Rapijali 3-Kembali: Menautkan Mereka yang Tercerai-berai

 

 
Rapijali 3
Dee Lestari 
Penerbit Bentang Pustaka, 776 hal
Gramedia,Jogjakarta
 

Sinopsis



Setelah mereguk kesuksesan selama delapan tahun sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang diperhitungkan, tiba-tiba saja Ping merasakan hati yang kosong, hampa, dan kesepian. Ketika Oding mengikuti lomba selancar di Lombok, tanpa ragu gadis itu menyusul dan mendekati cowok itu. Harapan akan bisa kembali ke masa lalu kandas karena Oding hanya menganggap cewek yang pintar musik ini sebagai teman dan sahabat masa kecilnya.

Sementara itu para anggota band Rapijali yang telah punya kesibukan sendiri-sendiri dan berpencar ke mana-mana tiba-tiba saja dipersatukan oleh reuni akbar sekolah Pradipa Bangsa dan harus memenuhi undangan pentas di stasiun TVRI. Pertemuan diantara mereka memang tidak seperti dulu lagi namun perjumpaan pertama itu telah melahirkan berbagai kesadaran baru akan sebuah hubungan. 
 
Banyak yang berubah pada diri teman-teman band Rapijali. Jemi dan Rakai yang berusaha mencari titik temu, Lodeh yang kecanduan narkoba dan sering meminjam uang, Inggil yang masih bersahaja serta Andre alias Buto yang sukses sebagai pengacara. Bahkan Ardi yang terkenal bossy pun mendapatkan pencerahan tepat di saat Ping sedang terpuruk. 
 

Ulasan



Akhirnya sampai juga di penghujung trilogi Rapijali. Jujur, saya terlalu berekspektasi banget saat mulai membaca novelnya. Ceritanya benar-benar membedah segala kegalauan hati, perasaan dan emosi para tokohnya sampai ke masalah yang sekecil-kecilnya. Masing-masing mempunyai luka dan mencari kesembuhan melalui cara dan jalan yang berliku. Rakai, Jemi, Ping, Oding, Guntur Sasmita bahkan Ardi mampu lahir kembali dengan pribadi yang lebih baik ketimbang sebelumnya.

Masih tentang benak Ping yang penuh sesak oleh berbagai persoalan menyangkut diri dan keluarga serta cinta yang perlu dikejar. Diselipkan pula sepotong cerita mistis-tentang suku Bunian saat mencari Oding yang hilang. Pada bagian ini kita bisa melihat sisi lain dari pribadi Ping yang tulus dan pemberani.
 
Membaca novel ini sekilas memunculkan kekangenan untuk membaca ulang Rapijali 1 saat mereka pertama kali berinteraksi, berjumpa di sekolah Pradipa Bangsa dan lebur dalam satu band. Rapijali 3 kokoh dalam memberi irisan hati yang perlu dibalut. Diantara semuanya saya paling senang membaca perubahan yang terjadi pada Jemi. Sementara untuk Ping, kok saya malah sebal dengan tingkahnya sewaktu di awal perjumpaan kembali dengan Oding di Lombok. 
 

Bertele-tele

 
Alur ceritanya terjaga, namun menurut saya rada kepanjangan dan agak bertele-tele baik ketika adegan di Lombok dan setelah band Rapijali sukses manggung di TVRI. Suka sekali bagaimana penulis menyelipkan beberapa pemahaman baru melalui dialog-dialog Bu Edi yang mampu memberi kesejukan pada Ping yang sedang gamang dan galau berat. Juga senang rasanya saat Ardi yang mampu berubah secara ekstrem ke arah yang lebih baik atau Jemi yang bersedia untuk tidak jadi ke Boston setelah berjumpa kembali dengan Rakai. 
 
Masuknya beberapa tokoh baru yang muncul sebagai teman-teman Oding tak membuat cerita ini melenceng. Sekalipun ada beberapa tokoh lain yang hadir seperti Lilo, Varun, Dayu,-teman-temannya Oding, cerita tetap berada di relnya dengan bobot cerita yang justru makin membuat saya pribadi yang membacanya merasa gregetan sekaligus berempati oleh sikap yang diambil Ping.
 
Di novel yang ketiga ini, musik mungkin hanya dijadikan sebagai tambatan yang terakhir, gongnya untuk memberi tanda kalau semua telah tuntas. Di kisah ini lebih banyak ditemui pergolakan batin semua orang yang terlibat dalam Rapijali. Tak ketinggalan diselipkan pula wejangan dan bagaimana semua pihak berusaha bangkit melupakan masa lalu yang menyebalkan. Ketika Ping kaget oleh kehadiran Ardi yang memintanya untuk tinggal serumah layaknya kakak beradik, kata-kata bijak pun muncul dari Mbak Edina sang psikolog.

"Saya bukan bela siapa-siapa. Saya cuma mencoba mengerti perbedaan sudut pandang kalian...Ardi sudah siap rekonsiliasi. Kamu belum.  Ardi bahkan siap membuka lembaran baru  dengan cara serumah sama kamu. Sementara kamu masih jauh dari itu. Kesiapan Ardi lantas membuatmu terdesak." (hal 412)
 

Pusat rotasi


Saya sebenarnya lebih menyukai novel yang tak perlu tebal-tebal amat untuk mendeskripsikan segala hal yang terjadi menyangkut si tokoh protagonisnya. Dalam Rapijali 3, terasa sekali Dee memberi berbagai konflik untuk masing-masing pemain bandnya dengan leluasa, meskipun porsi terbesar tetap diberikan pada Ping,Rakai, Jemi bahkan Guntur Sasmita saat menyikapi kegamangan akibat kehadiran Ping. Bisa dibilang Ping adalah pusat rotasi keluarga di mana semua pihak seolah terlibat dalam pusaran yang dibuatnya.
 
Setelah menelusuri berbagai masalah yang melanda mereka itu maka sadarlah kita bahwa mereka toh hanya manusia biasa yang memiliki rasa, hati dan jiwa yang perlu disapa, disentuh dan diajak bicara dari hati ke hati. Jadi ketebalan novel ini akhirnya bisa diterima demi memberi ruang dan celah yang harus dirapatkan dan ditautkan.
 
Potongan-potongan kisah yang seakan jauh, terpisah serta sendiri-sendiri itu nyatanya terjahit sempurna ke dalam novel bertajuk Kembali. Apa pun itu hasilnya,  novel ini melegakan dan menjadi penutup yang manis akan sebuah perjalanan pada masing-masing tokohnya. Kendati ada setitik yang gak sreg namun keseluruhannya cukup keren dan menjadi kenangan terindah bagi para personil Rapijali. Novel yang layak dikoleksi.


Rapijali 3-Kembali: Menautkan Mereka yang Tercerai-berai Rapijali 3-Kembali: Menautkan Mereka yang Tercerai-berai Reviewed by Erna Maryo on Mei 21, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.