Finding My Bread: Jatuh Bangun Menemukan Cita Rasa Roti yang Lezat

 

 
Finding My Bread
Song Seong-rye
Anggi Mahasanghika (Penerjemah)
Kepustakaan Populer Gramedia, 184 hal
iPusnas 

Sinopsis


Setelah beberapa kali mengalami kegagalan dalam membuat roti yang enak, akhirnya Sunny menuai keberhasilannya sebagai penjual roti dan memiliki toko roti khusus bebas gluten yang amat disukai para pelanggannya. Berawal dari rasa sukanya terhadap roti, Sunny memulai usahanya untuk membuat roti sendiri dengan persiapan yang ala kadarnya dan dengan mental secukupnya.
 
Berbekal tekad yang kuat dalam melawan rasa malas serta menerjang cibiran, putus asa, dan frustrasi yang menghantui hari-harinya dalam membuat roti, Sunny akhirnya mampu mengalahkan segala rintangan. Kegagalan demi kegagalan yang terus mengikutinya sebelum kesuksesan itu tiba akhirnya sirna dan hasilnya berbuah manis dalam wujud sebagai toko roti Sunny Bread yang enak, renyah, lezat dan selalu menjadi pilihan utama para pelanggan toko kuenya.
 
 

 Ulasan



Pertama-tama, saya suka sekali dengan ilustrasi di sampul depannya. Kedua, makin suka lagi dengan visualisasi yang menghiasi buku ini di dalamnya. Dan yang ketiga adalah gaya penuturan sang penulis sendiri dalam mencurahkan isi hati, keresahan dan perjuangan dalam menggapai cita-cita demi menciptakan roti yang enak dan lezat itu sungguh menyentuh dan merasuk jiwa.
 




Setiap membaca novel produksi Korea, sepertinya ada kesamaan yang muncul di setiap saya membacanya, yakni keteraturan dalam menuturkan setiap ungkapan hati yang dirasakan para tokoh protagonisnya, mengalir sederhana namun berdampak besar bagi pembacanya.

Demikian pula ketika membaca buku ini. Selain unik karena ide cerita yang diangkat adalah salah satu bahan makanan yang tidak biasa yakni roti dan menempatkannya sebagai objek utama, buku ini juga memuat etos kerja serta bagaimana memulai sesuatu yang disukai lalu ditekuni sungguh-sungguh dan dinikmati dengan rasa puas.

Di bagian awal cerita kita akan menemukan curahan hati Sunny saat pertama kali ia membuat roti lengkap dengan kesulitan-kesulitannya. Dan dari awal pula buku ini sudah mencuri hati untuk dibaca karena susunan daftar isinya menuruti ala resep membuat kue semisal chapter 2 berisi Panaskan Oven pada Suhu yang Tepat.
 
 


Membaca novel ini seketika akan timbul perasaan hangat dan betah terutama kala Sunny mulai membuka toko roti dan bercerita tentang orang-orang yang singgah dan datang membeli rotinya. Kalimat-kalimatnya selalu memancarkan energi positif dan kepercayaan diri yang tinggi.
 
Saat-saat membuat atau di tengah pembuatan roti bagi Sunny adalah situasi yang sangat krusial di mana bila salah dalam mengatur bahan-bahan baking, adonan yang kurang, pemanasan oven yang tidak tepat, atau mood yang tidak dijaga, maka hasil akhirnya bisa ditebak. Roti yang tidak enak. Dan itu menyebalkan.
 

Hanya saja, ketika suasana hatiku yang buruk, kulit telur yang kupecahkan sering kali masuk ke dalam adonan, timbangan bahanku seakan tidak mau bekerja dengan benar, begitu juga dengan ovenku yang sampai membuat rotiku gosong. Pada hari ketika suasana hatiku buruk, aku tidak bisa fokus... Hal 116



Alur ceritanya sangat intens dan meskipun berhalaman tipis, namun sesungguhnya buku ini berbobot dan mencerahkan batin. Sebagai novel yang lebih mengutamakan ungkapan pikiran yang membangun jiwa, rasanya Finding My Bread telah memberikan banyak hal lebih dari yang sekadarnya. Selain berbagi perasaan suka dan duka langsung dari pemilik toko roti itu sendiri, sang penulis juga ikhlas membagikan beberapa resep andalannya untuk kita coba. Dan tentu saja ilustrasinya yang menghiasi sebagian besar halaman buku ini sangatlah memikat.



Finding My Bread: Jatuh Bangun Menemukan Cita Rasa Roti yang Lezat Finding My Bread: Jatuh Bangun Menemukan Cita Rasa Roti yang Lezat Reviewed by Erna Maryo on Juli 28, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.