Sore; Istri dari Masa Depan
Suryana Paramita
Media Kita, 176 hal
iPusnas
Sinopsis
Sore tiba-tiba muncul di kehidupan Jonathan. Setelah mengaku sebagai istri masa depan dirinya, Jonathan yang kendati tak serta merta percaya, akhirnya bersedia membuka ruang hatinya untuk wanita misterius ini.
Banyak sudah yang dilakukan oleh keduanya dalam memberi perubahan besar terutama bagi Jonathan yang kerap menjalani hidup yang super berantakan. Merokok, begadang, malas memberesi rumah, dan lain-lain sehingga kehadiran Sore cukup memberi kesan yang tak terlupakan.
Sementara itu Sore ini pun memiliki permasalahan sendiri yakni waktu yang sangat terbatas untuk menjumpai Jonathan. Meskipun begitu ia harus mematuhi jadwal yang telah diberikan oleh Waktu dan berusaha meninggalkan pengaruh kebiasaan yang baik bagi Jo.
Ulasan
Kehebohan film dan web seriesnya mendorong saya untuk ikut membaca novelnya. Karakter Sore selayaknya istri yang ingin suaminya bisa hidup lebih tertata rapi tersampaikan di sini.
Berlatar kota Ponza, Italia, keduanya terlihat akrab dan luwes dalam menjalani kehidupan yang semu, karena Sore adalah calon istri Jo yang beberapa tahun lagi keduanya akan berjumpa, sehingga kisah suami istri ini seakan mendahului takdir pertemuan dan terasa makin lama kedekatan itu terjalin, makin sedih saja menghadapi perpisahannya.
Diceritakan dengan begitu manis namun getir karena sesungguhnya Sore harus menahan rahasia apa pun yang telah lebih dulu ia ketahui bila bersinggungan dengan suaminya. Seolah kehadirannya serupa bayangan yang melekat tak ingin jauh dari Jo.
Sampai-sampai Sore harus mencurangi waktu demi ingin bersama Jo. Dengan tebal yang hanya seratusan halaman, novel ini apik dengan diksi yang keren serta dialog yang mengalir lucu apa adanya.
Dalam bingkai novel sederhana ini selain menegaskan tentang cinta dan harapan untuk calon suami agar berubah kebiasaannya, hal yang paling menonjol dan selalu membayang-bayangi kehidupan keduanya adalah soal Waktu.
Waktu yang memiliki limit sangat ketat yang harus dimanfaatkan oleh Sore untuk bergerak secara sat set guna berjumpa dengan Jo di masa lalu dan karena desakan Waktu jugalah yang memaksa Sore segera kembali ke masa depan tak peduli hatinya mulai rapuh saat bersama Jo. Adegan ini ditandai dengan Sore yang selalu mimisan.
Mendadak, aku ingin curang. Kesempatan ini harus kucuri. Dalam dekapan Jo yang begitu erat, mungkin perjalanan ini tak akan berakhir dengan perjalanan sendirian (hal 118).
Seakan semuanya begitu tergesa-gesa, alur cerita digambarkan dengan begitu cepat dan tahu-tahu menyisakan kebingungan Jo yang diam-diam ditinggalkan Sore. Ide cerita ini terus terang pernah saya baca di novel barat, dan saat diadaptasikan ke gaya Indonesia rasanya terlihat bagus.













Tidak ada komentar: