Sejuta Waktu untuk Mencintaimu
Achi TM
Gramedia Pustaka Utama, 416 hal
iPusSulteng
Sinopsis
Tiba-tiba saja pertunangan Andien tak pernah terjadi akibat Renald, tunangannya, berselingkuh dengan wanita lain. Segala kenangan alih-alih ingin dilenyapkan, namun justru tetap melekat dalam ingatan terutama semua benda pemberian Renald yang terpaksa harus berakhir di kotak tertutup dan tersimpan dalam kamar kenangan.
Tiba-tiba saja ada pria lain yang muncul dan berada di rumah Andien. Cowok yang mengenalkan diri sebagai Danish ini rupanya terlibat dalam sebuah uji coba berbasis sains dengan pamannya. Ia terlempar ke lorong waktu masa lalu, kembali ke tahun 2020, bertepatan saat Covid 19 benar-benar memukul semua sektor kehidupan, termasuk karier Andien. Dan apesnya, mesin waktu telah membuat Danish tergeletak dan nyasar di kamar kenangan rumah Andien.
Sementara itu, Renald yang sudah menikah tak dinyana malah tinggal tepat di depan rumah Andien. Danish yang jatuh dari atap rumah Andien dan mengaku berasal dari masa depan yakni tahun 2045 mulai menyelami serta mengisi hari-hari bersama Andien.
Awalnya mereka sering berseberangan namun seiring berjalannya waktu, keduanya mulai merasa dekat dan saling merasa kehilangan terutama setelah wanita ketiga yang bernama Sandra yang tak lain dan tak bukan adalah istri Renald menawarkan persahabatan yang tulus dan juga keteduhan sikap.
Ulasan
Novel ini mengangkat masa-masa pandemi yang
suram berikut pribadi orang-orang yang mengalami kejatuhannya. Selain tema lorong waktu yang mempertemukan Andien dengan Danish, calon suaminya di
masa depan, karakter dan pesan religinya sangat menyentuh. Alur yang
maju mundur, melompat dari 2021 ke tahun 2045 membuat bacaan ini menjadi
semacam refleksi diri akan sifat dan watak seseorang saat sedang
diguncang tragedi.
Andien yang masih galau dengan kemunculan Renald, justru menemukan persahabatan sejati justru melalui Sandra, istri yang merebut Renald dari Andien. Jangan lupakan Danish yang berperan sebagai pemberi kesejukan dan jalan keluar bagi setiap masalah Andien. Kesemuanya sangat bersinergi meski harus melompati waktu.
Andien yang masih galau dengan kemunculan Renald, justru menemukan persahabatan sejati justru melalui Sandra, istri yang merebut Renald dari Andien. Jangan lupakan Danish yang berperan sebagai pemberi kesejukan dan jalan keluar bagi setiap masalah Andien. Kesemuanya sangat bersinergi meski harus melompati waktu.
Novel karya-karya Achi TM selalu menyuarakan pesan religius dalam hubungan antar makhluk baik secara horizontal dengan sesama maupun vertikal pada Sang Pencipta. Dibalut oleh permasalahan baik yang pelik nan rumit atau ringan sekalipun, ceritanya selalu mengena di hati karena membumi dan ada di sekitar kita.
Kendati alur cerita kali ini rada bingung di awalnya, konsep maju mundur ini lama kelamaan menjadi relevan karena mengikuti sepak terjang seorang pemuda yang di masa lalunya masih memiliki persoalan lalu melompat ke masa depan demi mewujudkan garis takdirnya, berjumpa dengan pasangan hidupnya.
Setiap novel Achi pasti menonjolkan rasa syukur, takdir, ikhlas dan kepasrahan yang menggema bahkan hingga ke tahun 2045. Seluruh tokoh yang tampil bersikap abu-abu-kecuali salah satu sahabat Andien yang tetap bersikeras membenci Sandra sebagai biang keladi gagalnya Andien bersama Renald.
Karakter yang paling saya sukai tentu saja Andien karena ia mengalami jatuh bangun dalam meniti perjalanan hidupnya yang menantang. Kita pasti tahu pandemi itu seperti apa dahsyatnya, dan betapa sulitnya bangkit dari keterpurukan entah karena cinta, sahabat atau semesta yang tidak berpihak.
"Ya, pandemi membuat semua orang menyelamatkan tabungannya mereka. Andien mencoba tidak menyalahkan siapa-siapa. Keadaannya memang begini, mau bagaimana. Semua orang sedang mendayung perahu masing-masing agar tak tenggelam. Sampai Andien menyadari bahwa ada orang-orang seperti Danish dan Sandra yang masih mau berbagi dayung(hal 249).
Persahabatan, cinta dan komitmen adalah energi dan daya tarik paling asyik saat membaca novel ini. Menyelipkan dampak Covid 19 beserta kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh ketiga sahabat-Andien, Danish dan Sandra- serasa membangkitkan kesadaran bahwa pandemi tak hanya bikin terpuruk namun kesetiaan yang tulus.
Yang agak kurang sreg menurut saya adalah mengapa Danish harus menikahi wanita yang lebih tua? Saya berharap ada lebih banyak plot twist, mengingat setiap tokoh memiliki kemungkinan untuk mengalami perubahan. Danish sendiri patut diacungi jempol karena tetap setia mencari wanita yang pernah memberikan kesan mendalam sewaktu ia kecil. Cuma sekali lagi, kenapa harus dengan yang lebih tua? Begitu dalamnya rasa kasih itu ataukah ini memang cinta platonis yang harus berubah menjadi cinta sejati?
Pokoknya asyik kok membaca novel ini karena selain keseharian yang dialami oleh mereka yang terpuruk, waktu yang sangat panjang bagi Andien dan Danish rupanya telah mereka manfaatkan untuk saling memahami.
Tidak ada komentar: