Penaka: Apa Jadinya Bila Harus Berubah Wujud Menjadi yang Lain?

 

 
 
Penaka
Altami N.D
Gramedia Pustaka Utama, 216 hal
iPusnas 
 

Sinopsis


Penampakan dari luar sesungguhnya keluarga kecil yang dimiliki Sofia ini sangatlah harmonis. Dari dalam? Penuh dengan ketidakpuasan dan kekesalan yang bersumber dari hal-hal kecil, remeh temeh, printilan kebiasaan dari suaminya, Laksana yang cenderung tidak mau diatur dan semau gue. 

Perkara handuk mandi yang selalu diletakkan di tempat tidur, atau setelah buang hajat tidak langsung disiram adalah salah satu kebiasaan buruk sang suami yang sering memantik pertengkaran suami istri ini. Sofia kerap menyesali mengapa ia bisa menikah dengan Laksana dan mendadak berubah total segala kepribadiannya justru setelah memiliki putri bernama Raisa. Laksana jadi sosok yang asing.

Suatu hari tiba-tiba saja ketika bangun tidur paginya dan setelah membaca buku berjudul Pengabul Permohonan di malam sebelumnya, Sofia berubah menjadi botol minum. Lucunya botol minum hari itu dibawa sang suami menemani kerja Laksana di kantor. Otomatis, Sofia melalui benda botol minum itu bisa mengamati segala keseharian dan kegiatan suaminya selama menghabiskan hari di kantor.

Selagi masih terkaget-kaget, hari-hari selanjutnya Sofia berubah wujud lagi dan berturut-turut menjadi kasir swalayan, kucing, anjing, dan nenek penjual kue basah. Yang jelas hari-hari itu Sofia merasa mengalami sensasi yang mengejutkan akibat menjalani masing-masing wujud yang berubah-ubah itu. 
 
Dalam setiap wujud yang ia lakoni, Sofia bisa menyaksikan dirinya menjadi sosok wanita, ibu rumah tangga yang diidam-idamkan sejak dulu, yakni menjadi entrepeneur di rumahnya sendiri dan menjadi pengusaha kue.
 
Namun, itukah yang sesungguhnya ingin ia lakukan? Atau malah justru tak lagi menjadi obsesinya kala menyaksikan sepak terjang yang sangat bertolak belakang dengan sifatnya sendiri?
 

Ulasan



Ide ceritanya keren banget, fiksi yang sangat dekat dengan kehidupan pernikahan paling nyata. Awalnya tertarik oleh judul dan ilustrasi sampulnya yang unik dan saat membacanya saya malah tertawa geli ketika Sofia menjelma menjadi botol minum, kasir, kucing, anjing, nenek penjual kue basah, dan anak sekolah. Sementara Laksana menjelma menjadi kakek, wajan, monyet, anjing hitam dan perawat. Sungguh absurd.
 
Sesuai dengan judulnya Penaka yang berarti seperti, sebagai, seolah-olah, kisah ini memang seolah-olah ada bagian yang hilang dan harus diketemukan.  Sebenarnya dibalik cerita yang terkesan ringan ini tersimpan masalah rumah tangga yang kritis dengan tema yang super serius. Setelah dua tahun menikah, ada saja kejutan-kejutan yang dialami keduanya yang belum bisa diantisipasi hingga pada akhirnya mengundang omelan, keluh kesah dan ujung-ujungnya bertengkar. Bahkan Sofia akan mengajukan cerai pada Laksana.

Namun alih-alih persoalan berat, di tangan pengarang cerita tentang rumah tangga ini dibawa ke arah yang santai dan lucu. Terkesan tidak masuk akal tapi jurus pengarang untuk memberi pengertian kepada kedua belah pihak dan jalan satu-satunya untuk menyamakan pandangan adalah dengan berubah wujud menjadi benda atau orang lain. Lucu? Iya. Aneh? Iya.

