Kira-kira sudah satu bulan lamanya perpustakaan nasional digital yang bernama iPusnas ini mengalami perombakan besar-besaran. Perombakan yang sayangnya lebih banyak merugikan dibandingkan menguntungkan pembacanya.
Banyak pembaca yang marah, sedih, kecewa dan kesal akibat kebijakan perombakan yang sewenang-wenang dan sepertinya tidak memihak pembaca setianya. Di aplikasi iPusnas yang terbaru, kita akan kehilangan bermacam aset yang sudah ada di iPusnas lama diantaranya berupa riwayat peminjaman buku, komentar, data antrean buku, data following dan follower. Bahkan profil dari akun lama kita sendiri lenyap. Entah dengan maksud apa, semuanya dihilangkan. Ujung-ujungnya muat ulang terus.
Daftar dosa iPusnas gak sampai di situ. Setelah login yang harus dilakukan berkali-kali, tampilannya ternyata sangat gak penting. Memang sepintas terlihat keren karena layar berandanya sangat padat disesaki oleh susunan rekomendasi buku, ePustaka, artikel dan ada tayangan audio plus videonya. Saya sempat bertanya-tanya penayangan video tentang batu bara itu sebenarnya untuk apa ya?
Hingga hari ini per 2 Nopember, belum ada kemajuan yang signifikan. Entah memang sudah seperti itu, atau pihak pembuat aplikasi ini menyerah kalah dan tidak tahu harus berbuat apa. Banyak pembaca yang sudah mengupdate namun hasilnya sangat mengecewakan. Pihak iPusnas terkesan anti kritik dan tidak mampu untuk memperbaiki apa-apa yang masih menjadi kekurangan di iPusnas baru ini.
Saya sendiri mencoba untuk masuk ke situs webnya dan hasilnya cukup dibuat repot karena hanya bisa login dengan memakai akun dan kata sandi yang baru. Akun lama dipastikan tidak bisa digunakan lagi. Saat itu saya mencoba meminjam novel berjudul Jejak Balak. Peminjaman berlangsung lancar.
Namun, kelanjutannya sama-sama bikin pusing. Setiap akan saya bookmark halamannya, keesokan harinya catatan bookmark itu menghilang. Lalu selagi asyik membaca, iPusnas berkali-kali mengalami revoke. Haduh, capek deh.
Satu-satunya yang saya suka dari fitur iPusnas baru hanyalah stok bukunya yang rada banyak. Asumsi saya mungkin karena banyak yang uninstall aplikasinya atau menunggu hingga sudah benar-benar rapi jadi gak banyak lagi yang meminjam buku, mungkin lho.
Dari berbagai keribetan yang ditimbulkan, pertanyaan yang terlintas adalah, sebenarnya iPusnas ini niat tidak sih untuk membuat aplikasi perpustakaan digital secara nasional yang mudah, ramah dan bersahabat? Kok seperti ada pembiaran dan tidak tahu solusinya seperti apa. Mau dibawa ke mana sesungguhnya iPusnas ini.
Sudah banyak yang meminta untuk diperbaiki fitur-fiturnya yang bermasalah dan kita pembaca sudah tak sabar menggunakan iPusnas yang baru. Namun responnya tidak ada bahkan penantian terhadap perpustakaan yang menarik ini menjadi sangat lama sekali rasanya.
Semoga iPusnas versi baru segera pulih dengan kondisi yang lebih baik dan cepat diperbaiki karena sesungguhnya iPusnas itu harapan berjuta-juta pecinta buku yang menginginkan bacaan gratis namun bermutu yang langsung hadir lewat jari pembacanya.
Tidak ada komentar: