Eleanor Oliphant Is Completely Fine
Gail Honeyman
Endang Sulistyowati-Penerjemah
Bhuana Ilmu Populer, 372
IPusSulteng
Sinopsis
Eleanor selalu melakukan segalanya sendiri tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kesehariannya sudah terjadwal rapi mulai dari bangun tidur, berangkat kerja, pulang kantor, lalu kembali ke rumah dengan sebotol vodka dan sepotong pizza beku sampai jatuh tertidur.
Dunia monotonnya berubah ketika Raymond, rekan kerja dari divisi TI memintanya membawa seorang kakek yang jatuh pingsan tak jauh dari Eleanor berdiri di trotoar ke rumah sakit terdekat. Sammy, nama kakek itu dirawat di rumah sakit dan Raymond mengajak Eleanor untuk membezuk orangtua itu. Gadis yang kaku ini begitu tersentuh oleh keramahan Sammy.
Sementara itu Eleanor yang tergila-gila dengan seorang musisi yang ia tonton saat bareng rekan kantornya, berusaha untuk memberikan kesan terbaik sebagai seorang fans saat Johnie Lomond akan manggung. Alih-alih mendapatkan perhatian dari musisi pujaannya, gadis ini justru harus menelan kekecewaan karena sang idola tak menggubrisnya.
Kenyataan pahit itu membuka kesadaran Eleanor bahwa tak ada orang yang menyayanginya-kecuali Raymond yang justru menjadi urutan terakhir pria yang akan ia toleh. Masa lalu yang kelam ditambah trauma kehilangan adiknya saat peristiwa kebakaran makin membuat gadis ini depresi.
Rasa kasih dan persahabatan yang tulus diulurkan oleh Raymond, ibu Raymond dan juga teman-teman sekantornya ketika ia sedang berjuang memerangi bayang-bayang ibunya yang terus mengontrol sikap dan meneror pikiran Eleanor. Berkat dr. Maria Temple terapisnya, Eleanor berhasil keluar dari cengkeraman sosok ibunya dan mendepaknya sekaligus.
Ulasan
Eleanor adalah gadis dewasa, sepintas
kehidupannya normal saja dan meski pribadinya yang tertutup, ternyata
dirinya menyimpan luka lama terutama tabir hidup yang mencekam saat
kebakaran di masa kecil yang harus ia singkapkan bersama Raymond, rekan
TI yang sama-sama bekerja di kantor.
Asyik sekali mengikuti gerak langkah Eleanor
yang tergila-gila pada musisi bernama Johnie Lomond dan upayanya saat
menyiapkan diri untuk pertemuannya dengan musisi itu mulai dari cukur
rambut bawah, belanja busana, sepatu bot dan lainnya, menyenangkan sekali rasanya.
Di sini kita akan melihat kehidupan Eleanor yang mampu secara finansial, lajang dan mandiri. Dia bisa membeli apa saja yang diinginkan kecuali teman akrab. Bukan salahnya jika ia selalu terlihat sendirian. Sesungguhnya bila di awal cerita terlihat begitu menyenangkan, maka siap-siap saja akan ada kejutan di baliknya.
Alurnya sejak awal hingga pertengahan cerita
terasa anteng, tenang tapi solid. Eleanor tak perlu repot untuk menyenangkan orang lain atau sebaliknya. Gempuran dan guncangan mulai datang di
seperempat akhir perjalanan novel ini. Mulai dari kekecewaan yang diterima dari idolanya, suara ibunya yang terus meneror lewat telepon, sampai harus berkonsultasi dengan terapisnya untuk menghilangkan depresi.
Ajaibnya selain menerima kekecewaan, di sisi lain Eleanor juga menerima pujian dan keberhasilan. Ketekunannya dalam mengolah data membuatnya dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dan berimbas dengan nilai gajinya. Lalu, ketidaksengajaannya berjumpa dengan Laura-putri Sammy mendorongnya ingin mengubah gaya rambut. Laura seorang penata rambut profesional dan menjadi salah satu teman baru yang sangat suportif.
Gaya rambut Eleanor yang terbaru sukses membuat semua rekan di kantornya melongo dan mengundang decak kagum. Penampilan Eleanor terlihat lebih segar. Di sini kita bisa lihat kendati Eleanor menghindar dari semua orang namun ia mampu meng-up grade diri tak peduli orang akan menggunjingkannya.
Pada fase ini Eleanor tak ubahnya dengan wanita di semua belahan di dunia ini yang selalu ingin menyendiri namun juga ingin membuktikan ke semua orang bahwa ia patut dihargai. Ia pun bersedia untuk membuka rahasia hidupnya yang kelam dengan susah payah. Dan ia berhasil membersihkan kerak-kerak duka yang menempel lama di benaknya, terutama hubungannya dengan sang ibu.
Aku dan Dr. Temple akan terus membicarakannya-kematian Marianne, bagaimana Mummy juga tewas, dan kenapa selama bertahun-tahun aku berpura-pura dia masih ada, masih bicara padaku...pasti butuh waktu lama dan prosesnya tidak akan mudah (hal 366).
Demikianlah, hal-hal unik yang bertolak belakang seakan menjadi pijakan Eleanor dalam menyiasati hidupnya. Rumah yang sepi, berubah menjadi sibuk akibat cara pandang yang berubah drastis selain juga kegiatan baru Eleanor untuk memberi makan dan membersihkan kotoran Glen.
Klasik, tapi menyentuh rasa
seakan diingatkan bahwa manusia itu memang harus perlu bantuan, perlu
teman bahkan dari seekor kucing bernama Glen. Singkatnya, Eleanor memang akan baik-baik saja sepanjang ia memiliki pegangan hidup yakni keyakinan untuk maju meninggalkan masa lalu yang buruk.
Tidak ada komentar: