Watersong: Ketakutan akan Tenggelam dan Ramalan yang Menghantui

 

 
Watersong
Clarissa Goenawan 
Lulu Fitri Rahman (Penerjemah)
Gramedia Pustaka Utama, 392 hal
EPerpusdikbud
 
 

Sinopsis



Akibat terlalu ingin menolong seorang klien wanita dari ancaman suaminya yang berbahaya, Shouji Arai terjerumus ke dalam sebuah pelarian dramatis dan meninggalkan kota Akakawa dengan tergesa-gesa hingga tak sempat mengajak Youko, kekasihnya untuk ikut pergi menyembunyikan diri. 

Apartemen Shouji terbakar dan menimbulkan perasaan yang campur aduk dalam diri pemuda itu. Saat pelariannya ia berjumpa dengan perempuan sesama alumni universitas Waseda di sebuah reuni kampus, Liyun, yang makin membuatnya apatis dan tertekan. Wanita kelahiran Singapura ini  tak hanya terampil mengurus ruangan tetapi juga pintar memasak ketika tinggal dalam satu apartemen milik Shouji.

Setelah berhasil mengusir Liyun keluar dari apartemennya, pemuda yang selalu mencari keberadaan kekasihnya ini tanpa diduga berjumpa kembali dengan mantan kliennya sewaktu Shouji dulu bekerja di sebuah kedai teh eksklusif. Klien wanita yang bernama Mizuki Harada itu rupanya juga memiliki jalan hidup yang cukup berliku setelah suaminya tewas. 

Pernah dalam suatu sesi pembicaraan di kedai teh dulu, Mizuki menuturkan bahwa dirinya terpikat oleh suara seseorang di telepon yang mengaku bernama Takeshi. Dan entah kebetulan atau tidak, ternyata Mizuki kini sekarang bekerja sebagai sekretaris Profesor Takeshi Gouda. 

Dalam pencariannya yang malang melintang dan setelah Shouji bepergian ke sana kemari, akhirnya ia bertemu kembali dengan Liyun di Singapura dan tanpa disangka-sangka wanita itu memberitahu keberadaan Youko. 

Pertemuan Shouji dengan ketiga wanita bermakna air itu sempat membuat pikirannya kembali diingatkan akan sebuah ramalan sewaktu kecil dulu dari wanita tua yang mengisyaratkan bahwa salah satu dari ketiga wanita ini akan membawa kemalangan bagi dirinya.

Ulasan


Saya penasaran dan bertanya-tanya apa kaitan dan makna judul dengan cerita yang akan ditampilkan di dalamnya. Sebelumnya saya lebih mengira bahwa kisahnya akan sedikit melankolis ketimbang cerita sebelumnya. Namun setelah membacanya saya hanya merasa bahwa kisahnya tidak terlalu 'menakutkan' dibandingkan dua judul novel karya pengarang ini sebelumnya.

 
Pembaca naif pasti akan terjebak oleh prolog yang begitu kentara, yang menggambarkan bahwa si anak laki ini akan mengalami malapetaka di suatu titik hidupnya. Namun ternyata kisahnya tidak demikian. Menelusuri petualangan Shouji pada akhirnya kita paham apa makna antara ramalan, air, tenggelam, dan ketiga perempuan yang bersinggungan dengan Shouji berikut nama-nama mereka yang kebetulan menyiratkan makna air.
 
Alih-alih mengharapkan akan ada bahaya atau kemalangan yang menimpa si tokoh utama ini, ceritanya ternyata justru lebih kompleks, sedikit berlapis dan harus dikupas satu per satu, meliuk-liuk menyenggol ke sana kemari mengikuti arah ke mana Shouji yang dituntun oleh nasib untuk bertemu ketiga perempuan misterius ini sehingga membuatnya terombang-ambing sekaligus menemukan jawabannya.
 

Melanggar kode kerahasiaan


Di dalam novel ini pengarang mengajak kita untuk membiarkan pikiran dan perasaan kita terlunta-lunta, terkatung-katung menanti jawaban yang muncul di akhir cerita. Dan karena melanggar kode kerahasiaan perusahaan di tempat kerjanya Shouji harus terombang-ambing, murung, terpisah dengan pacarnya Youko, menyelamatkan diri agar tidak dibunuh.

(Baca: Rainbirds)
 
Sekilas seperti sebuah misteri namun sesungguhnya ini adalah dua perjalanan masing-masing anak muda yang terpisah lalu dipertemukan kembali. Shouji terpengaruh oleh ramalan di waktu kecil dan seolah tersadar bahwa pertemuan dengan tiga perempuan bermakna air yakni Mizuki, Liyun, dan Youko akan menjerumuskan dirinya ke dalam malapetaka. Perjalanan Shouji penuh kegamangan dalam mencari Youko yang menghilang mendadak pasca apartemennya terbakar, sementara Youko yang melarikan diri ke Ikejima terus saja menanti kedatangan Shouji.
 
Karakter Shouji yang tertekan, bingung dan apatis itu dimanfaatkan oleh Liyun yang mampu mengamati setiap perubahan sikap pemuda itu. Tanpa disadari Shouji, Liyun siap mengungkapkan misteri tentang kaitan antara Youko dengan abangnya dan menjadi ledakan kekagetan bagi Shouji yang galau. Karakter Liyun menurut saya sangat menonjol dan menjadi penyeimbang yang bagus sekali di cerita ini.

"Youko masih hidup dan sehat," ucap Liyun kepadanya waktu itu. "Setidaknya sampai dua minggu lalu." Shouji terbelalak. "Apa maksudmu?"  "Dia datang ke Singapura pada peringatan kematian abangku." Hal 349



Masih sama dengan dua novel karya sebelumnya yang mengangkat dunia anak muda dengan latar cerita Jepang dengan segala masalah yang rumit dan mimpi buruk. Cerita kali ini berhubungan dengan air (klub renang) dan kisahnya lebih membumi, ringan serta lebih wajar eksekusinya.


Watersong: Ketakutan akan Tenggelam dan Ramalan yang Menghantui Watersong: Ketakutan akan Tenggelam dan Ramalan yang Menghantui Reviewed by Erna Maryo on November 30, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.