Petaka Keluarga Inugami: Persengkongkolan dan Perebutan Warisan yang Sia-sia


 
 
Petaka Keluarga Inugami
Seishi Yokomizo
Milka Ivana (Penerjemah)
Gramedia Pustaka Utama, 376 hal
Books App
 

Sinopsis 

 
Seorang kakek bernama Inugami Sahei yang semasa mudanya hidup terlunta-lunta, kini telah menjelma menjadi orang paling kaya di desa. Semuanya itu tidak terlepas dari bantuan seorang pendeta yang pertama kali menemukan pemuda Inugami yang terlihat tak berdaya itu. 
 
Berkat pendeta Nonomiya Daini beserta istrinya Haruyo yang mengasihinya, Inugami menjadi sosok orang yang berhasil dan hidup mapan sampai ke anak cucu. Bersamaa dengan itu ada putri pendeta yang bernama Noriko menikah dan melahirkan putri satu-satunya, bernama Tamayo.
 
Keluarga Inugami sendiri memiliki tiga putri hasil dari hubungan pria ini dengan perempuan yang berbeda-beda. Semasa hidup Inugami tak pernah beristri. Putri pertama bernama Matsuko, lalu putri kedua Takeko, dan terakhir Umeko.
 
Kesemua putri masing-masing telah menikah dan para suami pun sudah memiliki jabatan penting di perusahaan yang dibangun Inugami. Suami Matsuko mengepalai kantor pusat pemintalan di Nasu. Sementara suami Takeko, Toranosuke menjadi kepala cabang di Tokyo, lalu suami Umeko, Kokichi mengepalai cabang perusahaan di Kobe.
 
Matsuko memiliki putra yang sedang berperang di Burma bernama Sukekiyo. Sementara Takeko punya dua anak, Suketake dan Sayako sedangkan Umeko hanya punya putra tunggal, Suketomo.
 
Ketika Inugami meninggal, pak tua ini meninggalkan surat wasiat yang harus dibacakan dan dihadiri semua keluarga besar hingga ke para cucu. Isi wasiat ini sangat mengejutkan karena Inugami menyatakan seluruh harta benda yang meliputi kapak, koto dan krisan jatuh ke tangan Tamayo dengan syarat harus bersuamikan salah satu dari cucu Inugami, yakni antara Sukekiyo, Suketake atau Suketomo.
 
Seakan menambah kejutan yang lebih besar lagi, Inugami bahkan meminta keluarga besarnya untuk memberi jatah 2/5 dari harta warisan untuk diberikan kepada Aonuma Shizuma, putranya sendiri hasil dari berselingkuh dengan wanita lain bernama Aonuma Kikuno semasa muda dahulu.
 
Situasi makin panas karena masing-masing memendam kekecewaan. Tamayo pun harus bersedia ke mana-mana dikawal Saruzo-pengawal pribadinya yang paling setia. Dan Matsuko tak akan membiarkan secuil harta warisan itu jatuh ke tangan yang tidak berhak selain untuk putranya sendiri. Ia berusaha melakukan segala cara agar seluruh harta itu bisa dikuasai, namun apa daya takdir semesta menghendaki lain.
 
Serentetan pembunuhan demi pembunuhan mulai menghantui para anggota keluarga Inugami. Suketake, Suketomo, dan Sukekiyo tewas terbunuh secara misterius tanpa diketahui siapa pelakunya. Detektif Kindaichi terpaksa harus memeras otak menelusuri pohon silsilah keluarga Inugami demi menangkap pelakunya.
 

Ulasan 

 
Membaca novel karya pengarang yang berkecimpung di genre misteri ini cukup memberi kewaspadaan untuk mengira-ngira siapakah yang akan menjadi pelaku dari seluruh kekacauan ini. Awal yang kurang memuaskan kiranya, karena ternyata kekacauan ini justru ditimbulkan oleh si mati, yakni Inugami sendiri yang sengaja memantik api kemarahan bagi keluarga yang menjadi ahli warisnya.
 
Dengan sengatan awal berupa isi surat wasiat yang menghebohkan ini diharapkan cerita akan semakin tajam, panas dan menukik. Memang pada akhirnya pembunuhan itu terjadi dan tetap saja detektif Kindaichi dibikin bingung sekaligus melongo oleh berbagai perkembangan di rumah Inugami.
 
Sebenarnya seru namun menurut saya kurang greget. Ada beberapa hal yang seharusnya membuat cerita penuh kengerian ini bisa lebih menghebohkan lagi. Alih-alih kisahnya bikin merinding, namun justru ceritanya meninggalkan lubang pertanyaan yang patut diisi dengan jawaban. 
 
Peran Tamayo yang pasif, Saruzo yang protektif cukup baik dalam memancing pembaca untuk menuduh mereka berdua sebagai tersangka.
 
Keluarga Inugami memang berkuasa termasuk dalam mengotak-atik siapa saja yang jatuh atau yang berhak untuk menjadi ahli waris. Orang-orang yang harus mati akibat berebut warisan hanyalah kesia-siaan.
 
Pada dasarnya perebutan warisan ini memakan korban. Dan novel ini lebih menonjolkan kebrutalan pembunuhan dibandingkan horor yang bikin merinding sekujur tubuh misalnya. Kehadiran Miyakawa Kokin sebagai guru koto terasa dipaksakan banget untuk menambah kericuhan perebutan itu. Padahal kurang penting.
 
Mungkin yang terasa lebih mencuri perhatian adalah sikap dan perangai pelaku yang begitu tenang dalam melenyapkan nyawa orang lain dan siap dengan segala risiko yang diambil. 
 

Saya bukannya ingin menyembunyikan kejahatan saya, baik dalam kasus Suketake maupun Suketomo. Bagi saya, sudah cukup asal sudah membunuh keduanya. Saya tidak peduli sekalipun nantinya tertangkap dan dieksekusi mati (hal 358)

 
 
 
Pelakunya bisa ditebak karena latar peristiwanya hanya seputar keluarga Inugami semata. Tidak ada pengembangan karakter yang luar biasa apalagi otak brilian yang menjelaskan semuanya dengan gamblang, selain hanya berdasarkan pengakuan yang bersangkutan.
 
Kali ini detektif Kindaichi tidak menunjukkan kecemerlangan penyelidikannya bahkan ia terlambat  menyadari bahwa salah satu sosok yang bertopeng itu adalah gadungan. 
 
Petaka Keluarga Inugami: Persengkongkolan dan Perebutan Warisan yang Sia-sia Petaka Keluarga Inugami: Persengkongkolan dan Perebutan Warisan yang Sia-sia Reviewed by Erna Maryo on September 11, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.