Komitmen Orang Lain untuk Menemani si Gadis Pembawa Panci Presto





Adakah Orang yang Tidak Kesepian di Dunia Ini?
Ha Yooji
Primastuti Dewi (Penerjemah)
Bhuana Ilmu Populer,284 hal
iPusnas


Sinopsis


Dari sebuah panci presto yang diletakkan di depan pintu luar kediaman mendiang ayahnya, Yeongo memulai petualangannya menjumpai orang-orang yang penting bagi perjalanan hidup gadis itu. Alih-alih cemas putrinya tak punya teman, sang Ayah Hoseok, sampai meminta seseorang untuk selalu menelpon Yeongo.

Alhasil, pertemuan dengan Miji, Bora yang adalah bibi Yeongo, guru Hong, dan Okbong telah menjadikan Yeongo gadis yang paling beruntung dan tidak sempat kesepian lagi karena selalu disibukkan oleh interaksi mereka secara bergantian.

Ulasan



Menilik judulnya yang rada panjang serta berbentuk pertanyaan, saya merasa tergelitik dan penasaran  untuk segera ingin tahu apa isi ceritanya. Cerita yang dituturkan memang terkesan sederhana. Seorang gadis yang ditinggal mati ayahnya lalu agar tidak merasa kesepian, si ayah meninggalkan buku catatan yang ditaruh di dalam panci presto, peninggalan ayah sehari-hari.

Di lembar ketiga dari buku catatan itu tertulis empat baris tulisan besar dan miring yang berisi ketiga nama yang harus dihubungi oleh si anak perempuan. Seluruhnya memang sudah berhasil menemani dan Yeongo cukup terkesan oleh ketiga sosok yang ia jumpai itu.

Ada Hong Kangjoo yang terus menempel pada Yeongo seakan menjadikan dirinya pasangan kencan buta. Ada Moon Okbong-orang kedua yang disebut almarhum ayah Yeongo yang rupanya seorang nenek dan memiliki hutang budi pada Pak O ayah Yeongo. Dan sosok terakhir yang gadis temui adalah Myeong Bora, yang tak lain adalah bibinya sendiri. Ketiganya sangat berperan aktif untuk tidak membiarkan sedikit pun Yeongo dalam keadaan kesepian. Ada lagi kakek dan Miji.

Terketuk hati


Kendati tokoh Miji adalah sosok di luar mereka yang tertulis dalam buku catatan, namun perannya justru yang paling diharapkan oleh Hoseok. 

"Sekali-sekali telepon saja..." Perkataan selanjutnya hanya berupa gerakan bibir. " Ia anak yang kesepian." Hal 280


Cerita dengan premis kehangatan semacam ini cukup bikin kita terketuk hati karena dari sekian banyak orang-orang yang diminta si ayah untuk menemani anak perempuannya ternyata semuanya bersedia untuk meluangkan waktunya menemani Yeongo tanpa batas waktu. Novel yang butuh perenungan panjang meskipun tipis halamannya. Sampul gambarnya pun menarik, Yeongo yang sedang membawa panci presto milik ayahnya. Unik.

Mengapa mereka bersedia menemani gadis itu, padahal dirinya adalah gadis dewasa yang mampu untuk membeli keramaian dan kesibukan. Tentu saja ada misi yang ingin dicapai. Ide cerita ini tentu saja relevan sekali dengan kondisi yang terjadi di negeri ginseng tersebut di mana beberapa individu yang sebagian adalah anak muda, kerap merasakan dan mengalami keterasingan yang akut. 

Faktor yang membuat orang-orang Korea dilanda kesepian adalah karena mereka terlalu hidup dalam kondisi mandiri, individualistis dan tak ada toleransi apalagi kompromi. Maka ketika para orangtua mencemaskan anak-anak muda yang mengalami kesendirian, langkah tepat adalah mengerahkan beberapa sosok untuk menemani mereka.

Seperti kita ketahui masalah kesehatan mental cukup sering terdengar di kalangan selebriti Korea yang jika dibiarkan berlarut-larut akhirnya menjurus ke kematian. Novel ini memberi solusi klasik dengan paparan sederhana dan campur tangan kaum tua. Menghindarkan orang yang kesepian tentu perbuatan mulia namun sebaiknya sosok seperti Yeongo diharapkan mampu mengelola sendiri rasa kesepian itu agar tidak menjadi zombie.
 
Komitmen Orang Lain untuk Menemani si Gadis Pembawa Panci Presto Komitmen Orang Lain untuk Menemani si Gadis Pembawa Panci Presto Reviewed by Erna Maryo on Maret 12, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.