Madeira dan Rasa Sesal yang Membuncah

 

 
Madeira
Wulan Kenanga
Gradien Mediatama, 234 hal
iPusnas
 

Sinopsis


Madeira atau biasa dipanggil Dei, akhirnya punya toko roti dengan memakai namanya sendiri hasil warisan dari sang ibu di Surabaya. Gadis berusia 30 tahun itu kembali ke kota Buaya dengan langkah baru setelah sebelumnya tinggal bersama keluarga ibu tirinya di Bandung.

Kesibukannya yang bergelimang dengan tepung roti, melayani pembeli dan mengelola semuanya termasuk anak buahnya membuat Dei tak sadar bahwa di depan etalase roti berdiri seorang cowok yang tersenyum memperhatikannya. Ia tak lain adalah sahabat lamanya, Lim yang sukses sebagai wartawan olahraga Mata Jawa, dan baru saja dipindah tugaskan di kota tempat Dei berada.  

Keduanya pernah  menjadi sahabat ketika sama-sama tinggal di Bandung. Setelah sekian tahun tak berjumpa Lim ingin menyambung kembali persahabatannya meskipun hatinya sedikit kecewa mendapati Dei yang terlibat hubungan dengan suami orang.

Diam-diam Lim menyimpan rasa sayang kendati Dei menolaknya saat perasaan itu diungkapkan. Dua kubu yang saling keras melawan ini pada akhirnya luluh oleh sebuah pemahaman baru.
 

Ulasan



Cerita soal romansa anak muda gak habis-habisnya diulik karena jujur saja hal yang berbau asmara itu memang menarik untuk diperbincangkan. Gak cerita di film, di buku, di pertemanan lingkungan sendiri, di lingkungan anak kos, lingkungan kampus, bahkan lingkungan toko roti, perkara hubungan antara laki-laki dan perempuan selalu bikin gemas akibat ketidakterusterangan salah satu tokohnya dalam mengungkapkan perasaannya.

Novel ini awalnya tidak saya pilih untuk dibaca, namun ketika menatap ilustrasi sampulnya yang manis dengan warna-warna pastel ceria seperti itu membuat mata ini tergerak untuk menelusuri isinya. Saya pikir ini hanya kisah anak muda yang kelasnya ringan saja. Tak tahunya isinya justru dalem banget dengan konflik yang membuat saya agak geregetan dengan keduanya.

Keras kepala namun tidak mau mengakui kalau keduanya itu masing-masing saling menyimpan rasa sayang adalah awal konflik. Dei yang tetap mempertahankan hubungannya dengan pria beristri, Lim yang tak mau lepas dengan petualangannya bersama wanita-wanita lain, keduanya sungguh memiliki alasan kuat untuk saling mempertahankan ego sekeras-kerasnya tanpa memberi kesempatan untuk mendengar atau menjelaskan.
 
Cerita tentang penyesalan karena cinta yang tak bersambut di masa lalu tetap menjadi ide yang menarik untuk dikembangkan. Dua sahabat yang memendam lama rasa sayang itu, pada akhirnya harus mengakui bahwa harus ada sesal dahulu untuk kemudian saling memperbaiki. Penyesalan yang dibuat oleh Dei dan Lim inilah yang menjadi sumber konflik yang seru.

Sebelum ini semua baik-baik saja, Lim. Hidupku baik-baik saja, kau tahu...Dan, siapa kau? Bertahun-tahun tanpa kabar, kemudian muncul dan mengaku menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas hidupku? Hal. 82


Dei yang pernah sangat tertarik pada Lim namun kali ini giliran Lim yang tertarik dengan Dei. Ada kesan Dei membalasnya dengan menjadi perempuan simpanan agar Lim ikut merasakan kepedihan yang dialami. Klise tapi toh tetap menarik untuk diikuti.
 
Awal cerita yang dibuka dengan suasana toko roti benar-benar menimbulkan daya tarik untuk terus dibaca. Tokoh Dei dan Lim sangat kuat karakternya dan latar kota antara Bandung, Semarang dan Surabaya telah berhasil menjadi penghubung kisah yang erat.

Dengan 2 sudut pandang bercerita dan alur yang agak maju mundur, ceritanya mengalir lancar dan terjaga. Baik Dei dan Lim sesungguhnya saling membutuhkan. Itu saja yang diinginkan pembaca. Dan cerita ini akhirnya menjadi sangat realistis dan tidak terjerembab ke dalam cinta yang menye-menye.
Madeira dan Rasa Sesal yang Membuncah Madeira dan Rasa Sesal yang Membuncah Reviewed by Erna Maryo on Juli 07, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.