Menyaksikan Sisi Gelap Pahlawan Perang Troy dalam Novel Nyanyian Achilles

 

 
Nyanyian Achilles 
Madeline Miller
Tanti Lesmana (Penerjemah)
Gramedia Pustaka Utama, 488 hal
iPusnas
 
 

Sinopsis



Akibat kesalahannya yang menyebabkan korban meninggal, Patroclus dijatuhi hukuman dan diasingkan oleh sang ayah, Raja Menoitius ke sebuah kerajaan kecil, bernama Phthia. Tak pernah ia mengira bahwa hukumannya itu akan membawanya mengenali pemuda tampan nan gagah serta setengah dewa, Achilles, putra Thetis dan Peleus yang memang menempati kerajaan Phthia tersebut. 
 
Pertama kali Patroclus berjumpa dengan Achilles ada rasa yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Sebagai pemuda yang memiliki sifat rendah diri yang akut, bertemu dengan Achilles yang selalu membelanya dalam setiap kesempatan adalah pengalaman yang luar biasa bagi perkembangan mental Patroclus.

Keduanya akhirnya selalu bersama-sama baik dalam melakukan berbagai aktivitas seperti latihan perang, berjalan-jalan ke tepi pantai atau sekadar berlatih musik di mana Achilles akan memainkan lira-harpa kecilnya dan bernyanyi. 

Kehidupan masa muda yang ceria akhirnya harus diakhiri ketika perang Troya memaksa keduanya untuk memanggul tugas dan membela kepentingan Raja Agamemnon yakni membawa pulang Ratu Helen yang telah diculik paksa oleh Paris. Namun alih-alih membantu raja Agamemnon, Achilles justru membiarkan Patroclus untuk mengenakan baju zirah perang miliknya, berpura-pura  agar orang mengira Achilleslah yang turun berperang.
 
Patroclus tewas mengenaskan di tangan musuh dan Achilles menuntut balas dengan membunuh Hector dan menyeretnya ke tengah-tengah pertempuran dalam perang Troya itu selama sembilan hari.

Ulasan


Sesungguhnya kisah yang diceritakan dalam novel ini sama persis dengan yang dituturkan dalam Iliad karya Homer, namun versi novel yang ini lebih mendalam, lebih detail sekaligus lebih pop melalui sudut pandang pemuda yang dekat dan juga menjadi kekasih Achilles, Patroclus. 

Melalui pengarangnya, penggambaran Achilles terlihat menjadi lebih manusiawi, lebih detail dalam menceritakan berbagai sisinya, entah kebaikan maupun keburukan dari watak asli yang sebagian dipicu oleh ganasnya perang dan kematian sahabatnya yang amat dikasihinya.

Tak bisa dipungkiri daya tarik dari sosok Achilles inilah yang membuat isi cerita menjadi sangat berwarna dan afeksi terus dibuat naik turun sesuai dengan kadar emosi yang ditunjukkan oleh Achilles. Segala kenangan manis dan indahnya persahabatan yang dijalani bersama Patroclus seketika redup manakala panggilan untuk ikut berperang mulai mendekat. Seakan kenyataan yang paling ditakuti Thetis agar putranya jangan berperang, akhirnya toh akan terjadi juga. Achilles harus turun gunung untuk berperang dan memenuhi takdir yang telah digariskan para dewa.

Tidak goyah


Kisah tentang Achilles tentu semuanya sudah mengetahui bahwa hidupnya akan berakhir dramatis justru ketika Perang Troy itu dimenangkan oleh pasukan Yunani. Yang jarang diketahui adalah pikiran apa yang selalu berkecamuk dan pergulatan batin apa yang merongrong jiwa dan perasaan Achilles diantara sikapnya yang cenderung egois, tak berempati, pendendam namun juga penuh kasih hanya pada Patroclus untuk membabi buta membunuh pasukan Troy.

Sepanjang cerita kita akan selalu melihat bagaimana Achilles tidak goyah sedikit pun untuk menurunkan tawarannya atau tunduk pada perintah Agamemnon. Ia teguh untuk tidak mau turun ke arena perang hanya karena budak yang sudah menjadi miliknya diinginkan juga oleh Agamemnon. 
 

"Tidak akan," jawabnya, ketika aku bertanya. "Tidak akan, sampai Agamemnon memohon ampun kepadaku, atau Hector sendiri berjalan masuk ke dalam tendaku dan mengancam keselamatan orang yang kusayangi. Aku sudah bersumpah, aku tidak akan bertempur." Hal 401

 
Alur cerita sangat menarik, meliuk-liuk  tidak membosankan dengan plot twist kecil di sela-selanya seperti ketika Achilles terpaksa harus menari atau ketika Agamemnon harus merelakan anak perempuannya untuk persembahan. Demikian pula karakter tokoh-tokohnya yang tidak sepenuhnya hitam atau putih. Konflik begitu tajam menghentak namun selalu diakhiri dengan hal yang tak terduga.
 
Di luar kesadisannya dalam membunuh musuh, hati Achilles trenyuh juga saat ayah Hector meminta jenazah putranya yang tewas untuk dibawa pulang. Bahkan Agamemnon yang dilukiskan begitu tega mengorbankan putrinya sebagai persembahan bagi dewa, pun menjadi tokoh abu-abu ketika ia akhirnya mengalah untuk mengembalikan budak Achilles yang bernama Briseis kepada Achilles.

Novel yang begitu rinci ini juga menceritakan riak-riak persoalan lain tentang perang Troy yang berlangsung cukup lama, bertahun-tahun dengan berbagai hal yang menyangkut dunia perang, medis, makanan, sanitasi, sesembahan kurban untuk dewa dan kehidupan para budak wanita yang selalu menjadi rebutan. Sebagai latar, perang Troy cukup memberi gambaran dan bayangan pedih akan dampak yang diberikan bagi kehidupan yang harus dijalani kedua pemuda yang saling 'mengasihi' itu. 

Patroclus yang selalu mendampingi Achilles digambarkan sebagai pemuda yang baik, loyal, berempati dan memiliki sifat mengalah meskipun selalu menerima tatapan penuh benci dari Thetis si dewi laut, ibu dari Achilles. Sayangnya tak ada hal lain lagi yang lebih menonjol dari itu.

Penulisan yang begitu detail akan gejolak emosi dan sepak terjang Achilles dituturkan cukup memukau melalui sudut pandang Patroclus. Kisah mitologi selalu punya daya tarik unik apalagi bila diolah dengan alur dan konflik yang melibatkan para dewa serta diramu dengan ketegangan selama perang Troy yang berlangsung selama sepuluh tahun.

Achilles tak bisa tidak merupakan tokoh sentral cerita yang sangat menarik digali namun tak bisa dilupakan juga sahabat sekaligus teman tidurnya, yang disengaja atau tidak telah menjerumuskan dan mempercepat Achilles menemui ajalnya. Keduanya tak terpisahkan dan saling melengkapi. Sebuah cerita yang indah, lirih sekaligus dramatis eksekusinya, sangat keren.
Menyaksikan Sisi Gelap Pahlawan Perang Troy dalam Novel Nyanyian Achilles Menyaksikan Sisi Gelap Pahlawan Perang Troy dalam Novel Nyanyian Achilles Reviewed by Erna Maryo on Oktober 24, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.