Circe, Sang Dewi Penyihir Berhati Manusia



 
Circe
Madeline Miller
Lulu Wijaya (Penerjemah)
Gramedia Pustaka Utama, 544 hal
iPusnas 


 Sinopsis

 
Circe tak pernah menyangka tindakannya menyihir nymph laut bernama Scylla hingga menjadi sosok monster laut menakutkan membuat dirinya dibuang ke sebuah pulau yakni pulau Aiaia oleh ayahnya, Helios, sang dewa Matahari. Selama berada di pulau yang tak berpenghuni itu, Circe belajar meramu tumbuh-tumbuhan dan menjadikan dirinya sosok penyihir yang mumpuni.

Tinggal di pulau sendirian membuat Circe berteman dengan sepi dan kesunyian serta hewan-hewan yang disihirnya sesuka hati. Kesepian itu tak lantas merambat kronis ketika suatu hari pulau itu kedatangan armada perang yang kehabisan bekal. Di saat inilah penyihir Circe pertama kalinya berjumpa dengan manusia yang menambat hatinya, Odysseus.

Odysseus mampu bertahan dan tinggal menemani Circe hingga belasan tahun dan kembali ke Ithaca tempat istri dan putranya menunggunya. Yang tak pernah pria ini sadari adalah Circe telah mengandung putra dari pangeran Ithaca itu, Telegonus.

Telegonus pergi meninggalkan Circe demi menemui ayah kandungnya, Odysseus. Namun tak berapa lama Telegonus kembali ke pulau dengan mengajak istri dan anak Odysseus, Penelope dan Telemachus untuk memulai lembaran baru tanpa Odysseus lagi.
 

Ulasan



Cerita tentang dunia mitologi rasanya telah banyak yang diangkat namun kisah yang mampu membuat pembacanya turut merasakan apa yang bersemayam di hati dan perasaan dewi penyihir lengkap dengan segala kegundahan dan keresahan hati mungkin baru dalam Circe ini yang dikupas secara detail.

Sekilas membacanya kesan yang terserap adalah serasa menyimak dongeng pengantar tidur dengan segala kedigdayaan para dewa dalam menyihir segala sesuatu yang dipandu lewat jalan pikiran Circe. Novel ini memang hanya mengupas Circe saja, kisah dewi berkasta rendah yang memiliki kemampuan sangat hebat dalam urusan mengubah wujud benda termasuk manusia. Terdengar sepele untuk ukuran dewa-dewa, namun jangan salah, kedigdayaan Circe dalam mengubah sesuatu menjadi monster kelak mampu merepotkan para dewa lainnya.

Pengarang sangat detail dan rinci dalam menggambarkan perkembangan watak Circe dan hubungannya dengan manusia. Berawal dari kekesalannya terhadap nymph yang cantik dan hendak merebut hati manusia tampan bernama Glaucos hingga akhirnya menimbulkan prahara besar yang mengusik Dewa Zeus-Dewa tertinggi dari para dewa.

Dari kecemburuan dan kekesalan itulah lembaran perjalanan hidup Circe digelar dengan segala suka dukanya. Membaca novel ini sungguh sangat mengasyikkan karena pengarang begitu piawai menceritakan secara rinci kisah hidup Circe mulai dari kelahiran, kedekatannya dengan sang Ayah, hukum buangnya, hubungannya dengan kedua adiknya yang nyeleneh dan juga memiliki ilmu sihir yang dahsyat serta percintaannya dengan Odysseus hingga menghasilkan seorang putra, Telegonus.

Berwarna-warni

 
Circe adalah dewi penyihir. Meskipun begitu ia serasa begitu hidup, dekat dan nyaris memiliki kepribadian mirip manusia. Sejak halaman pertama hingga akhir rentetan kejadian tentang hidup Circe sangat berwarna-warni. Kita bisa mengikutinya dengan bersemangat saat Circe tergila-gila pada Glaucos, merasa lucu ketika Circe membantu adiknya, Pasiphae yang ternyata melahirkan monster bernama Minotaur. Mengagetkan karena seekor kerbau lahir dari rahim adiknya dan langsung menggigit dua jari sang kakak atau merasa senang ketika Circe mampu tinggal dan menyesuaikan diri di pulau Aiaia.

Hal menarik yang membuat kita betah untuk membaca novel ini adalah karena pengarang begitu intens untuk menceritakan perilaku dan kebiasaan para dewa yang berkuasa serta tentu saja segala rupa petualangan Circe. Terutama sekali adalah saat Circe dibuang ke pulau dan lambat laun menyukai lanskap pulau itu sendiri dan menyadari bahwa ia memiliki kekuatan sihir melalui ramuan tanaman.

Kendati sempat berselisih paham dengan putranya, kekuatan kasih ibu yang lazim dimiliki manusia itu pun akhirnya melekat dan menguasai perasaan hati Circe juga. Ia membekali dan memasang penolak bala bagi Telegonus saat mengetahui Dewi Athena hendak mencabut nyawa putra semata wayang Circe.
 

Aku membiarkan Penelope tinggal di pulauku agar dia tidak kehilangan anaknya. Ternyata malah aku yang akan kehilangan anakku. Hal 481

 
Cerita tentang Circe mungkin sesungguhnya panjang sekali karena berkaitan dengan para dewa, makhluk monster dan manusia yang berurusan dengannya seakan tiada akhir. Namun dalam novel ini ajaibnya cerita ini terasa singkat, padat karena bergulir sesuai irama. Kita merasa menikmati sekali setiap langkah yang diambil sang dewi penyihir itu. 
 
Dan setelah sekian lama, akhirnya dewi penyihir ini menemukan jati diri kesadarannya ketika harus menyihir kembali monster Scylla menjadi sosok yang tidak membahayakan bagi para pelaut yang melintasi selat. Sebuah eksekusi yang cerdas dari pengarang tentang nasib Circe berikutnya. 

Figur Circe yang manusiawi inilah yang membuat kisahnya sangat memikat dengan alur cerita yang variatif, tidak membosankan, meliuk-liuk menampilkan kejutan dan juga keseharian saat menetap di pulau yang sunyi. Bagi saya novel ini sangat menghibur sekaligus membuka mata bagaimana imajinasi tentang para dewa dewi di dunia mitologi itu menarik untuk diulik.



Circe, Sang Dewi Penyihir Berhati Manusia Circe, Sang Dewi Penyihir Berhati Manusia Reviewed by Erna Maryo on Oktober 16, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.