Jais Darga Namaku: Perjalanan Hidup Seorang Art Dealer Kelas Dunia

 

 
Jais Darga Namaku
Ahda Imran
Kepustakaan Populer Gramedia, 540 hal
iPusnas

Sinopsis

 Lahir di desa Cirateun sebagai putri yang memberontak dan anti kemapanan, sejak kecil Jais Darga yang keturunan menak (bangsawan Sunda) itu selalu dapat mewujudkan segala keinginannya. Ia bergaul dengan bermacam-macam kalangan mulai dari tukang parkir, seniman hingga orang kaya. Gayanya yang tomboy, bandel dan seenaknya, bahkan malas bersekolah sangat khas. Siapa yang menyangka si gadis dari Cirateun ini seorang Art Dealer kelas dunia.

Jais wanita pemberani namun juga lugu. Sewaktu SMA ketika semua teman-temannya merasakan pertama kalinya jatuh cinta pada lawan jenisnya, gadis ini sebaliknya tak tahu apa arti sebuah cinta yang disodori ke hadapannya. Sungguh membingungkan karena pada dasarnya Jais hanya ingin memiliki teman sebanyak-banyaknya tanpa harus memikirkan asmara.
 
Hidup memang penuh misteri. Siapa yang menyangka ketika yang awalnya hanya ingin membantu seorang seniman menjualkan lukisannya pada orang lain, ternyata keisengan itu berkelanjutan dan membawanya keliling dunia untuk menghadiri lelang demi lelang lukisan dan pasar seni.
 
Pelan tapi pasti, nama Jais Darga mulai diperhitungkan dalam setiap pameran lukisan di luar negeri. Ia menjadi getol dan ambisius untuk meraup pengalaman dan tentu saja rupiah. Saking ambisinya pernikahan yang dilakoninya sebanyak tiga kali pun ikut kandas. Bahkan untuk menambah rasa sedihnya, Magali putrinya pun lebih memilih tinggal dengan Pascal si ayah tiri ketimbang Jais ibu kandungnya. Ia merasa dipisahkan secara paksa.

Episode hidup Jais Darga yang gemerlap sesaat terjun bebas akibat kemelut rumah tangga dan harus menyepi ke kota Tours, tempat yang indah terletak di bagian barat Perancis, 240 km dari Paris.

Ulasan

 
 
Mungkin sebagian besar pembaca ada yang belum pernah mendengar atau melihat wajah wanita bernama Jais Darga ini. Saya pun demikian, belum pernah melihatnya secara utuh atau mendengarnya namun seingat saya setiap membaca berita yang berkaitan dengan pameran seni lukis, pasti nama Jais Darga ini selalu disebut-sebut meskipun sekilas saja.

Ketika menemukan cerita hidupnya yang dikemas dalam sebuah buku dan disusun dengan jalinan kata yang apa adanya, ingatan saya akhirnya makin melebar. Ternyata ya saya pernah mengetahui sepak terjangnya kendati hanya sepintas lalu saja. Jais Darga adalah seorang Art Dealer yang sudah dikenal baik di dalam dan luar negeri atas kiprahnya yang mampu menjembatani karya seni dengan peminatnya yakni para pembeli sekaligus kolektor lukisan.

Membaca kisah hidupnya sejak kecil kita seperti diajak untuk memahami bahwa Jais adalah keturunan istimewa. Ada berbagai kemudahan yang ia dapatkan sehubungan dengan statusnya sebagai anak lurah. Rumah yang besar lengkap dengan para pembantu yang setia membantu kapan saja, ayah ibu yang selalu ada dan mendampinginya hingga dewasa, serta kehidupannya sebagai anak yang tak pernah diliputi oleh kecemasan apalagi ketakutan. 

Menarik sekali mengikuti cerita yang ditulis oleh sang penyair Ahda Imran ini. Ada elemen puitis ada pula kalimat yang terkesan apa adanya untuk menggambarkan bagaimana bebasnya hidup sebagai Jais remaja. Ia boleh merokok, duduk sembarangan, bergaul dengan kaum laki-laki, tertawa selebar-lebarnya, menikahi duda keturunan Tionghoa dan lain-lain. Padahal ia selalu diingatkan bahwa dirinya masih keturunan bangsawan dari garis kakek di pihak Ibu, Raden Nana Sunani yang harus menjaga sikap.
 
Pengaruh sang Ayah, Raden Dargawidjaja sangat memberi arti dalam perjalanan hidup Jais menjelang kedewasaannya. Namun sesungguhnya peran sang Ibulah yang memberi cermin dan jati diri bagi Jais yang sempat terpuruk di pernikahannya.
 
Salah satu penggalan kisah yang menyentuh adalah ketika Raden Nana yang harus berpisah dengan suaminya akibat dinyinyiri oleh kerabat suami. Ibu Jais ini rela pindah rumah ke Cicalengka demi menjaga agar keluarga besar tetap kompak. Kondisi serupa ini pun akhirnya dialami juga oleh Jais sendiri ketika sedang terlibat kemelut pernikahannya dengan Pascal. Ia harus pindah dan menjauh agar perasaannya tidak bertambah sedih dan ruwet.

Demikian juga yang sekarang kulakukan, agar tidak terus memperbesar kesedihan dalam diriku. Aku dan Ibu adalah dua orang perempuan dalam kesedihan yang sama.


Tak pelak lagi membaca kisah hidup setebal 500-an halaman ini mau tidak mau kita akan melihat sosok Jais dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Wanita yang dituntut untuk mampu melakukan banyak hal baik dalam karier maupun rumah tangga namun tersandung berkali-kali.

Segala keberhasilan dan kejatuhannya sangat genuine, tidak dibuat-buat, apa adanya. Di sinilah kita akan melihat pelajaran hidup dan hikmah yang bisa kita ambil.darinya. Sebuah perjalanan panjang yang bisa membuat seorang Jais bertahan dari gempuran dan kesedihannya.


Jais Darga Namaku: Perjalanan Hidup Seorang Art Dealer Kelas Dunia Jais Darga Namaku: Perjalanan Hidup Seorang Art Dealer Kelas Dunia Reviewed by Erna Maryo on Juli 04, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.