Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad
Lee Jong-kwan
Lusiani Saputra (Penerjemah)
Bhuana Ilmu Populer, 312 hal
Simadu-Maca
Sinopsis
Pasien bernama Lee Soo-in terbaring tak berdaya dalam perawatan serius akibat luka bakar di sebuah rumah sakit yang dirahasiakan dari para wartawan. Selain parah, ia juga kehilangan penglihatan dan daya ingat. Soo-in hanya boleh dikunjungi oleh dokter, perawat, segelintir rekan dan Kepala Divisi Inspektur Oh Dae-yung.
Sementara itu Asisten Inspektur Han-Ji-soo sekaligus seorang profiler mendatangi Lee Soo-in karena wanita ini yakin pasien yang terluka bakar ini masih menyimpan ingatan tentang peristiwa kasus pembunuhan tanpa jasad di mana sang korban yang bernama Kim Young-hak telah menghilang setelah dituduh membunuh istrinya sendiri.
Kasus Kim Young-hak dibuka kembali setelah lama ditutup akibat tidak adanya bukti. Saat itu Young-hak dituduh sebagai tersangka pembunuh istrinya yang akhirnya dibebaskan. Baru-baru ini sang suami dikabarkan menghilang dan detektif Han yakin bahwa Young-hak telah dibunuh kendati tidak dan belum diketemukan mayatnya.
Selain mengorek keterangan dari Lee Soo-in yang ternyata pernah menyelidiki Young-hak kala menjadi Inspektur, detektif Han juga bekerja sama dengan detektif Son Ji-yoon dari kantor polisi Yongsan, guna mengungkap kasus pembunuhan tanpa jasad. Sayang, detektif Son harus tewas tanpa sempat memberitahu kecurigaannya terhadap keterlibatan salah satu atasan di kepolisian pada detektif Han.
Pergerakan kedua detektif plus dibantu satu detektif yang tengah dalam perawatan agaknya membuat pembunuh sekaligus peniru ini merasa gerah dan gusar. Terlebih detektif Han ini nekad menggeledah rumah Young-hak yang terletak di lereng Huam-Dong demi mencari kebenaran. Jerih payahnya menuai hasil dengan ditemukannya sepotong jari di dalam kulkas dan setelah diperiksa, potongan sidik jari itu milik Young-hak.
Dari pengamatan inspektur Soo-in, sosok peniru yang mengincar para korban yang telah dibebaskan dari kasus kejahatan sebelumnya, lalu membunuh dengan meniru persis metode pembunuhannya ini, sudah jelas berasal dari kalangan kepolisian.
Baik detektif Han maupun inspektur Soo-in sama-sama belum tahu siapakah peniru ini meskipun disinyalir terkait erat dengan kalangan reserse melihat dari polanya. Kepala Divisi Oh bahkan menegaskan kalau peniru hanya membunuh tersangka yang dibebaskan.
Ketika sang peniru ini hadir di rumah sakit dan ingin menghabisi Lee Soo-in serta detektif Han Ji-soo, keduanya bertekad dan bahu membahu melawan balik. Sebuah pertarungan alot demi merobohkan pelaku tergelar begitu dramatis hingga akhirnya jarum suntik itu mampu mengalahkan pistol dan peniru itu
terjerembab kalah.
Ulasan
Baru kali ini ada novel thriller yang mampu
membuat cerita tentang penyelidikan kepolisian begitu menarik dan
menggemparkan. Bukan karena institusi ini dibuat malu oleh munculnya
si Peniru pembunuhan yang mengakibatkan timbulnya rentetan pembunuhan lain tak berkesudahan, namun akibat salah satu tokoh
penting di lingkungan kepolisian itu begitu pintar beraksi dan terlibat terlalu emosional.
Di awal memang akan terjadi kebingungan terutama ketika si pasien luka bakar yang disapa sebagai Inspektur "Lee Soo-in" ini lambat laun mengaku diri sebagai Kim Myun, sosok peniru yang dicari polisi. Namun ternyata itu keliru. Peniru adalah julukan untuk pembunuh berantai yang mengeksekusi para tersangka pelaku kejahatan,
Memang harus tekun membacanya karena novel ini penuh dengan twist-twist yang agak ruwet. Kehadiran detektif Han Ji-soo dan Son cukup memberi 'kekacauan' alur kecurigaan tentang siapakah sesungguhnya yang menjadi peniru. Saat jatuh korban dari pihak detektif, kita disodori pertanyaan lagi; siapakah sesungguhnya peniru itu? Dan apa motivasinya?
Di awal memang akan terjadi kebingungan terutama ketika si pasien luka bakar yang disapa sebagai Inspektur "Lee Soo-in" ini lambat laun mengaku diri sebagai Kim Myun, sosok peniru yang dicari polisi. Namun ternyata itu keliru. Peniru adalah julukan untuk pembunuh berantai yang mengeksekusi para tersangka pelaku kejahatan,
Memang harus tekun membacanya karena novel ini penuh dengan twist-twist yang agak ruwet. Kehadiran detektif Han Ji-soo dan Son cukup memberi 'kekacauan' alur kecurigaan tentang siapakah sesungguhnya yang menjadi peniru. Saat jatuh korban dari pihak detektif, kita disodori pertanyaan lagi; siapakah sesungguhnya peniru itu? Dan apa motivasinya?
Belakangan kita ketahui bahwa peniru ini begitu jengkel karena beberapa kasus pembunuhan yang diusut polisi selalu menguap tak jelas. Bahkan para pelakunya yang jelas-jelas bersalah, malah melenggang bebas.
Sungguh-sungguh menyalin
Pengarang mampu memberikan gambaran jelas bagaimana peniru pembunuhan ini melancarkan aksinya. Berawal dari kasus Kim Young-hak yang menganiaya istrinya hingga tewas hingga jasad sang istri sendiri tidak ditemukan yang pada akhirnya tanpa sengaja membentuk pola pembunuhan itu sendiri dan ditiru mentah-mentah oleh sang peniru. Meskipun detektif yakin Kim bersalah, Kim sendiri dibebaskan dari tuduhan.
Peniru pembunuhan yang gemas dengan sistem peraadilan seperti itu lantas mengambil tindakan tegas. Ia mengejar Kim Young-hak dan melenyapkannya. Tindakannya mirip dengan cara Kim Young-hak yang menghilangkan nyawa istrinya beberapa waktu lalu. Peniru sungguh-sungguh menyalin setiap langkah pelaku terdahulu dalam menghabisi korbannya, termasuk tidak diketemukannya jasad korban alias tanpa jasad.
Alur ceritanya padat, penuh dengan adegan yang seolah tak saling berkaitan namun sesungguhnya membentuk kepingan teka-teki yang makin lama makin utuh dan cocok. Peran detektif Han yang sebelumnya dipertanyakan metode investigasinya, nampaknya cukup kredibel dalam melakukan investigasinya.
Bagian paling deg-degan tentu
saja saat si peniru ini berada dalam satu ruangan bersama dengan
detektif Han serta Lee Soo-in. Ketiganya sama-sama bertarung ingin membekuk satu
sama lain.
Kalau begitu tidak ada cara lain. Aku harus membereskan kalian berdua...Selamat, kini detektif Han akan menjadi terkenal. Karena selamanya aku akan menjadi seorang Peniru yang menghukum Peniru (hal 293).
Kalau dibayangkan, adegan ini sungguh pasti dramatis banget. Sebuah pertarungan alot demi merobohkan pelaku tergelar begitu dramatis sampai saya ikut merasa tegang membacanya. Seru dan menggetarkan.
Tidak ada komentar: