Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa #2: Terjebak di Tengah Konspirasi Besar


 
 
Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa: Sepasang Elang dari Diyarbakir
Zaky Yamani
Gramedia Pustaka Utama, 352 hal
Gramedia Jogjakarta
 

 Sinopsis

 
 
Setelah bebas dari hukuman mati yang dijatuhkan pengadilan kerajaan Ottoman, hidup Samiam berubah total dari seorang pedagang rempah dari Lisboa menjadi seorang budak yang diperjualbelikan seharga 1500 akce. Untunglah ia dimerdekakan oleh majikannya yang baik hati, Syekh Ibn Wahab dengan syarat Samiam bersedia masuk Islam. 
 
Selanjutnya Samiam pergi ke Anatolia karena konon istrinya yang bernama Bianca serta Paman Joao telah dibawa oleh majikan budak mereka ke kota itu. Dengan ditemani Farhad sahabatnya yang berasal dari kelompok Banu Sasan, mereka berdua bertualang mengunjungi banyak negeri dan bertemu dengan loyalis Banu Sasan lainnya yang siap sedia melindungi Samiam dari kejaran agen-agen Fransiskan.
 
Saat singgah di kota Tabriz, keduanya ditemui anggota Banu Sasan setempat bernama Murad Mirza. Darinya Samiam mengetahui bahwa Paman Joao dan Bianca telah dicuci otaknya untuk menjadi pembunuh profesional yang rupanya diatur dengan sangat cermat oleh para petinggi Ottoman yang menginginkan pecahnya perang dengan cara membunuh penguasa Qizilbash (aliansi Ottoman), Muhammetnazar dan meracuni Syah Tahmasp, sang raja Safavid yang adalah sekutu Persia.
 
Samiam berjumpa dengan istrinya dalam kondisi sekarat akibat terkena panah di Teheran. Kematian Bianca menjadi pukulan yang berat dan mendorongnya untuk tetap meneruskan perjalanan berbekal tulisan tangan istrinya menuju Kerajaan Sunda. Samiam bertolak dengan menumpang kapal Arab dan akan turun di Goa India. Tanpa ia sadari dirinya ternyata satu kapal dengan Paman Joao.
 

Ulasan 

 
Menyambung kisah perjalanan yang pertama, kisah Samiam kali ini lebih seru dan masih terus menemui berbagai kesulitan dan masalah terutama dengan Porto de Graal. Masalah lain yang menghadang perjalanannya kali ini salah satunya adalah adanya konflik besar yang dipicu oleh konspirasi dua bangsa yang  berseteru yakni Kekaisaran Ottoman dan Kerajaan Persia.
 
Didorong oleh rasa cinta pada sang istri Bianca dan keselamatan Paman Joao yang terjebak dalam upaya pembunuhan berencana, Samiam pun ikut terperangkap dalam pusaran di antara faksi besar seperti agen-agen Fransiskan, agen Konstantinopel dan Takhta Suci yang mengejar hingga ingin membunuhnya. Tak ketinggalan kelompok gelandangan Banu Sasan ikut berurusan dengannya, tetapi yang justru melindunginya dan menjadi tameng sepanjang perjalanan.
 
Novel ini masih menonjolkan perjalanan dan pengalamannya dengan mengupas berbagai wilayah yang dikunjungi Samiam lengkap dengan latar sejarahnya sehingga pembaca serasa diajak dan mengikuti petualangan sang tokoh. Perlahan kita dituntun untuk memperoleh pengetahuan baru dan gambaran orisinil tentang banyaknya wilayah yang dilewati dan disinggahi yang mungkin baru sekali ini terdengar di telinga. 
 
Nama-nama tempat yang asing yang jarang terdengar di buku catatan sejarah namun sesungguhnya bergema dalam percaturan politik masa lalu begitu eksotis dan menjadikan pelindungnya yakni kekaisaran Ottoman ditahbiskan sebagai penguasa dominan dengan luas cakupan wilayah yang sangat besar kala itu. 
 

Konspirasi besar 

 
Selain perjalanannya yang terjal dan berliku, kisah Samiam yang terjebak dalam konspirasi politik antara kekaisaran Ottoman dan Kerajaan Persia cukup memperoleh porsi besar di mana tak hanya Samiam saja yang menjadi kelinci percobaan dan umpan, namun juga peran Paman Joao dan Bianca yang dijadikan pion oleh antek penguasa Ottoman dan bagian ini sangat menarik untuk diikuti.
 

Untuk menghindari semua itu, hal terbaik yang bisa kalian lakukan adalah menangkap Joao dan Bianca. Untuk bisa menangkap mereka berdua, aku satu-satunya umpan yang bisa menarik mereka untuk mendatangi kalian ( hal 251). 

 
Perintah untuk membunuh kedua aliansi masing-masing kerajaan cukup tegang mana kala sang Kepala suku Qizilbash (aliansi Ottoman) dan Kaisar Safavid, Syah Tahmasp ( aliansi Kerajaan Persia) telah diadu domba dengan mudahnya dan berakhir dengan pembunuhan.
 
Masih akan ada kelanjutannya di novel ketiga sehingga pertemuan demi pertemuan Samiam dengan para tokoh di novel ini sejatinya adalah mempersiapkan diri serta memperkaya batinnya akan makna hidup. Ibarat di jilid pertama Samiam baru menaiki kapal, dan sekarang di jilid kedua ini ia mengarungi lautannya.
 

Menjadi mualaf 

 
Banyak yang berubah dalam diri Samiam, salah satunya pengaruh besar sang majikan budak yang berhasil menjadikannya seorang muslim. Bahkan setelah menjadi mualaf pun Samiam yang terkesan masih gamang dan tetap bersikeras mencari leluhurnya yang berada di kerajaan Sunda ini pun harus terus mengalami kejutan demi kejutan hidup yang terus membayang-bayangi langkahnya. 
 
Membaca novel ini yang berisi catatan tentang suatu wilayah atau negeri yang berserak di sekitaran kekuasaan Ottoman tanpa sadar membuat wawasan kita tentang timur tengah  menjadi lebih tercerahkan. Selain cukup detail dalam menjelaskan seluk beluk negeri yang disinggahi, segala hal yang menyangkut sejarah masa lalu telah membuat kisah perjalanan Samiam yang dituangkan dalam buku harian ini sangat berharga, cukup kaya dan dominan dalam penjelajahan serta dramatis dalam karakter para tokohnya. 
 
Saking banyaknya wilayah yang menjadi tempat singgah, Samiam perlu menceritakan dan membagi kisahnya dalam dua alur; alur kilas balik dan masa kini. Berbekal buku harian, kita hanya dapat menggaris bawahi bahwa Samiam hanyalah manusia yang tak berdaya, hanya mengikuti nasib dan takdir yang mengantarkannya ke berbagai persoalan tapi juga penuh tekad serta tahan banting. 
 
Sementara itu Kerajaan Sunda yang kerap didengung-dengungkan sejak di novel jilid pertama, tak terlalu muncul ke permukaan di novel ini. Fokus Samiam lebih kepada keinginannya untuk bersama Bianca serta Paman Joao, terlebih dahulu sembari merancang perjalanan ke sana sehingga, saya yang mengikuti sejak di novel pertama tetap menyimpan rasa penasaran apakah yang terjadi dengan Kerajaan Sunda dan bagaimana kelanjutannya saat merapat di tanah India nantinya. Semoga di novel ketiga segalanya terungkap dengan jelas.
Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa #2: Terjebak di Tengah Konspirasi Besar Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa #2: Terjebak di Tengah Konspirasi Besar Reviewed by Erna Maryo on Desember 19, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.