekdot yang dimunculkan lagi di sebuah kampung lengkap dengan cerita suka duka gitar yang berpindah-pindah.
 

 Gitar yang berpindah tangan

 
Percayalah, tanpa menghilangkan misi novel ini yang mengulik tentang dunia musik secara detail, jenakanya orang-orang yang terlibat di dalamnya ternyata lebih menarik, cukup membuat kita terhibur, geleng-geleng kepala saking absurdnya dialog yang mereka tuturkan. 
 
Meskipun fokus utama tetap tertuju pada pencarian sebuah gitar yang tak dinyana telah melanglang buana ke mana-mana hingga ke Pulau Senyap, namun para pelaku yang bertangggung jawab akan hilangnya sebuah alat musik yang suara denting dawainya mampu membius telinga pendengarnya itu tak kalah menariknya yang tentu saja disampaikan dengan satire khas Andrea.

Berbeda dengan kisah-kisah sebelumnya yang menitik beratkan pada tema sentral seperti pendidikan, keluarga atau apalah, isi cerita Brianna dan Bottomwise ini justru nyeleneh yakni tentang musik dan perjalanan si gitar tua itu yang berpindah tangan ke mana-mana.
 
Kisah ini menjadi istimewa karena persoalan musik yang njelimet pun dibedah secara gamblang oleh pengarangnya melalui orang-orang dari yang sangat berbakat sekali seperti Ameru, Alma, Pak Mu hingga mereka-mereka yang sama sekali tidak berbakat dan memalukan yakni Marjoli si pemilik toko barang bekas, Mister Atap, Boss penjual barang gelap di Pasar Maling, serta Sadman pimpinan orkes melayu.
 

 Keliling dunia

 
Pengarang dengan begitu fasihnya menceritakan dan membedah semua hal yang berbau musik, nada-nada, irama-irama, pegiat musik manca negara hingga seluk beluk tempat yang disinggahi sang gitar. 
 
Membaca novel ini serasa kita keliling dunia dan diajak berpesiar serta mendapat pengetahuan musik yang luas mulai dari benua Amerika sampai Kampung Ketumbi dengan orkes melayu semenanjungnya. Belum lagi istilah permainan not yang terasa asing bagi orang yang awam bermusik.

Tibalah reffrain, Alma memukul seluruh note dalam skala blues C# minor 7, berhenti mendadak di F# senar 5, mencuri sedikit vibrasi di situ lalu terjun bebas ke dasar C#. Diturunkannya tensi di E, tenang, bernapas, sejuk, damai, sebelum disentaknya lagi F flat secara pull-off, lalu E lagi , akhirnya pulang ke C#. Hal. 82.


Selain menonjolkan musik, novel ini juga sarat akan tingkah polah manusia dalam menyikapi sebuah gitar yang nampak sangat manusiawi. Kepiawaian pengarang dalam menampilkan orang-orang yang berkecimpung di dunia musik jangan diabaikan begitu saja. Sungguh lucu campur sedih.
 
Dengan balutan dialog-dalog nan jenaka dan lagi-lagi satire, mereka yang diwakili oleh Sadman ini gigih demi sebuah penampilan bermusik. Bahkan orang-orang di belakang layar inilah yang mengambil porsi besar dan menjadi kekuatan dari novel ini. Sadman sendiri mungkin adalah wajah dari mereka yang ingin main musik tanpa menyadari jika dirinya itu memang tak berbakat sama sekali.
 
Akhir kata, ceritanya sangat menghibur, konyol, jenaka namun juga serius dalam menangani hal yang berkaitan dengan hilangnya gitar antik.  Novel ini memang diproyeksikan menjadi dwilogi sehingga akan ada kisah selanjutnya yang barangkali lebih banyak menampung dorongan menggebu-gebu serta perjuangan dari para musisi berbakat. 
 
Dan tentu saja semoga peran duo detektif yang merasa kalah greget porsinya dibandingkan dengan kumpulan orang di Pulau Senyap nanti akan lebih banyak ditonjolkan lagi.




Brianna dan Bottomwise: Kisah Detektif, Musik, Gitar Lusuh dan Sadman Brianna dan Bottomwise: Kisah Detektif, Musik, Gitar Lusuh dan Sadman Reviewed by Erna Maryo on Juni 20, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.