Bikin deg-degan


Alur ceritanya juga memikat dan bikin deg-degan salah satunya saat Sofia dan Laksana hendak mencuri buku berjudul Pengabul Permohonan karena mereka menduga penyebab perubahan wujud diri mereka akibat membaca buku itu, dan agar kembali ke wujud manusia, maka buku itu harus dimusnahkan. Alih-alih pencurian itu dilakukan diam-diam namun justru ketahuan pak satpam dan dikejar-kejar. Ini kelucuan pertama. 

Kendati hanya dimainkan oleh dua tokoh saja yakni Sofia dan Laksana, namun karakter yang diperankan di cerita ini sangat kuat dan semakin kuat ketika masing-msing berubah wujud menjelma menjadi sosok atau benda yang lain. Pengarangnya pintar memberi efek dan rasa yang lebih manusiawi terhadap setiap sosok dan benda yang sedang diperankan oleh Sofia maupun Laksana.
 
Setelah masing-masing menjadi wujud yang lain, kesadaran itu akhirnya tiba. Keduanya harus segera berbenah agar bahtera rumah tangga itu tidak semakin oleng dan akhirnya karam. Kesadaran akan saling membutuhkan diwujudkan melalui kata-kata yang bertebaran di novel ini. Dan itu manis sekali.

Hanya manusia bodoh yang menyadari betapa berharga miliknya setelah kehilangan. Jelas aku adalah salah satu dari manusia dungu itu...aku bisa melewati hari di dalam tubuh nenek-nenek renta karena aku tahu ada Laksana yang menunggu entah dalam wujud apa...aku tidak membayangkan Laksana benar-benar tiada. Hal 185.

 

Botol minum dan wajan

 
 
Ide dengan wujud menjadi botol minum, wajan, nenek-nenek atau siapa pun menurut saya brilian sekali. Sudut pandang yang bisa dibilang aneh tapi lucu karena mengingatkan kita pada sejenis film kartun dimana benda-benda itu bisa bicara sesukanya dan mampu mengamati si empunya rumah dengan leluasa. Ada banyak kelucuan dan kelucuan kedua itu menurut saya adalah ketika Laksana berubah menjadi wajan dan bebas mengamati istrinya ketika sibuk di dapur.
 

"Kamu tahu dari mana pekerjaanku di rumah rumit? Memangnya kamu sudah berhasil masuk ke rumah itu?" tanyaku heran."Sebenarnya aku pernah menjadi wajan" Laksana tampak kesal sekaligus malu. Hal 142

 
Bahkan ketika harus dijalankan antara wujud binatang dan manusia itu untuk bercakap-cakap, terasa bagi saya kelucuan yang muncul begitu orisinal, tanpa dibuat-buat. Percakapan diantara mereka berdua terkesan biasa namun maknanya dalam dan terdengar lucu. Ini kelucuan yang ketiga.
 

"Pak, Bapak barusan ngomong sama burung?" Sebuah suara tiba-tiba mengejutkan kami dari belakang.  Satpam itu menatap Laksana dengan tatapan aneh. Hal 194


Pemilihan model penceritaan seperti ini sebenarnya cukup sulit dan bila eksekusinya tidak pas, akhir cerita akan terasa garing atau tidak berhasil dengan baik. Dalam Penaka, eksekusinya lumayan mulus. Pengarang memberi win-win solution dan jalan keluar yang terbaik memang demikianlah akhirnya. Pembaca lega dan puas tentunya.

Potret rumah tangga semacam ini yang pasti pernah dirasakan oleh sebagian besar pasangan muda dan ketika ditunjukkan semua perilaku keduanya maka inilah inti kisah yang sebenarnya bahwa pengertian dan saling menghormati itu sangat penting dan menjadi kunci kestabilan. Sebuah novel yang manusiawi, agak-agak fantasi namun mampu mendewasakan.
 
 
 
Penaka: Apa Jadinya Bila Harus Berubah Wujud Menjadi yang Lain? Penaka: Apa Jadinya Bila Harus Berubah Wujud Menjadi yang Lain? Reviewed by Erna Maryo on September 19, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.