Surat kematian 2: Takdir (Death Notices #2)
Zhou Haohui
Gramedia Pustaka Utama, 600 hal
Simadu-Maca, Perpusda Subang
Sinopsis
Setelah kematian Eumenides dalam sebuah ledakan yang terjadi di restoran, kapten Unit Reserse Kriminal Luo Fei tidak serta merta lega mengetahui musuh sekaligus sahabatnya Yuan Zhibang telah tewas.
Bersama dengan para tim sebelumnya, Satuan Tugas 418 yang terdiri dari dosen Psikologi yang biasa disapa sebagai guru Mu Jianyun, si ahli komputer Zeng Rihua dan Yin Jian yang pernah menjadi asisten kapten Han Hao, keempatnya sekali lagi kembali menelusuri sepak terjang penerus Eumenides yang rupanya juga mempertahankan ciri khasnya yaitu selalu memberikan Surat Kematian terlebih dahulu pada para calon korbannya.
Berbeda dengan seniornya, penerus Eumenides kali ini lebih lihai dan licin dalam melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang melanggar hukum. Tim yang dibentuk Luo Fei telah beberapa kali gagal dalam mengejar apalagi sampai meringkusnya. Selain masalah itu, urusan internal di kepolisian juga menyita perhatian kapten Luo Fei dan jajarannya.
Dalam mengusut jejak Eumenides yang ditengarai sebagai anak lelaki kecil yang ditolong oleh Yuan Zhibang delapan belas tahun lalu itu dalam sebuah drama penyanderaan, Luo Fei sampai harus membuka arsip yang memuat kasus besar di antaranya kasus Penyanderaan 130, di mana saat itu komandan yang bertanggung jawab adalah kapten Ding Ke. Peristiwa penyanderaan itu begitu memilukan hingga menimbulkan jatuhnya korban bernama Wen Hongbing, ayah dari Wen Chengyu-bocah yang ditolong Yuan.
Masalahnya, kapten Ding Ke menghilang dan tidak ada yang tahu di mana ia berada padahal ia pemegang kunci kasus 130 tersebut. Bersama guru Mu, Luo Fei menggali informasi perihal keberadaan kapten Ding Ke namun mereka hanya mendapati putranya yang bernama Ding Zhen yang menolak berurusan lagi dengan ayahnya yang dinilainya tak pernah memedulikan keluarganya sendiri.
Sementara itu ancaman Surat Kematian terus bergulir. Setelah kasus terbunuhnya guru Wu Yinwu, terungkap fakta bahwa orang yang menyebabkan kematian sang guru malang tersebut adalah wartawan daring bernama Du Mingquang. Dan karena khawatir akan adanya ancaman dari Eumenides, Du Minqiang akhirnya selalu dikawal polisi.
Di sisi lain, Surat Kematian tetap melakukan tugasnya dan meminta korban lagi. Kematian dua anak buah Deng Hua dalam sebuah gedung yang terkunci rapat dan hanya dimonitor lewat kamera CCTV menimbulkan kegemparan karena sulit diketahui dari mana pelakunya muncul untuk membunuh kedua orang petinggi di Grup Longyu yang masing-masing bernama Ketua Lin Henggan dan Meng Fangliang itu. Keduanya tewas digorok saat sama-sama tertidur pulas.
Kesulitan-kesulitan polisi dalam mengejar Eumenides dan selalu kalah cepat dalam mengejar sosoknya memaksa kapten Luo Fei untuk menjalankan taktik lain yang lebih berisiko. Pria setengah baya itu akhirnya mengambil keputusan mendadak yang membuat anak buahnya terkejut. Satuan Tugas 418 dibubarkan untuk sementara.Tidak akan ada lagi rapat yang membahas tentang Eumenides.
Di tempat lain, Eumenides menikmati situasi di mana ia dengan mudahnya mampu mengakses informasi dari kepolisian tanpa ada satu pun yang menyadarinya kecuali, satu orang yang langsung dapat mencurigainya dan membuntutinya hingga ke kota Haikou, provinsi Hainan. Dan ketika berendam di kolam air panas itulah Eumenides untuk sementara bertekuk lutu
Ulasan
Drama kepolisian di bawah kepemimpinan Kapten Luo Fei masih terus berlanjut dan semakin seru hingga novel setebal 600 halaman ini bisa langsung dibaca sampai habis dalam waktu enam hari saja. Ini rekor baru bagi saya yang dengan semangat menggebu-gebu menghabiskan waktu menelusuri sepak terjang kedua tokoh paling berkepentingan yaitu Luo Fei dan Eumenides.
Ceritanya menakjubkan dan berhasil membuat terperangah
karena jalinan alur dan sub alurnya yang membelit dengan berbagai
kejutan di sana sini. Apa yang dilakukan Kapten Luo Fei adalah buah dari
kecurigaan dan naluri dasar sebagai seorang polisi yang harus mengendus
jejak penerus Eumenides sampai tertangkap.
Menarik mengikuti proses berpikir dari para
anggota Satuan Tugas 418 dalam memecahkan misteri pelaku terutama saat
membahas kasus penyanderaan 130 dan mutilasi yang menggegerkan delapan
belas tahun lalu. Ditambah plot twist yang berlapis-lapis makin menambah
seru dan tegangnya kisah pengejaran Eumenides.
Orang asing
Penelusuran Kapten Luo Fei ke berbagai tempat
mulai dari pencarian mantan komandan Ding Ke, mendekati putranya yang
bernama Ding Zhen, terbunuhnya dua petinggi Grup Longyu yang tidak masuk
akal, penemuan jejak pelaku mutilasi pada akhirnya mengantarkannya
langsung pada kesimpulan bahwa ada orang asing yang menyelusup dan
mengetahui semua informasi dari kepolisian.
Hal yang paling menarik dari novel ini adalah unsur psikologi dan kriminalnya termasuk emosi-emosi di dalamnya yang menguasai para tokohnya dengan begitu kuat. Semua tokoh begitu menonjol dengan kepiawaiannya masing-masing serta memiliki ciri khas yang juga unik.
Eumenides senior telah tewas namun panggung tidak dibiarkan kosong begitu saja, karena penerusnya telah muncul dan melanjutkan program pemberantasan sampah masyarakat alias mengirimkan Surat Kematian dan melakukan serangkaian pembunuhan bagi para pelanggar hukum.
Di novel ini Eumenides junior digambarkan begitu sadis, lihai, licin, namun memiliki kepribadian introvert dan mellow. Kesenangannya akan hidangan enak dan mendengarkan musik memberi perbendaharaan baru tentang sosok ini.
Dendam kesumat
Mulai dari bab-bab awal hingga di pertengahan, alurnya memang langsung menggebrak dan di sela-selanya disisipi oleh sub alur yang tak kalah serunya yakni pengejaran kapten Han Hao dan ancaman pembunuhan di Grup Longyu.
Pengarangnya sukses memaksa saya untuk terus
mengikuti alur cerita tanpa menyadari kalau di sana sini banyak tokoh
yang menjadi 'kunci' dan salah satunya akan menjelma sebagai si penerus
Eumenides. Tulisannya bikin berdecak kagum karena berhasil meramu
jalinan rumit dengan mengandalkan kasus yang telah dipeti eskan serta
gejolak emosi dari si anak yang menaruh dendam kesumat.
Cerita dunia kepolisian yang biasa namun menjadi istimewa karena antara drama, teka-teki dan adegan serunya bikin kita terhenyak sesaat terutama pada adegan kejar-kejaran anak buah Luo Fei yang ingin meringkus mantan kapten Han Hao di sebuah kereta bawah tanah. Membayangkannya saja sudah deg-degan banget.
Cerita dunia kepolisian yang biasa namun menjadi istimewa karena antara drama, teka-teki dan adegan serunya bikin kita terhenyak sesaat terutama pada adegan kejar-kejaran anak buah Luo Fei yang ingin meringkus mantan kapten Han Hao di sebuah kereta bawah tanah. Membayangkannya saja sudah deg-degan banget.
Akhir kata, novel ini cukup memberi gebrakan yang dahsyat dalam mengolah alur dan dramanya sehingga tak ada kata yang dilontarkan untuk pengarangnya selain genius dalam meramu kisah. Tak sabar rasanya menanti buku ketiganya.
Tidak ada komentar: